*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini
Wilayah kabupatan
Tapanuli Tengah, di sepanjang pantai sebelah utara kota Sibolga dan kecamatan
Tapian Nauli adalah kecamatan Kolang, Sorkam, Sorkam Barat, Pasaribu Tobing,
Sosor Gadong, Barus, Barus Utara, Andam Dewi, Sirandorung dan Manduamas.
Diantara nama-nama kecamatan, nama yang sangat tua adalah Barus.
Kecamatan Barus di kabupaten Tapanuli Tengah ibu kota di Padang Masiang. Barus (nama laon Fansur) sebagai kota Emporium dan pusat peradaban abad 1-17. Kecamatan berada di pantai barat Sumatera ketinggian 0-3 M. Hingga abad ke-19, mayoritas etnis suku bangsa Minangkabau dan Aceh. Sejak terbentuknya Keresidenan Tapanuli banyak etnis Batak Toba dan Pakpak yang kemudian membentuk budaya Pesisir berbahasa Minangkabau logat Pesisir dan bahasa Batak. Penduduk di pesisir mempunyai marga sesuai dengan suku, orang Batak dengan marganya. Orang Minang sebagian besar bersuku/marga Tanjung dan Caniago, orang Nias marga Harefa dan Lase. Julukan "Kota Tua" karena Barus memiliki sejarah panjang dimana ada benteng Portugis dan makam kuno Makam Mahligai dan Papan Tinggi. Kecamatan Barus terdiri kelurahan Padang Masiang dan Pasar Batu Gerigis serta desa-desa Aek Dakka, Bungo Tanjung, Gabungan Hasang, Kampung Mudik, Kampung Solok, Kedai Gedang, Kinali, Pasar Terandam, Patupangan, Sigambo Gambo dan Ujung Batu (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah nama Barus masa ke masa di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas nama Barus adalah nama kuno yang berada di wilayah pesisir di pantai barat Sumatra di wilayah Tapanoeli. Lalu lintas perdagangan jaman kuno antara Angkola dan Barus. Lalu bagaimana sejarah nama Barus masa ke masa di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.