Selasa, Juni 11, 2024

Sejarah Muara Takus (6): Patapahan, Daerah Aliran Sungai Tapung Kiri; Nama Kampong Kota Batak di Daerah Sungai Tapung Kanan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Pada dasarnya sungai Siak berada di hilir/pesisir) dan sungai Tapung di hulu (pedalaman). Lantas mengapa ada kiri dan kanan seperti sungai Tapung Kanan dan sungai Tapung Kiri. Tidak ada sungai Siak Kiri dan dan sungai Siak Kanan; yang juga ada adalah sungai Kampar Kiri dan sungai Kampar Kanan, sungai Rokan Kiri dan sungai Rokan Kanan. 

Kabupaten Kampar terdiri kecamatan: XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Kota, Gunung Sahilan, Kampa, Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Kampar Kiri Hulu, Kampar Kiri Tengah, Kampar Utara, Koto Kampar Hulu, Kuok, Perhentian Raja, Rumbio Jaya, Salo, Siak Hulu, Tambang, Tapung, Tapung Hilir dan Tapung Hulu> Kecamatan Tapung terdiri dari desa-desa Air Terbit, Batu Gajah, Bencah Kelubi, Gading Sari, Indra Sakti, Indrapuri, Karya Indah, Kijang Rejo, Kinantan, Muara Mahat Baru, Mukti Sari, Pagaruyung, Pancuran Gading, Pantaicermin, Pelambaian, Petapahan, Petapahan Jaya, Sari Galuh, Sibuak, Sumber Makmur, Sungai Agung, Sungai Lambu Makmur, Sungai Putih, Tanjung Sawit dan Tri Manunggal (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kampong Patapahan di daerah aliran sungai Tapung Kiri? Seperti disebut di atas sungai Tapung di hulu ([pedalaman) sungai Siak di hilir (pesisir). Kampong Kota Batak di daerah aliran sungai Tapung Kanan. Lalu bagaimana sejarah Kampong Patapahan di daerah aliran sungai Tapung Kiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Kampong Patapahan di Daerah Aliran Sungai Tapung Kiri; Kampong Kota Batak di Sungai Tapung Kanan

Nama Patapahan telah disebut Thomas Dias pada tahun 1682. Saat itu Thomas Dias melakukan ekspedisi melalui muara sungai Siak menuju ibukota Pagaroejoeng (lihat Daghregister di Kasteel Batavia). Tim ekspedisi memulai dari suatu pelabuhan di sungai Siak, dan kemudian meneruskan pelayaran ke Patapahan selama tujuh hari.


Dalam ekspedisi ini Thomas Dias juga menyebut nama Ajertiris/Air Tiris (tidak jauh di hilir kampong Bangkinang). Dari Patapahan Thoma Dias akan melanjutkan ke Pagaroejoeng. Thomas Dias menyebut para pemimpin dari 50 tempat yang akan membantunya ke Pagaroejong. Dari Patapahan ke Air Tiris, lalu ke Belembij, Ridan, Cata Padan, setelah menyeberangi sungai dengan berenang tiba di kota Pacu, tujuh hari kemudian lewat hutan dan pegunungan tiba di suatu pemukiman tiga rumah, gunung tinggi Pima, 10 hari kemudian tiba di kota Nugam (empat hari dari Pagaroejoeng). Raja memberi izin di tiga pelabuhan di Patapahan, Siak dan Indragiri. Thomas Dias mendapat kesan bahwa Siak dan Indragiri telah dicaplok Raja Johor dan telah diklaimnya di bawah kekuasaannya. Namun sebelumnya Indragiri telah mendiri. Thomas Dias juga menyebut nama tempat Rombou dan Riau. Dalam pejalanan pulang tiba di Luca (dimana sungai Quantam) mengalir. Maranty, kota Sunipo, kota Ungam, daerah (pegunungan) Mediangem, kota Air Tanam, Pancalan Serre, Turusan, Catobaro, Merorum, Merobiaan, Tanjong Bale, Passar Lama, Oedjom Boket, kota Damo, kota Sava, kota Cuncto, Lagumo, Liepa Cain, Pacu. Calubee, lalu pergi ke (cata)Padan dan Belenbun serta Air Tiris.

Dalam laporan Thomas Dias pada tahun 1682, kampong Patapahan adalah pelabuhan penting di hulu sungai Siak. Namun tidak terinformasikasikan seberapa banyak populasi. Yang terinformasikan antara lain Air Tiris dengan populasi sebanyak 10.000 jiwa diantaranya 500 pedagang. Lantas mengapa nama Bangkinan disebut dalam laporan Thomas Dias? Boleh jadi karena tujuannya dari Patapahan melalui Air Tiris hanya ke (ibu kota) Pagaroejoeng di sebelah barat daya.


Air Tiris di sungai Kampar Kanan berada di selatan tepat berada garis tegak lurus dengan kampong Patapahan di sungai Tapung Kiri. Semenatara itu kampong Bangkinang di sebelah barat Air Tiris di hulu sungai/Kampar Kanan.

Sungai Tapung Kiri adalah salah satu cabang sungai Siak di arah hulu. Lalu dimana kampong Siak yang disebut Thomas Dias sebagai pelabuhan? Besar dugaan kampong Siak berada di kota Siak Indrapoera yang sekarang. Kota Pekan Baru yang sekarang berada di antara kampong Siak dan kampong Patapahan. Sungai Siak memiliki cabang di hulu berada di hulu kota Pekanbaru yang sekarang.


Cabang utama lainnya sungai Siak di hulu adalah sungai Tapung Kanan. Kampong Kota Batak berada di arah hulu sungai Tapung Kanan. Hulu sungai Tapung Kiri berada di (perbukitan) Tandoen. Salah satu cabang sungai Tapung kiri di wilayah hulu adalah sungai Sengingi (yang berhulu dekat sungai Kuantan). Di daerah aliran sungai Sengingi ini terdapat kampong Moera Lemboe. Cabang lainnya sungai Kampar Kiri adalah sungai Sebajang dimana terdapat kampong Koentoe. Kea rah hilir percabangan ini di sungai Kampar Kiri terdapat kampong Pakoe.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kampong Kota Batak di Sungai Tapung Kanan: Sungai Tapung di Hulu, Sungai Siak di Hilir

Tunggu deskripsi lengkapnya


 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: