Minggu, September 01, 2024

Sejarah Lubuk Raya (10):Pohon Tusam Pinus Merkusi di Sipirok, Bahan Terpentin Zaman Kuno? Salju dan Pohon Cemara Tanah Tropis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Pohon tusam adalah pohon pinus Pinus Merkusi adalah tanaman khas di wilayah Angkola. Berbeda dengan di wilayah Kerinci dan Gayo, pohon tusam yang tumbuh di Sipirok, Angkola batangnya lurus bagaikan pohon cemara. Pohon tusam sendiri dianggap sebagai tanaman di belahan bumi utara. Mengapa ada pohon pinus di wilayah tropis. Pertanyaan yang sama mengapa ada salju di tropis di pegunungan Puncak Jaya di Papua.


Tusam sumatera (Pinus merkusii) merupakan tumbuhan runjung (Pinophyta) daun berbentuk jarum. Bentuk tajuk cenderung kerucut. Di wilayah hutan tropika terdapat di Sumatra ketinggian 600-1.500 dpl. Batangnya yang dapat mencapai 80 M yang disadap untuk mendapat getah sebagai bahan terpentin. Pohon tusam berumur panjang dan biasanya mencapai usia 100–1.000 tahun. Pohon tusam kulit batangnya bersisik. Pada dasarnya pohon tusam adalah khas belahan bumi utara. Di Australia di wilayah belahan bumi selatan diintroduksi baru sejak abad ke-19. Satu spesies pohon tusam di wilayah tropika berada di Sumatra tepatnya di Sipirok sudah ada sejak zaman kuno. Tusam di Sipirok sangat khas, batangnya lurus bagaikan pohon cemara. Secara lokal di tempat lain nama pohon tusam disebut senobar atau eru. Di wilayah Kerinci dan wilayah Gayo batanganya tidak lurus. Pohon tusam dapat mereduksi karbon dioksida dari atmosfer. Dalam industri batangnya sebagai bubur kertas, sementara di Tiongkok getahnya sebagai bahan obat bakar (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pohon tusam Pinus Merkusi di Sipirok, bahan terpentin zaman kuno? Seperti disebut di atas tusam adalah pohon khas di Sipirok, Angkola pohon khas belahan bumi utara yang juga terdapat di tropis di Angkola seperti halnya salju di wilayah tropis. Lalu bagaimana sejarah pohon tusam Pinus Merkusi di Sipirok, bahan terpentin zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Agustus 28, 2024

Sejarah Lubuk Raya (9): Orang Utan Mawas Sejak Zaman Kuno; Orang Utan di Borneo, Maias di Serawak dan Maos di Angkola


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Orang utan atau mawas juga ditemukan di wilayah Angkola. Carl Linnaeus tahun 1799 memberi nama Simia satyrus (monyet satir). Oleh karena tidak hanya satu spesies, penamaan kemudian disesuaikan tempat ditemukan seperti Pongo Tapanuli. Orang utan atau mawas di Kalimantan juga disebut orang panda, orang pandak, orang pendek, mawej, kahika, kahio, keoe dan majas. Pada masa ini, populasi orang utan dunia hanya tersisa 70.000 orang utan Kalimantan, 14.000 orang utan Sumatra, dan 800 orang utan Tapanuli.


Orang utan (bentuk tidak baku: orangutan) atau mawas adalah kera besar yang berasal dari hutan hujan Indonesia hanya ditemukan di sebagian Kalimantan dan Sumatra. Orang utan diklasifikasikan dalam genus Pongo dan awalnya dianggap hanya terdiri dari satu spesies. Sejak tahun 1996, orang utan dibagi menjadi dua spesies: orang utan kalimantan (P. pygmaeus, dengan tiga subspesies) dan orang utan sumatra (P. abelii). Spesies ketiga, orang utan Tapanuli (P. tapanuliensis), diidentifikasi secara definitif pada tahun 2017. Orang utan adalah satu-satunya genus yang masih hidup dari subfamili Ponginae, yang secara genetik terpisah dari Hominidae lain (gorila, simpanse, dan manusia). Orang utan termasuk primata yang paling cerdas. Mereka menggunakan berbagai peralatan rumit dan membangun sarang tidur yang kompleks setiap malam dari ranting-ranting dan dedaunan. Orang utan telah muncul dalam karya literatur dan seni dunia setidaknya sejak abad ke-18, terutama untuk mengomentari komunitas manusia. Seorang ahli primatologi, Birute Galdikas, memelopori studi lapangan tentang orang utan (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah orang utan mawas sejak zaman kuno? Seperti disebut di atas populasi orang utan hanya tersisa sedikit. Nama orang utan di Kalimantan, nama maias di Serawak dan mawas di Angkola. Lalu bagaimana sejarah orang utan mawas sejak zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, Agustus 26, 2024

Sejarah Lubuk Raya (8): Hapur dan Nama Kamper Kapur di Barus;Haminjon dan Nama Benzoin Kemenyan di Pedalaman Angkola


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Hapur dan haminjon adalah nama asli dalam bahasa Batak. Nama.menunjukkan asalnya. Ada aturan penamaan tumbuhan (taksonomi). Akan tetapi nama itu di Eropa menjadi kamper dan benzoin. Bagaimana nama hapur dan haminjon terbentuk? Nama menunjukkan asalnya. Namun nama yang lebih dikenal adalah kapur Barus (kapur dari Barus). Apakah juga ada kemenyan Barus?


Dalam kerajaan tumbuhan (plant kingdom) pada pengelompokan yang lebih rendah yakni famili (keluarga) dibagi lagi ke dalam genus (marga) baru kemudian dibagi lagi menjadi spesies. Dalam kerajaan Animalia, manusia memiliki nama ilmiah Homo sapiens, nama spesies manusia modern yang masuk ke dalam genus Homo, famili Hominidae, ordo Primata dan kelas Mammalia. Kapur Barus dihasilkan dari pohon kamper, nama ilmiah Dryobalanops camphora dan juga disebut Dryobalanops sumatrensis, Laurus sumatrensis, Dryobalanops aromatica, Dryobalanops junghuhnii. Kemenyan masuk famili Styracaceae dan genus Styrax. Kemenyan yang menghasilkan getah yang secara umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu kemenyan Sumatra (Styrax benzoin). Dalam perkembangan selanjutnya muncul nama-nama kemenyan bulu (Styrax paralleloneurus), kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J. Sm) dan kemenyan Siam (Styrax tokinensis). Sejak dahulu, jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara luas di Sumatera Utara (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah hapur dan nama kamper kapur di Barus, haminjon dan nama benzoin kemenyan di Angkola? Seperti disebut di atas hapur dan haminjon adalah nama asli untuk dua tanaman kuno yang masih eksis di Tanah Batak. Lalu bagaimana sejarah hapur dan nama kamper kapur di Barus, haminjon dan nama benzoin kemenyan di Angkola? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, Juli 26, 2024

Sejarah Lubuk Raya (7): Tambang Emas di Sumatra Sejak Zaman Kuno; Ptolomeus dan Nama Aurea Chersonesos (Aurea Pulau Sere)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Ahli geografi Yunani pada abad ke-2 Ptolomeus mengidentifikasi nama suatu daratan di sebelah timur India dengan nama Aurea Chersonesos. William Shakespeare (1564-1616) dalam dramanya "Romeo and Juliet" terdapat frase "What's in a name?" (Apalah arti sebuah nama?). Akan tetapi dalam sejarah zaman kuno nama Tacola pada peta Ptolomeus yang diidentifikasi sebagai Aurea Chersonesos mungkin memiliki arti tersendiri; Aurea dalam bahasa Yunani adalah emas dan nesos adalah pulau. Bagaimana dengan nama Cherso? Apakah cherso adalah sere? Terkesan dua kata yang mirip. Sere dalam bahasa Batak adalah emas.


Riwayat Sejarah Emas Pulau Sumatra: dari Anugerah Jadi Petaka. Afkar Aristoteles Mukhaer - Rabu, 17 April 2024. Nationalgeographic.co.id—Keberadaan emas di Sumatra sudah dikenal sejak awal kalender Masehi. Klaudius Ptolemaeus, ahli geografi Yunani di Aleksandria, Mesir membuat peta yang memuat dunia timur pada 150 M menamai Chyrse Chersonesos (Pulau Emas) pada daerah yang diyakini sejarawan sebagai Pulau Sumatra. Hanya sedikit sebenarnya yang diketahui orang Barat tentang dunia Asia, apa lagi kepulauan Asia Tenggara yang begitu banyak jumlahnya. Namun, narasi limpahan emas di sebuah dataran atau pulau di Timur ini cukup di kenal oleh peradaban Barat. Rujukan Sumatra sebagai Pulau Emas juga berdasar. I’Tsing ketika menyambangi Kerajaan Sriwijaya pada abad ketujuh Masehi menyebut pulau yang ditempati sebagai "Chin-chou" yang berarti Pulau Emas. Di India, Prasasti Nalanda dari tahun 820 dan Prasasti Tanjore dari tahun 1030 juga menyebut Suwarnadwipa, bahasa Sansekerta dari "Pulau Emas" untuk merujuk kawasan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Lantas bagaimana sejarah tambang emas di Sumatra sejak zaman kuno? Seperti disebut di atas nama Sumatra sudah dikenal sebagai sumber emas. Ptolomeus pada abad ke-2 menyebut pulau Sumatra dengan nama Aurea Chersonesos (Pulau Sere; Emas Sere Pulau). Lalu bagaimana sejarah tambang emas di Sumatra sejak zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, Juni 25, 2024

Sejarah Lubuk Raya (6): Nama Barus Masa ke Masa di Pantai Barat Sumatra; Lalu Lintas Perdagangan Kuno Antara Angkola - Barus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Wilayah kabupatan Tapanuli Tengah, di sepanjang pantai sebelah utara kota Sibolga dan kecamatan Tapian Nauli adalah kecamatan Kolang, Sorkam, Sorkam Barat, Pasaribu Tobing, Sosor Gadong, Barus, Barus Utara, Andam Dewi, Sirandorung dan Manduamas. Diantara nama-nama kecamatan, nama yang sangat tua adalah Barus.


Kecamatan Barus di kabupaten Tapanuli Tengah ibu kota di Padang Masiang. Barus (nama laon Fansur) sebagai kota Emporium dan pusat peradaban abad 1-17. Kecamatan berada di pantai barat Sumatera ketinggian 0-3 M.  Hingga abad ke-19, mayoritas etnis suku bangsa Minangkabau dan Aceh. Sejak terbentuknya Keresidenan Tapanuli banyak etnis Batak Toba dan Pakpak yang kemudian membentuk budaya Pesisir berbahasa Minangkabau logat Pesisir dan bahasa Batak. Penduduk di pesisir mempunyai marga sesuai dengan suku, orang Batak dengan marganya. Orang Minang sebagian besar bersuku/marga Tanjung dan Caniago, orang Nias marga Harefa dan Lase. Julukan "Kota Tua" karena Barus memiliki sejarah panjang dimana ada benteng Portugis dan makam kuno Makam Mahligai dan Papan Tinggi. Kecamatan Barus terdiri kelurahan Padang Masiang dan Pasar Batu Gerigis serta desa-desa Aek Dakka, Bungo Tanjung, Gabungan Hasang, Kampung Mudik, Kampung Solok, Kedai Gedang, Kinali, Pasar Terandam, Patupangan, Sigambo Gambo dan Ujung Batu (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Barus masa ke masa di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas nama Barus adalah nama kuno yang berada di wilayah pesisir di pantai barat Sumatra di wilayah Tapanoeli. Lalu lintas perdagangan jaman kuno antara Angkola dan Barus. Lalu bagaimana sejarah nama Barus masa ke masa di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, Juni 24, 2024

Sejarah Lubuk Raya (5): Nama Tapian Na Oeli di Teluk Tapanuli; Teluk Terbaik, Pulau Pontjang, Pulau Morsala, Kampong Sibolga


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah jaman kuno wilayah teluk Tapanuli? Yang jelas pada era VOC, William Marsden (1781) menyebut teluk Tapanoeli adalah pelabuhan terbaik di pantai barat Sumatra. Orang Inggris tidak berkedukan di kampong Tapian Na Oeli, tetapi lebih memilih di pulau Pontjang Ketjil. Mengapa? Selanjutnya pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda tidak memilih di pulau Pontjang tetapi lebih memilih di kampong Tapanoeli. Mengapa? Ketika residentie Tapanoeli dibentuk 1845 ibu kota (tempat kedudukan orang Belanda) direlokasi di (dekat) kampong Sibolga.


Tapian Nauli sebuah kecamatan di kabupaten Tapanuli Tengah, di sebelah barat laut Kota Sibolga. Kecamatan terdiri kelurahan Tapian Nauli II dan desa-desa Aloban, Bair, Mela I, Mela II, Mela Dolok, Tapian Nauli I, Tapian Nauli III, Tapian Nauli IV. Kecamatan Sarudik ibu kota di Pondok Batu. Kecamatan terdiri kelurahan Pasir Bidang, Pondok Batu, Sarudik, Sibuluan Nalambok dan desa Sipan. Kecamatan Pandan terdiri kelurahan Aek Sitiotio, Aek Tolang, Budi Luhur, Hajoran, Hajoran Indah, Kalangan, Kalangan Indah, Lubuk Tukko, Lubuk Tukko Baru, Mangga Dua, Muara Nibung, Pandan, Pandan Wangi, Pasar Baru, Sibuluan Baru, Sibuluan Indah, Sibuluan Nauli, Sibuluan Raya, Sibuluan Terpadu, Sihaporas Nauli dan desa Aek Garut dan Sitio Tio Hilir. Kecamatan Tukka ibu kota di Tukka. Kecamatan Tukka terdiri kelurahan Bona Lumban, Hutanabolon, Sipange, Tukka dan desa Aek Bontar, Aek Tolang Induk, Tapian Nauli Saur Manggita, Sigiring-giring, Sait Nihuta Kalangan II. Kecamatan Sitahuis, daerah pengunungan dimana terdapat jalan batu lubang, ibu kota di Nauli. Kecamatan terdiri kelurahan Nauli dan desa Bonan Dolok, Mardame, Naga Timbul, Rampa dan Simaninggir (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Tapian Na Oeli di teluk Tapanuli? Seperti disebut di atas catatan sejarah teluk Tapanuli sangat minim data dan baru terinformasikan pada era VOC. Pulau Pontjang dan pulau Morsala, teluk terbaik dan kampong Sibolga. Lalu bagaimana sejarah nama Tapian Na Oeli di teluk Tapanuli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, Juni 23, 2024

Sejarah Lubuk Raya (4): Nama Lumut dan Jago Jago, Pelabuhan Tempo Dulu di Daerah Aliran Sungai Lumut; Tentang Danau Pandan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Lumut adalah nama lama, yang namanya menjadi nama sungai. Kampong Lumut pernah menjadi pelabuhan wilayah Angkola sebelum relokasi ke Jaga-jaga. Kini di daerah aliran sungai Lumut terbentuk kecamatan Lumut dan kecamatan Sibabangun di hulu serta di hilir kecamatan Pinang Sori dan kecamatan Badiri. Bagaimana dengan wilayah kecamatan Sukabangun? Yang jelas ada danau Pandan di kecamatan Pinangsori.


Lumut adalah sebuah kecamatan di kabupaten Tapanuli Tengah ibu kota di kelurahan Lumut. Kecamatan Lumut terdiri kelurahan Lumut dan desa-desa Aek Gambir, Lumut Maju, Lumut Nauli, Masundung, Sialogo. Kecamatan Pinangsori ibu kota di kelurahan Pinangsori. Kecamatan Pinangsori terdiri dari kelurahan Albion Prancis, Pinang Baru, Pinangsori, Sitonong Bangun, Sori Nauli dan desa-desa Danau Pandan, Gunung Marijo, Parjalihotan Baru, Sihaporas, Toga Basir. Kecamatan Badiri ibu kota di desa Lopian. Kecamatan Badiri terdiri kelurahan Huta Balang, Lopian dan desa-desa Aek Horsik, Gunung Kulambu, Jago Jago, Kebun Pisang, Lubuk Ampolu, Pagaran Honas, Sitardas. Kecamatan Sibabangun dengan ibu kota di kelurahan Sibabangun. Desa-desa lainnya adalah Anggoli, Hutagurgurm Mombang Boru, Muara Sibuntuon, Sibio-bio, Simanosor. Kecamatan Sukabangun ibu kota di desa Pulo Pakkat. Kecamatan terdiri dari desa-desa Janji Maria, Pulo Pakkat I, Pulo Pakkat II, Sihadatuon, Sihapas dan Tebing Tinggi (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Lumut dan Jago Jago, pelabuhan tempo doeloe di daerah aliran sungai Lumut? Seperti disebut di atas kampong Lumut adalah pelabuhan di hulu sungai Lumut. Bagaimana dengan danau Pandan. Lalu bagaimana sejarah nama Lumut dan Jago Jago, pelabuhan tempo doeloe di daerah aliran sungai Lumut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, Juni 22, 2024

Sejarah Lubuk Raya (3): Muara Sungai Batang Toru di Pantai Barat Sumatra; Nama Kampong Hapesong, Kampong Muara Upu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Sungai Batang Toru adalah sungai besar berhulu di wilayah Silindung/Toba dan wilayah Sipirok dan bermuara di pantai barat Sumatra di Hapesong tempo doeloe. Mengapa nama sungai disebut Toru? Yang jelas kuni muara sungai Batang Toru tidak lagi di Kuala Batang Toru tetapi telah bergeser di Batu Mundom. Mengapa? Besar dugaan telah terjadi proses sedimentasi jangka panjang yang menyebabkan terbentuknya daratan baru (wilayah kecamatan Muara Batang Toru) yang sekarang.


Batang Toru sebuah kecamatan di kabupaten Tapanuli Selatan, ibu kota di Batang Toru. Kecamatan Batang Toru berbatasan dengan kecamatan Sibabangun, Tapanuli Tengah dan kecamatan Purba Tua, Tapanuli Utara. Kecamatan Batang Toru terdiri kelurahan Aek Pining, Perkebunan Batang Toru, Wek I Batang Toru, Wek II Batang Toru serta desa Aek Ngadol Nauli, Batu Horing, Batu Hula, Hapesong Baru, Hapesong Lama, Hutabaru, Huta Godang, Garoga, Napa, Padang Lancat, Perkebunan Hapesong, Sianggunan, Sigala-gala, Sipenggeng, Sisipa, Sumutan, Telo, Wek III Batang Toru dan Wek IV Batang Toru. Kecamatan Muara Batang Toru ibu kota di Huta Raja, kecamatan satu-satunya di kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di tepi laut. Kecamatan berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Tengah dan kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Muara Batang Toru terdiri kelurahan Huta Raja, Muara Ampolu dan Muara Manompas serta desa-desa Bandar Hanipis, Muara Huta Raja, Muara Upu, Pardamean, Simarlelan dan Terapung Raya (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah muara sungai Batang Toru di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas muara sungai Batang Toru diduga telah berbeda di masa lalu dengan di masa kini. Bagaimana dengan mama kampong Hapesong dan kampong Muara Upu. Lalu bagaimana sejarah muara sungai Batang Toru di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, Juni 21, 2024

Sejarah Lubuk Raya (2): Danau Siais, Sungai Aek Dano dan Aek Batu Mundom; Rianiate dan Nama Hapesong Sangkunur Tempo Dulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Danau Siais berada di desa Rianiate dan di desa Malombu. Kedua desa masuk wilayah kecamatan Angkola Sangkunur. Tidak jauh dari danau ini terdapat nama tempat Hapesong dan Sangkunur. Desa Hapesong masuk wilayah kecamatan Batangtoru. Nama Sangkunur kini digunakan menjadi nama kecamatan.


Danau Siais sebuah danau luas 45 Km² terletak di kecamatan Angkola Sangkunur, kabupaten Tapanuli Selatan, provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Angkola Sangkunur ibu kota di Simataniari. Kecamatan terdiri kelurahan Rianiate dan Sangkunur serta desa Aek Pardomuan, Bandar Tarutung, Batu Godang, Malombu, Perkebunan, Simataniari, Simatohir, Tindoan Laut. Sementara kecamatan Angkola Selatan (sebelumnya dengan nama Siais, 2007) ibu kota di Simarpinggan. Kecamatan Angkola Selatan terdiri dari kelurahan/desa: Napa, Pardomuan (termasuk Siondop), Simarpinggan, Tapian Nauli, Aek Natas, Dolok Godang, Gunung Baringin, Perk Marpinggan, Pintu Padang, Siamporik Dolok, Siamporik Lombang, Sibongbong, Sihopur, Sihuik Kuik, Sinyior, Situmbaga dan Tandihat. Sedangkan kecamatan Angkola Barat ibu kota di Sitinjak. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Kecamatan Padang Sidempuan Barat. Kecamatan Angkola Barat terdiri kelurahan/desa berikut: Simatorkis Sisoma, Sitinjak, Aek Nabara, Lembah Lubuk Raya, Lobu Layan Sigordang, Panobasan, Panobasan Lombang, Parsalakan, Sialogo, Sibangkua, Sigumuru, Sisundung, Sitaratoit, Siuhom (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah danau Siais, sungai Aek Dano dan Aek Batu Mundom? Seperti disebut di atas di dekat danau Siais terdapat nama-nama Rianiate dan nama Hapesong dan Sangkunur tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah danau Siais, sungai Aek Dano dan Aek Batu Mundom? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. 

Kamis, Juni 20, 2024

Sejarah Lubuk Raya (1):Gunung Lubuk Raya dan Singkuang; Sungai Batang Angkola Hulu di Gunung Lubuk Raya, Hilir di Singkuang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Apakah ada relasi antara gunung Lubuk Raya di wilayah Angkola dengan nama Singkuang di wilayah (kecamatan Muara Batang Gadis, kabupaten Mandailing Natal)? Tentu saja ada. Sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bertemu di wilayah Siabu yang ke hilir disebut sungai Batang Singkuang. Hulu sungai Batang Angkola berada di gunung Lubuk Raya.


Singkuang adalah salah satu desa di kecamatan Muara Batang Gadis di kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Ibu kota kecamatan di desa Pasar Singkuang. Wilayah kecamatan Muara Batang Gadis di belah sungai Batang Siangkuang (sungai Batang Gadis). Garis pantai melalu Pasar Singkuang hingga ke utara di kampong Moera Opoe dan di selatan di kampong Taboejoeng. Kecamatan Muara Batang Gadis terdiri desa-desa Batu Mundam, Huta Imbaru, Lubuk Kapundung, Lubuk Kapundung II, Manuncang, Panunggulan, Pasar I Singkuang, Pasar II Singkuang, Rantau Panjang, Sale Baru, Sikapas, Suka Makmur, Tabuyung dan Tagilang Julu. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama gunung Lubuk Raya dan Singkuang? Seperti disebut di atas, ; sungai Batang Angkola di hilir disebut sungai Singkuang. Sungai Batang Angkola hulu di gunung Lubuk Raya (Angkola). Lalu bagaimana sejarah nama gunung Lubuk Raya dan Singkuang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Juni 19, 2024

Sejarah Muara Takus (14): Sungai Batahan dan Sungai Batang Natal; Teluk Tempo Dulu, Nama Batang, Nama Batahan, Nama Batak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Sungai Batang Natal bermuara di kampong Natal, berhulu di gunung Sorik Marapi (Mandailing). Sungai Batang Batahan bermura di kampong Batahan, berhulu di gunung Malintang. Dua sungai ini saling berdekatan. Lantas apakah kedua sungai ini berkaitan satu sama lain di masa lampau?


Batahan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara berbatasan Sumatera Barat (Pasaman Barat). Kecamatan Batahan awalnya terdiri beberapa huta (desa) masuk kecamatan Natal, kabupaten Tapanuli Selatan. Kemudian pada tahun 1992 Kecamatan Natal dimekarkan menjadi tiga kecamatan yakni: Kecamatan Natal, Kecamatan Batang Gadis dan Kecamatan Batahan. Pada tahun 2007 kecamatan Batahan dimekarkan dengan membentuk kecamatan Sinunukan. Kecamatan Batahan terdiri kelurahan Pasar Baru Batahan dan desa-desa Banjar Aur, Batahan I, Batahan II, Batahan III, Batahan IV, Batu Sondat, Bintungan Bejangkar, Kampung Kapas I, Kampung Kapas II, Kuala Batahan, Kubangan Pandan Sari, Kubangan Tompek, Muara Pertemuan, Pasar Batahan, Pulau Tamang, Sari Kenanga Batahan, Wono Sari. Kecamatan Sinunukan terdiri desa-desa Airapa, Banjar Aur Utara, Bintungan, Bejangkar Baru, Kampung Kapas II, Pasir Putih, Sido Makmur, Sinunukan I, Sinunukan II, Sinunukan III, Sinunukan IV, Sinunukan VI, Suka Damai. Suka Damai II, Widodaren (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah sungai Batahan dan sungai Batang Natal? Seperti disebut di atas, sungai Batahan dan sungai (batang) Natal sangat berdekatan. Teluk tempo doeloe, nama Batang, nama Batahan dan nama Batak. Lalu bagaimana sejarah sungai Batahan dan sungai Batang Natal? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, Juni 18, 2024

Sejarah Muara Takus (13): Sungai Masang di Kinali Muara, Hulu Bonjol; Sungai Pasaman Berhulu di Gunung Kulabu di Mandailing


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Sungai Batang Masang berada diantara tiga kabupaten, yaitu kabupaten Agam, kabupaten Pasaman Barat dan kabupaten Pasaman. Sungai Batang Masang bermuara di kecamatan Kinali, kabupaten Pasaman Barat dan berhulu di kecamatan Bondjol kabupaten Pasaman. Sungai lainnya di wilayah Pasaman adalah sungai Pasaman (berhulu di gunung Kulabu) dan sungai Batang Sikarbou berhulu di gunung Malintang.


Berikut ini adalah daftar sungai yang mengalir di wilayah provinsi Sumatera Barat: Batang Agam, Batang Alahan Panjang, Batang Anai, Batang Arau, Sungai Danau Kariang, Batang Gasan, Batang Hari, Sungai Kampar, Sungai Kampar Kanan, Batang Kandis, Batang Kasang, Batang Kinali, Batang Kuranji, Batang Lunto, Batang Mangau, Batang Masang, Batang Ombilin/Batang Kuantan, Batang Sinamar, Batang Pasaman, Batang Sangir, Batang Selo, Batang Sri Antokan, Batang Sumpur, Batang Tabik, Batang Tarusan, Batang Ulakan, Batang Kinara, Batang Tampo, Sungai Jujuhan, Sungai Sihilang, Sungai Sindung, Sungai Surantih, Sungai Tapan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sungai Batang Masang, muara di Kinali dan hulu di Bonjol? Seperti disebut di atas sungai Batang Masang berada di wilayah Pasaman. Sungai Pasaman berhulu di gunung Kulabu Mandailing. Lalu bagaimana sejarah sungai Batang Masang, muara di Kinali dan hulu di Bonjol? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, Juni 17, 2024

Sejarah Muara Takus (12): Wilayah Mapat Tunggul Batas Hulu Sungai Kampar; Antara Muara Sungai Takus dan Muaro Sungai Lolo


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Wilayah Muara Takus berbatasan dengan kecamatan Mapat Tunggul dan kecamatan Mapat Tunggul Selatan, kabupaten Pasaman, kecamatan Kapur IX dan kecamatan Pangkalan Koto Baru kabupaten Lima Puluh Kota provinsi Sumatra Barat. Keutamaan kecamatan Mapat Tunggul Selatan dalam hal ini karena menjadi hulu sungai Kampar Kanan, sungai yang mengalir melalui Muara Takus.


Mapat Tunggul dan Mapat Tunggul Selatan adalah dua kecamatan di kabupaten Pasaman, provinsi Sumatera Barat. Batas wilayah di timur/utara           kabupaten Kampar dan kabupaten Rokan Hulu provinsi Riau; di barat kecamatan Rao dan kecamatan Rao Selatan. kecamatan Mapat Tunggul terbagi atas 3 nagari dan 15 jorong. Nagari Lubuk Gadang terdiri dari jorong Lubuk Gadang, Marapen dan Guo Siayung; Nagari Pintu Padang terdiri jorong Pintu Padang, Malancar dan Koto Sawah; Nagari Muarao Tais terdiri jorong Rumbai, Sungai Belut, Muaro Tais, Kampung Tengah, Benai, Botung Busuk, Sibintayan, Kubu Baru, dan Soma. Kecamatan Mapat Tunggul Selatan batas wilayah di utara kecamatan Mapat Tunggul, di timur kabupaten Kampar provinsi Riau dan kabupaten Lima Puluh Kota; di selatan         kecamatan Bonjol dan kecamatan Lubuk Sikaping; di barat kecamatan Panti, kecamatan Padang Gelugur dan kecamatan Rao Selatan. Kecamatan Mapat Tunggul Selatan terdiri Muaro Sungai Lolo terdiri jorong Muaro, Sungai Lolo, Pangian, Rotang Getah, Pertemuan, dan Sopan. dan Nagarri Silayang terdiri jorong Titian Batu, Aua Kuniang, Batang Silayang, Tigo Koto, Bangkok (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah wilayah Mapat Tunggul batas hulu sungai Kampar? Seperti disebut di atas ada keutamaan wilayah Mapat Tunggil karena hulu sungai Kampar yang memlalui Muara Takus. Wilayah antara kampong Muara Takus dan kampong Muaro Sungai Lolo. Lalu bagaimana sejarah wilayah Mapat Tunggul batas hulu sungai Kampar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, Juni 16, 2024

Sejarah Muara Takus (11):Jalan Darat Tempo Dulu di Wilayah Pedalaman; Jalan Tol Ruas Bangkinang dan Pangkalan Baru Masa Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah jalan? Tampaknya kurang mendapat perhatian. Dalam sejarah nusantara, khususnya di pulau Sumatra, yang pertama dicatat adalah jalan air melalui laut/pesisir dan sungai. Meski sangat minim data, jalan darat dapat ditelusuri secara geomorfologis. Jalan darat jaman kuno (jalan tradisi) ini terhubung dengan sungai atau pantai. Tempo doeloe candi Muara Takus hanya bisa dilihat dari perahu di sungai, kini candi dapat dilihat dari atas jalan tol.


Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum) jalan raya/jalan nasional di pulau Sumatra. Berdasarkan rute berdasarkan letaknya di Pulau Sumatra, terdapat 3 rute utama yaitu Jalan Raya Lintas Timur, Jalan Raya Lintas Tengah, dan Jalan Raya Lintas Barat. Kota-kota yang dilintasi Jalan Raya Lintas Timur: Sumatera Utara: Tebing Tinggi, Indrapura, Lima Puluh, Kisaran, Aek Kanopan, Rantau Prapat, Kota Pinang, Cikampak. Riau: Balam, Banjar 12, Ujung Tanjung, Duri, Kandis, Minas, Pekanbaru, Bandar Sei Kijang, Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, Pangkalan Lesung, Sorek Satu, Sorek Dua, Ukui, Lirik, Pematang Reba, Belilas, Seberida, Keritang dan Selensen. Jambi: Merlung, Sengeti, Kota Jambi, Tempino. Kota-kota yang dilintasi Jalan Raya Lintas Tengah: Sumatera Utara: Tebing Tinggi, Pematang Raya, Pematang Siantar, Parapat, Porsea, Balige, Siborong-borong, Tarutung, Sipirok, Padang Sidempuan, Sibuhuan, Panyabungan, Kota Nopan, Muara Sipongi. Sumatera Barat: Lubuk Sikaping, Bonjol, Bukittinggi, Padang Panjang, Solok, Sawahlunto, Kiliran Jao, Sungai Dareh. Jambi: Muara Bungo, Bangko, Pamenang Barat, Pamenang, Sarolangun. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah jalan darat rempo doeloe di wilayah pedalaman? Seperti disebut di atas catatan pertama hanya tentang jalan air (navigasi) tetapi juga dapat ditelusuri jalan darat yang dimulai di pedalaman. Jalan tol ruas Bangkinang dan Pangkalan Baru masa kini. Lalu bagaimana sejarah jalan darat rempo doeloe di wilayah pedalaman? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, Juni 15, 2024

Sejarah Muara Takus (10): Rokan di Hulu Sungai Rokan Kiri; Wilayah Antara Sungai Batang Loeboe - Hulu Sungai Kampar Kanan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah kota Rokan? Siapa yang peduli. Okelah, mari kita pelajari. Kota Rokan kini hanya sebagai ibu kota kecamatan di ujung kabupaten Rokan Hulu. Sebagai kota di hulu kabupaten Rokan Hulu, berbatasan langsung dengan kecamatan Mapat Tunggal (Selatan) di kabupaten Pasaman, provinsi Sumatra Barat. Kampong Rokan berada di daerah aliran sungai Rokan Kiri, wilayah diantara wilayah sungai Batang Loeboe di utara dan hulu sungai Kampar Kanan di selatan.


Rokan IV Koto adalah sebuah kecamatan di kabupaten Rokan Hulu, Riau dengan ibu kota kecamatan berada di Rokan. Rokan terletak sekitar 150 Km dari Pekanbaru, Alamnya asih asri. Beberapa objek wisata yang terdapat di Rokan yaitu: Komplek Istana Raja Rokan dan Makam Raja-raja Rokan, Puncak Kabur 550 M dpl, puluhan Air terjun (Ujan Lobek, kajatan baru, caraci manih, sei tolang, air terjun 3 tingkat muang kida), Selain pesona alamnya yang memukau, terdapat bahan baku pertambangan yaitu batu bara dan batuan Kapur (bahan dasar semen), lokasi batu bara terdapat di sebelah barat sekitar 20 Km dari kota Rokan. Kecamatan Rokan IV Koto terdiri dari kelurahan Rokan dan desa-desa Air Panas, Bengkolan Salak, Cipang Kanan, Cipang Kiri Hilir, Cipang Kiri Hulu, Lubuk Bendahara, Lubuk Bendahara Timur, Pendalian, Rokan Koto Ruang, Rokan Timur, Sikebau Jaya, Suligi dan Tanjung Medan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama Rokan di hulu sungai Rokan Kiri? Seperti disebut di atas, Rokan pada masa ini adalah suatu kampong yang juga ditabalkan menjadi nama kecamatan di kabupaten Rokan Hulu. Bagaimana dengan tempo doeloe? Wilayah antara sungai Batang Loeboe dan hulu sungai Kampar Kanan. Lalu bagaimana sejarah nama Rokan di hulu sungai Rokan Kiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, Juni 14, 2024

Sejarah Muara Takus (9): Kota Intan dan Kota Lama di Daerah Aliran Sungai Rokan Kiri; Bagan Siapi-Api di Hilir Sungai Rokan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Kota Intan kini masuk wilayah kabupaten Rokan Hulu. Kota Intan dulunya merupakan kerajaan di daerah aliran sungai Rokan/Rokan Kiri. Bagaimana dengan nama tempat Tanah Putih? Yang jelas Tanah Putih menjadi nama kecamatan di hilir sungai Rokan yang kini masuk wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Namun yang menjadi ibu kota di daerah hilir aliran sungai Rokan pada masa ini adalah Bagan Siapi-Api.


Kabupaten Rokan Hilir di Riau, yang dulu tiga kenegerian, yaitu Kubu, Bangko dan Tanah Putih di bawah Sultan Siak masuk dalam Kabupaten Bengkalis. Distrik pertama didirikan di Tanah Putih tahun 1890. Bagansiapiapi dimana pemukim-pemukim Cina dijadikan ibu kota tahun 1901. Pasca kemerdekaan, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis. Tahun1999 ditetapkan sebagai kabupaten dan Bagansiapiapi sebagai ibu kota. Batas wilayah utara Selat Malaka, timur Kota Dumai, selatan Rokan Hulu dan Bengkalis; barat Labuhanbatu/Selatan, Sumatera Utara. Mulai dari muara hingga ibukota Kecamatan Rimba Melintang daerah pasang surut. Kecamatan Tanah Putih hingga ke bagian selatan dari Kecamatan Bagan Sinembah bervariasi berombak hingga bergelombang ketinggian 5- 100 M. Kabupaten Rokan Hilir terdiri kecamatan Bangko, Sinaboi, Rimba Melintang, Bangko Pusako, Tanah Putih Tanjung Melawan, Tanah Putih, Kubu, Bagan Sinembah, Pujud, Simpang Kanan, Pasir Limau Kapas, Batu Hampar, Rantau Kopar, Pekaitan, Kubu Babussalam, Balai Jaya, Bagansinembah Raya dan Tanjung Medan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kota Intan dan Kota Lama di daerah aliran sungai Rokan Kiri? Seperti disebut di atas Kota Intan da Kota Lama kini di kabupaten Rokan Hulu, sementara di hilir Tanah Putih dan Bagan Siapi-Api di hilir sungai Rokan masuk kabupaten Rokan Hilir. Lalu bagaimana sejarah Kota Intan dan Kota Lama di daerah aliran sungai Rokan Kiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, Juni 13, 2024

Sejarah Muara Takus (8): Sungai Batang Kampar; Kerajaan Batoe Besoerat di Hulu Kampar Kanan, Kerajaan Pelalawan di Hilir


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Pada masa ini ada dua kabupaten di daerah aliran sungai Kampar, yakni kabupaten Kampar (di hulu) dan kabupaten Pelalawan di hilir. Sejarah sungai Batang Kampar diduga lebih awal dari sungai Siak. Mengapa? Situs tertua di provinsi Riau yang sekarang adalah candi Muara Takus di hulu daerah aliran sungai Kampar Kanan (lebih dekat ke wilayah Angkola Mandailing/Padang Lawas dan Minangkabau).


Pelalawan adalah sebuah kabupaten (hasil pemekaran dari kabupaten Kampar) di provinsi Riau, ibu kota di Pangkalan Kerinci. Wilayah dibelah aliran sungai Kampar dimana terdapat pertemuan sungai Kampar Kanan dan sungai Kampar Kiri. Kabupaten memilik beberapa pulau besar yaitu: Mendol, Serapung dan Muda serta pulau-pulau kecil: Tugau, Labuh, Baru, Ketam, Untut. Struktur wilayah daratan rendah dan bukit-bukit, dataran rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93% dari total keseluruhan. Sebagian wilayah merupakan daerah konservasi dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan tanah organik, air tanahnya payau. Batas wilayah di utara kabupaten Siak dan kabupaten Kepulauan Meranti; di timur kabupaten Karimun dan kabupaten Indragiri Hilir; di selatan kabupaten Kuantan Singingi dan Pasir Penyu, Indragiri Hulu; di barat kabupaten Kuantan Singingi, kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru. Kabupaten Pelalawan terdiri kecamatan-kecamatan: Bandar Petalangan, Bandar Sei Kijang, Bunut, Kerumutan, Kuala Kampar, Langgam, Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, Pangkalan Lesung, Pelalawan, Teluk Meranti, Ukui (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sungai Batang Kampar? Seperti di sebut di atas, sungai Batang Kampar adalah sungai besar yang di wilayah hulu sungai Kampar Kiri dan sungai Kampar Kanan. Tempo doeloe di daerah aliran sungai ini terdapat Kerajaan Batoe Besoerat di hulu sungai Kampar Kanan, Kerajaan Pelalawan di hilir. Lalu bagaimana sejarah sungai Batang Kampar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Juni 12, 2024

Sejarah Muara Takus (7): Gunung Sahilan di Sungai Kampar Kiri Hulu di Sungai Singingi; Sungai Kuantan dan Hulu Sungai Indragiri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Gunung Sahilan adalah nama desa, nama kecamatan di Kabupaten Kampar, Riau. Kota ini berada di daerah aliran sungai Kampar Kiri. Salah satu cabang sungai di wilayah hulu sungai Kampar adalah sungai Singingi. Hulu sungai Singingi dekat dengan daerah aliran sungai Koeantan. Kini kedua nama ditabalkan sebagai nama kabupaten di provinsi Riau (kabupaten Kuantan Singingi). Sungai Koeantan berhulu di Pagaroejoeng (disebut sungai Selo) dan di hilir sungai Kuantan disebut sungai Indragiri.


Kecamatan Gunung Sahilan terdiri dari desa-desa Gunung Mulya, Gunung Sahilan, Gunung Sari, Kebun Durian, Makmur Sejahtera, Sahilan Darussalam, Subarak, Suka Makmur dan Sungai Lipai Do. Kabupaten Kuantan Singingi pemekaran kabupaten Indragiri Hulu (ibukota Teluk Kuantan) terdiri dari kecamatan-kecamatan Benai, Cerenti, Gunung Toar, Inuman, Hulu Kuantan, Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Kuantan Mudik, Kuantan Tengah, Logas Tanah Darat, Pangean, Pucuk Rantau, Sentajo Raya, Singingi, Singingi Hilir. Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400–800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Terdapat dua sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Daerah aliran sungai Kuantan melalui 9 kecamatan yaitu Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar, Kuantan Tengah, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Inuman dan Cerenti. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Gunung Sahilan dan sungai Singingi hulu sungai Kampar? Seperti disebut di atas Gunung Sahilan adalah nama desa dan nama kecamatan di daerah aliran sungai Kampar dan sungai Singingi dekat dengan sungai Kuantan (hulu sungai Indragiri). Lalu bagaimana sejarah Gunung Sahilan dan sungai Singingi hulu sungai Kampar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, Juni 11, 2024

Sejarah Muara Takus (6): Patapahan, Daerah Aliran Sungai Tapung Kiri; Nama Kampong Kota Batak di Daerah Sungai Tapung Kanan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Pada dasarnya sungai Siak berada di hilir/pesisir) dan sungai Tapung di hulu (pedalaman). Lantas mengapa ada kiri dan kanan seperti sungai Tapung Kanan dan sungai Tapung Kiri. Tidak ada sungai Siak Kiri dan dan sungai Siak Kanan; yang juga ada adalah sungai Kampar Kiri dan sungai Kampar Kanan, sungai Rokan Kiri dan sungai Rokan Kanan. 

Kabupaten Kampar terdiri kecamatan: XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Kota, Gunung Sahilan, Kampa, Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Kampar Kiri Hulu, Kampar Kiri Tengah, Kampar Utara, Koto Kampar Hulu, Kuok, Perhentian Raja, Rumbio Jaya, Salo, Siak Hulu, Tambang, Tapung, Tapung Hilir dan Tapung Hulu> Kecamatan Tapung terdiri dari desa-desa Air Terbit, Batu Gajah, Bencah Kelubi, Gading Sari, Indra Sakti, Indrapuri, Karya Indah, Kijang Rejo, Kinantan, Muara Mahat Baru, Mukti Sari, Pagaruyung, Pancuran Gading, Pantaicermin, Pelambaian, Petapahan, Petapahan Jaya, Sari Galuh, Sibuak, Sumber Makmur, Sungai Agung, Sungai Lambu Makmur, Sungai Putih, Tanjung Sawit dan Tri Manunggal (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kampong Patapahan di daerah aliran sungai Tapung Kiri? Seperti disebut di atas sungai Tapung di hulu ([pedalaman) sungai Siak di hilir (pesisir). Kampong Kota Batak di daerah aliran sungai Tapung Kanan. Lalu bagaimana sejarah Kampong Patapahan di daerah aliran sungai Tapung Kiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.