*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini
Seperti
halnya sejarah Dolok Hole yang mewakili perbatasan wilayah Saipar Dolok Hole dan
wilayah Padang Lawas (Utara); sejarah Dolok Malea dapat dikatakan mewakili
perbatasan wilayah Panyabungan (Mandailing) dan wilayah Padang Lawas. Wilayah
Dolok Hole (gunung Tampoelonandjing) adalah hulu sungai Batang Pane yang
mengalir ke timur ke sungai Barumun; sementara hulu sungai Barumun berada di Dolok
Malea.
Dolok Malea dengan tinggi 1800 M. Gunung tertinggi yang membatasi wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas. Puncak gunung Dolok Malea merupakan hulu sungai Barumun yang mengalir ke pantai timur. Puncak gunung Dolok Malea diapit oleh dua sungai yakni sungai Aek Baroemoen Siamoen dan sungai Aek Baroemoen Siambirang yang kemudian bersatu yang ke hilir disebut sungai Aek Baroemoen. Dalam hal ini Aek Baroemoen Siambirang adalah ujung hulu sungai Baroemoen karena lebih jauh ke atas dari Aek Baroemoen Siamoen. Sementara itui di sebelah barat lereng gunung Dolok Malea mengalir (1) sungai Aek Siala Pajoeng yang melalui kampong Mompang Djoeloe lalu bermuara ke sungai Aek Batang Gadis, (2) sungai Aek Sopo Batoe melalui kampong Ranto Poeran dan kampong Goenoeng Toea (Panjaboengan) lalu bermuara ke sungai Batang Gadis.
Lantas bagaimana sejarah Dolok Malea, batas wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas? Seperti disebut di atas, Dolok Malea merupakan hulu dari sungai Barumun. Candi Simangambat du Mandailing dan candi Sangkilon di Padang Lawas. Lalu bagaimana sejarah Dolok Malea, batas wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.