Jumat, Mei 31, 2024

Sejarah Dolok Malea (14): Sungai Batang Gadis Sungai Aek Godang di Mandailing; Hulu di DanauTinggal Muara di DanauSiabu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Taman Nasional Batang Gadis (disingkat TNBG) adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal. berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan 2004. Yang dibicarakan dalam hal ini adalah sejarah sungai Batang Gadis yang berhulu di Danau Tinggal (sekitar gunung Kulabu) yang mengalir melalui Pakantan, Muara Sipongi, Kotanopan dan Panyabungan yang kemudian bermuara di Danau Siabu. Sungai Batang Gadis diperkaya dari aliran sungai di lereng gunung Sorik Marapi dan pegunungan Tor Sihite.


Sungai Batang Gadis adalah Sungai terpanjang di Kabupaten Mandailing Natal, dari wilayah hulu terjauh di Pakantan kemudian Muara Sipongi melewati Kotanopan, Panyabungan, Siabu, dan bermuara di Muara Batang Gadis. Mayoritas topografi pada DAS Batang Gadis merupakan wilayah pegunungan yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. DAS Batang Gadis merupakan kelompok DAS Pantai Barat Sumatera dimana aliran utama dalam DAS tersebut mengalir menuju pesisir barat Sumatera hingga bermuara di perairan Samudera Pasifik. Selain itu, sebelah timur bagian hulu DAS Batang Gadis disepanjang punggung pegunungan Bukit Barisan berbatasan dengan kelompok DAS Pantai Timur Sumatera yaitu DAS Barumun Bila dan DAS Rokan. Di sebelah utara berbatasan dengan DAS Batang Toru. Di sebelah selatan bagian hulu berbatasan dengan DAS Pasaman, DAS Batahan serta DAS Natal. Kemudian berbatasan dengan DAS Tabuyung disebelah barat hingga ke bagian hilirnya. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sungai Batang Gadis sungai Aek Godang di Mandailing? Seperti disebut di atas, sungai Batang Gadis adalah sungai yang mengikat penduduk Mandailing. Berhulu di Danau Tinggal dan bermuara di Danau Siabu. Lalu bagaimana sejarah sungai Batang Gadis sungai Aek Godang di Mandailing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, Mei 30, 2024

Sejarah Dolok Malea (13): Etnik Siladang di Daerah Aliran Sungai Batang Gadis; Orang Loeboe, Orang Oeloe di Wilayah Perbatasan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Sebagai nama etnik, nama Siladang tidak pernah terinformasikan. Hanya nama orang Loeboe yang sudah dikenal lama di wialayah Mandailing. Setelah laporan TJ Willer (1846), yang pertama menulis tentang orang Loeboe adalah CA van Ophuijsen (seorang guru di sekolah guru Padang Sidempoean 1881-1890). Lalu setelah Ophuijsen, kembali nama orang Loeboe tidak terinformasikan, dan baru kembali seorang jurnalis dari Deli Courant di Medan melakukan kunjungan ke Siladang pada tahun 1933.


Mengenal Siladang, Penduduk Ibu Kota Madina yang Punya Bahasa Sendiri. Nizar Aldi. DetikSumut, Medan 4 Feb 2023: Masyarakat Siladang merupakan kelompok penduduk yang berada di Panyabungan, Ibu Kota Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Uniknya, masyarakat Siladang memiliki bahasa sendiri yang berbeda dari bahasa etnis Mandailing. Masyarakat Siladang mendiami wilayah yang saat ini bernama Desa Aek Banir dan Desa Sipapaga. Keduanya desa ini hanya berjarak belasan kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Madina. Belasan tahun yang lalu, masyarakat Siladang merupakan kelompok masyarakat yang tertinggal. Masyarakat Siladang memiliki bahasa sendiri dalam berinteraksi sehari-hari. Mereka memiliki bahasa yang berbeda dari etnis Mandailing yang menghegemoni wilayah sekitar desa tersebut. Lantas bagaimana kisah masyarakat Siladang tersebut? (https://www.detik.com/).

Lantas bagaimana sejarah Siladang di daerah aliran sungai Batang Gadis? Seperti disebut di atas sebelum muncul nama Siladang yang sudah ada dikenal adalah orang Loeboe. Orang Loeboe dan Orang Oeloe di wilayah perbatasan. Lalu bagaimana sejarah Siladang di daerah aliran sungai Batang Gadis? Lantas bagaimana sejarah Siladang di daerah aliran sungai Batang Gadis? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Mei 29, 2024

Sejarah Dolok Malea (12): Gunung Baringin di Panyabungan Timur; Sungai Aek Pohon ke Arah Barat - Sungai Batang Lubu ke Timur


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Nama kampong Gunung Baringin ada di Mandailing, juga ada di Angkola Selatan dan di Sosa Padang Lawas. Drmikian juga dengan nama Aek Nabara. Yang tengah dibicarakan adalah nama desa Gunung Baringin dan nama desa Aek Nabara di kecamatan Panyabungan Timur. Di desa Gunung Baringi mengalir sungai Aek Pohon; desa Aek Nabara adalah hulu dari sungai Batang Lubu.


Gunung Baringin adalah kelurahan di kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kecamatan Panyabungan Timur sendiri terdiri dari kelurahan Gunung Baringin dan desa-desa Aek Nabara, Banjar Lancat, Huta Bangun, Huta Tinggi, Hutaimbaru, Pagur, Padang Laru, Pardomuan, Parmompang, Sirangkap, Ranto Natas, Tanjung, Tanjung Julu, Tebing Tinggi. Gunung Baringin adalah desa paling barat di kecamatan Panyabungan Timur, sebaliknya desa paling jauh di timur adalah desa Aek Nabara, desa yang berbatasan langsung dengan desa Kotanopan, kecamatan Rao Utara.

Lantas bagaimana sejarah Gunung Baringin di Panyabungan Timur? Seperti disebut di atas Gunung Baringin adalah desa paling barat dan desa paling rimur di kecamatan Panyabungan Timur adalah Aek Nabara. Sungai Aek Pohon mengalir ke arah barat dan sungai Batang Lubu ke arah timur. Lalu bagaimana sejarah Gunung Baringin di Panyabungan Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, Mei 28, 2024

Sejarah Dolok Malea (11): Sibuhuan di Hulu Sungai Barumun Menjadi Ibu Kota Padang Lawas; Moda Transportasi Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Jangan percaya dulu nama Gunung Tua adalah gunung tua. Mengapa? Dalam bahasa Batak tidak ada kosa kata gunung (mount) maupun kosa kata tua (old). Bagaimana dengan nama nama Sibuhuan? Sibuhuan sendiri barada di lembah hulu sungai Barumun (berdekatan dengan lembah hulu sungai Sosa).


Sibuhuan (atau yang sering disebut Pasar Sibuhuan) adalah ibu kota dari Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, Secara administratif, pusat pemerintahan Kabupaten Padang Lawas ini terletak di kecamatan Barumun. Dalam perkembangannya dibentuk kecamatan Ulu Barumun. Kecamatan Barumun terdiri dari kelurahan Pasar Sibuhuan dan desa-desa Arse Simatorkis, Bangun Raya, Bulusonik, Handis Julu, Hutarimbaru, Janjilobi, Pagaran Baringin, Pancaukan, Purbatua, Sayur Matua, Sialam Bue, Sibuhuan Jae, Sibuhuan Julu, Tanjung Botung, Tanjung Durian, Tano Bato. Kecamatan Ulu Barumun terdiri dari desa desa Aekharuaya, Handang Kopo, Matondang, Paran Batu, Paringgonan, Paringgonan Julu, Pasar Ipuh, Pintu Padang, Sibual-buali, Simanuldang Jae, Simanuldang Julu, Siraisan, Subulussalam, Tanjung dan Tapian Nauli. Ibu kota kecamatan Ulu Barumun di Paringgonan
. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Sibuhuan di hulu sungai Barumun? Wilayah hulu sungai ini berada di lembah yang diapit dua rantai pegunungan dan dolok pemisah dengan wilayah lembah hulu sungai Sosa. Moda transportasi masa ke masa. Lalu bagaimana sejarah Sibuhuan di hulu sungai Barumun? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, Mei 27, 2024

Sejarah Dolok Malea (10): Nama Sungai Sosa Nama Kampong Mondang Tempo Dulu; Batas Wilayah Batak, Melayu, Minangkabau


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Nama Sosa ditemukan di berbagai bagian dunia apakah sebagai nama tempat atau nama orang/marga. Nama Sosa juga ditemukan di wilayah Padang Lawas sebagai nama sungai. Dua nama kampong terpenting tempo doeloe di daerah aliran sungai Sosa adalah Mondang dan Daloe-Daloe. Pada masa ini nama Sosa menjadi nama kecamatan di Tapanulis Selatan/Padang Lawas, dimana Mondang sebagai salah satu desa di kecamatan.


Sosa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Sosa terdiri dari desa-desa: Aek Tinga, Aer Bale, Gunung Baringin, Huta Imbaru, Huta Raja Lama, Janji Raja, Mondang, Parau Sorat, Pasar Ujung Batu, Plasma Mondang, Rao Rao Dolok, Simarancar, Sisoma, Tanjung Bale, Tanjung Botung Sosa Jae dan Ujung Batu. Pasar Ujung Batu merupakan ibukota kecamatan Sosa. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama sungai Sosa dan nama kampong Mondang tempo dulu? Nama kampong Mondang di daerah aliran sungai Sosa. Wilayah Batak berbatasan dengan wilayah Melayu dan wilayah Minangkabau. Lalu bagaimana sejarah nama sungai Sosa dan nama kampong Mondang tempo dulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, Mei 26, 2024

Sejarah Dolok Malea (9):BatangLubu Sutam; Sungai Si Oetam dan Sungai Batang Loeboe; Riwayat Candi Manggis dan Orang Lubu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Wilayah perabatasan dengan Riau dan Sumatra Barat. kecamatan Batang Lubu Sutam, kecamatan Sosa dan kecamatan Mandailing Timur kurang terinformasikan. Wilayah kecamatan Batang Lubu Sutam tepat berada di perbatasan tiga provinsi (Sumatra Utara, Riau dan Sumatra Barat). Wilayah kecamatan Batang Lubu Sutam kini seakan terpinggirkan ke pinggir, tetapi di masa lampau diduga kuat sebagai salah satu pusat peradaban yang penting.  


Batang Lubu Sutam adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Kecamatan Lubu Sutam terdiri dari desa-desa: Aek Sorik, Botung, Hatongga, Huta Baru, Hutanopan, Manggis, Muara Malinto Baru, Muara Malinto Lama, Pagaran Dolok Pinarik, Pagaran Manggis, Pagaran Tayas, Pinarik, Siadam, Siojo, Tamiang, Tandalon, Tangga Batu, Tanjung Barani, Tanjung Baru, Tanjung Botung Pinarik. Kecamatan Batang Lubu Sutam berbatasan langsung dengan kecamatan Tambusai, kabupatan Rokan Hulu, Riau. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Batang Lubu Sutam, sungai Si Oetam dan sungai Batang Loeboe? Seperti disebut di atas wilayah ini kini seakan kurang terinformaskan. Bagaimana pada masa lampau? Riwayat candi Manggis dan Orang Lubu. Lalu bagaimana sejarah Batang Lubu Sutam, sungai Si Oetam dan sungai Batang Loeboe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, Mei 25, 2024

Sejarah Dolok Malea (8): Daludalu di Daerah Aliran Sungai Sosa; Benteng Dalu-Dalu di Tambusai Era Pemerintah Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Sebelum dikenal nama Pasir Pangaraian, sudah dikenal Dalu Dalu sebagai nama tempat dimana terdapat benteng Tuanku Tambusai dan pengikutnya bertahan (dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda). Benteng ini berhasil ditaklukkan pada tahun 1838.  Penyerangan ke benteng Dalu Dalu dilakukan setelah benteng Bonjol ditaklukkan pada tahun 1837. Basis penyerangan dpusatkan di benteng Portibi (Padang Lawas).


Daludalu adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Kecamatan Tambusai terduri kelurahan Tambusai Tengah dan desa-desa Batang Kumu, Batas, Lubuk Soting, Rantau Panjang, Sialang Rindang, Suka Maju, Sungai Kumango, Tali Kumain, Tambusai Barat, Tambusai Timur dan Tingkok. Kecamatan Tambusai Utara terdiri desa-desa Bangun Jaya, Mahato, Mahato Sakti, Mekar Jaya, Pagar Mayang, Payung Sekaki, Rantau Sakti, Simpang Harapan, Suka Damai, Tambusai Utara dan Tanjung Medan. Ibu kota kabupaten Rokan Hulu berada di Pasir Pangaraian. Jarak dari (benteng) Dalu Dalu ke Pasir Pangaraian sekitar 37 Km. Kecamatan Tambusai (berbatasan langsung dengan kecamatan Huta Raja Tinggi, kabupaten Padang Lawas, provinsi Sumatera Utara). Ibu kota kabupaten Padang Lawas berada di Sibuhuan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Daludalu di daerah aliran sungai Sosa? Seperti disebut di atas, Daludalu di daerah aliran sungai Sosa; Benteng Dalu-Dalu di Tambusai pada era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah Daludalu di daerah aliran sungai Sosa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, Mei 24, 2024

Sejarah Dolok Malea (7): Rokan dan Daerah Aliran Sungai Rokan; Jalan Darat via Candi Sangkilon Candi Manggis Candi MuaraTakus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Lain di hulu, lain di hilir. Rokan Hilir di pesisir, Rokan Hulu di pegunungan. Rokan sendiri adalah nama kampong tua yang berada di Rokan Hulu, nama yang diambil untuk nama sungai. Yang dibicarakan dalam hal ini adalah wilayah Rokan Hulu yang berbatasan dengan wilayah Padang Lawas, Mandailing dan Rao. Apa pentingnya? Penting untuk menjelaskan keberadan situs-situs seperti candi.


Sungai Rokan adalah sebuah sungai yang terletak di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Sungai Rokan merupakan sungai terbesar di Riau yang melintas sejauh 350 kilometer dari Pegunungan Bukit Barisan, di Rokan Hulu hingga ke hilirnya di Rokan Hilir, sampai bermuara di Selat Malaka. Sebagai sungai terbesar, Sungai Rokan memainkan peranan penting sebagai lalu lintas penduduk dan sumber ekonomi masyarakat. Sungai-sungai lainnya adalah Sungai Kubu, Sungai Daun, Sungai Bangko, Sungai Sinaboi, Sungai Mesjid, Sungai Siakap, Sungai Ular dan lainnya. Sungai Rokan ini juga sering dilalui oleh pengarang asal Riau, yaitu Suman HS. Dia melewati sungai Rokan menuju Pasirpangaraian untuk menyebarkan ilmu agama dan juga ilmu sastra. Sungai ini mengalir di wilayah tengah pulau Sumatra (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Rokan dan daerah aliran sungai Rokan? Seperti disebut di atas, ada Rokan di hilir dan ada Rokan di hulu. Rokan hulu adalah dunia lama di daerah aliran sungai Rokan. Candi Sangkilon, candi Manggis dan candi Muara Takus dalam satu garis jalan darat. Lalu bagaimana sejarah Rokan dan daerah aliran sungai Rokan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, Mei 23, 2024

Sejarah Dolok Malea (6): Muara Sipongi dan Sungai Batang Gadis, Sungai Sibinail; Nama Shi-li-fo-shi (I’tsing) Diantara Puli dan Panti


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Kota Miara Sipongi hingga ini hari tetap penting. Pada masa ini kota Muara Sipongi berada di perbatasan antara Mandailing/Tapanuli dengan Rao/Pasaman. Bagaimana pada masa lampau? Yang jelas pada masa ini di wilayah Muara Sipingi terdapat orang Oeloe (diantara hulu sungai Batang Gadis dan hulu sungai Rokan. Apakah itu menjadi penting? Tempo doeloe ada nama tempat disebut Shi-li-fo-shi dan apakah nama tempat itu adalah Muara Sipongi?


Orang Ulu (Bahasa Ulu: Urak Tanah Ulu) atau Urak Tanah Ulu Muoro Sipongi merupakan masyarakat yang mendiami Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Mereka mengamalkan Adat Minangkabau yang Matrilineal dengan klan/marga (suku) Kandak Kepuh, Pungkik dan Mondoilik. Klan/marga ini sama dengan yang di Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Kandang Kopuah, Pungkuik dan Mondiliang). Rao merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Muara Sipongi. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Muara Sipongi, sungai Batang Gadis dan sungai Sibinail? Seperti disebut di atas, di wilayah Muara Sipongi yang sekarang terdapat Orang Oeloe dan apakah keduanya terkait? Nama Shi-li-fo-shi (I’tsing) diantara nama tempat Puli dan nama tempat Panti. Lalu bagaimana sejarah Muara Sipongi, sungai Batang Gadis dan sungai Sibinail? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Mei 22, 2024

Sejarah Dolok Malea (5): Nama Sangkilon di Padang Lawas Setua Apa? Candi Sangkilon, Kampong Sangkilon dan Aek Sangkilon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah nama Sangkilon? Sangkilon adalah suatu nama yang unik (mungkin hanya satu-satunya di wilayah Padang Lawas). Yang di kampong Sangkilon terdapat candi yang dikenal sebagai candi Sangkilon. Adanya candi mengindikasikan wilayah Sangkilon sudah dikenal sejak lama. Salah satu nama kampong tetangga Sangkilon adalah kampong Parsombaan.


Sangkilon merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Lubuk Barumun, kabupaten Padang Lawas. Lubuk Barumun adalah hasil pemekaran dari kecamatan Barumun. Ada peninggalan sejarah seperti candi Biara di muara sungai Sangkilon dan Batu Nadua dengan Lubuk Komannya. Kecamatan Lubuk Barumun terdiri desa-desa: Aek Lancat, Batang Bulu Jae, Batang Bulu Tanggal, Batang Tanggal Baru, Bonal. Gunung Manobot. Huta Dolok Latong, Huta Ibus, Huta Lombang. Huta Nopan, Janji Lobi Lima, Janji Matogu, Pagaran Jae Batu, Pagaran Jalu Jalu, Pagaran Malaka, Pagaran Mompang, Pagaran Silindung, Parsombaan, Pasar Latong, Sangkilon, Siali Ali, Sihiuk, Surodingin, Tangga Bosi (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama Sangkilon di Padang Lawas seberapa tua? Seperti disebut di atas Sangkilon adalah nama kampong, nama sungai dan nama candi. Candi Sangkilon di kampong Sangkilon di daerah aliran sungai Aek Sangkilon. Lalu bagaimana sejarah nama Sangkilon di Padang Lawas seberapa tua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, Mei 21, 2024

Sejarah Dolok Malea (4): Nama Siraisan di Lereng Dolok Malea, Batas Pegunungan dan Dataran Rendah Padang Lawas; Pagaran Bira


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Kemarin Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal. Yang dibicarakan dalam hal ini adalah nama kampong Siraisan. Sungai Aek Siraisan (yang mnejadi hulu sungai Barumun) berhulu di puncak gunung Dolok Malea yang kemudian mangalir melalui kampong Siraisan. Tetangga kampong Siraisan adalah kampong Pagaran Bira (kecamatan Sosopan), yang di masa lampau menjadi penting karena pintu gerbang perlintasan jalan setapak dari Mandailing melalui lereng gunung Dolok Malea.


Siraisan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Ulu Barumun, kabupaten Padang Lawas. Kecamatan Ulu Barumun dimekarkan pada tahun 2003 dari Kecamatan Barumun (saat masih Kabupaten Tapanuli Selatan) dengan pusat pemerintahannya di Paringgonan. Ketinggian wilayah Kecamatan Ulu Barumun berkisar antara 200–400 M. Wilayah administrative utara  Kecamatan Sosopan; timur Kecamatan Lubuk Barumun dan Kecamatan Barumun; selatan Kecamatan Barumun; barat Kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Ulu Barumun terdiri dari 15 desa. Nama-nama desanya yaitu: Aekharuaya, Handang Kopo, Matondang, Paran Batu, Paringgonan, Paringgonan Julu, Pasar Ipuh, Pintu Padang, Sibual-buali, Simanuldang Jae, Simanuldang Julu, Siraisan, Subulussalam, Tanjung, Tapian Nauli (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama Siraisan di lereng gunung Dolok Malea, batas wilayah pegunungan dan wilayah dataran rendah Padang Lawas? Seperti disebut di atas, hulu sungai Barumun yang disebut sungai Aek Siraisan berhulu di puncak gunung Dolok Malea.  Tetangga kampong Siraisan adalah kampong Pagaran Bira. Lalu bagaimana sejarah nama Siraisan di lereng gunung Dolok Malea, batas wilayah pegunungan dan wilayah dataran rendah Padang Lawas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, Mei 20, 2024

Sejarah Dolok Malea (3): Nama Dolok Malea dan Nama BahasaMelayu;Nama Molayu oleh I’tsing hingga Nama Malaiur Prasasti Tanjore


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini


Salah satu yang masih misteri dalam sejarah zaman kuno adalah nama Molayu yang disebut oleh I’tsing pada abad ke-7. Para peneliti pada era Hindia Belanda, menyebut nama tempat Molayu itu di Jambi tetapi juga ada yang tidak sependapat. Pada abad ke-11 dalam prasasti Tanjore disebut nama Malaiur. Marco Polo dalam pelayarannya juga menyebut nama Malaiur.


Nepenthes dubia (Malea, Sumatra). Description. Nepenthes dubia is known from only two mountains: Mount Talakmau, West Sumatra (1800-2700m), and Gunung Malea, North Sumatra (1600-2200m). These plants are from the second and more recently discovered location. The lower pitchers of this variety are reddish, and often quite dark. Young plants are much more colorful than comparable plants from G. Talamau. The upper pitchers on this form are pure yellow or yellowish green, as opposed to the more orange uppers from G. Talamau. Intermediate pitchers are often striped. Nepenthes dubia is a diminutive and dainty species known from only two peaks in the Barisan mountain range of Sumatra. N. dubia is found growing in mossy forests, either epiphytically at lower elevations, or terrestrially in moss clumps at high altitudes (2200m+) amongst the stunted alpine vegetation. It is a true highland plant, though faster growing than many other highlanders. The name ëdubiaí is latin for ìdoubtfulî referring itís similarity to N. inermis and initially being mistaken for a possible hybrid. (https://wistuba.com/)

Lantas bagaimana sejarah nama Dolok Malea dan nama bahasa Melayu? Seperti disebut di atas dalam pelayaran I’tsing abad ke-7 menyebut nama Molayu. Sumber lain pada abad ini adalah prasasti Kedukan Bukit dan nama Malaiur di dalam prasasti Tanjore abad ke-11. Bagaimana dengan nama Dolok Malea? Lalu bagaimana sejarah nama Dolok Malea dan nama bahasa Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, Mei 19, 2024

Sejarah Dolok Malea (2):Danau Siabu Danau Zaman Kuno Sungai Batang Angkola dan Batang Gadis Bermuara; Rodang di Siabu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Di pulau Sumatra banyak danau pegunungan, seperti danau Takengon, danau Toba, danau Siais, danau Maninjau, danau Kerinci dan danan Rau.Yang terbesar danau Toba. Di Angkola Mandailing juga ada danau Marsabut di Sipirok dan danau Laut di Pakantan. Dalam hubungan tersebut, apakah rodang di Siabu adalah danau yang hilang di masa lampau?


Terkait Rodang di Siabu, Lebih Menjanjikan Dibuat Waduk dan PLTA. 10/09/2017. Irwan Hamdani Daulay, SPd. Siabu (Malintangpos Online): Tokoh Pemuda Kab.Madina Irwan H Daulay menilai terkait Rodang Kec Siabu, lebih layak dijadikan sebagai waduk untuk sentra perikanan darat, obyek pariwisata dan PLTA daripada dibuat sawah baru. “Rodang yang luasnya 500 Ha, yang berada di wilayah Tapsel dan Madina tersebut sangat tidak layak untuk daerah pertanian sawah karena lahannya lebih rendah dari permukaan dua sungai besar, Bt Gadis dan Bt Angkola dan jika musim hujan sering meluap. Upaya pengerukan dan peledakan batu cadas di pertemuan kedua sungai besar tersebut tidak akan menjadi solusi, karena secara teknis celah batu cadas (dikenal sebagai lompatan harimau), sulit untuk dilakukan, meskipun sudah pernah di ledakkan sebelumnya. Di lokasi Lompatan Harimau di areal Rodang, lebih memungkinkan dibangun Waduk untuk PLTA dibendung untuk dijadikan waduk atau danau buatan untuk budi daya perikanan darat dan pariwisata. (https://malintangpos.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Seperti disebut di atas di Siabu pada masa kini hanya dikenal rodang na bolak. Apakah rodang Siabu sisa danau zaman kuno? Lalu bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Lantas bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, Mei 17, 2024

Sejarah Dolok Malea (1): Dolok Malea Batas Wilayah Mandailing dan Padang Lawas; Candi Simangambat dan Candi Sangkilon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Seperti halnya sejarah Dolok Hole yang mewakili perbatasan wilayah Saipar Dolok Hole dan wilayah Padang Lawas (Utara); sejarah Dolok Malea dapat dikatakan mewakili perbatasan wilayah Panyabungan (Mandailing) dan wilayah Padang Lawas. Wilayah Dolok Hole (gunung Tampoelonandjing) adalah hulu sungai Batang Pane yang mengalir ke timur ke sungai Barumun; sementara hulu sungai Barumun berada di Dolok Malea.


Dolok Malea dengan tinggi 1800 M. Gunung tertinggi yang membatasi wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas. Puncak gunung Dolok Malea merupakan hulu sungai Barumun yang mengalir ke pantai timur. Puncak gunung Dolok Malea diapit oleh dua sungai yakni sungai Aek Baroemoen Siamoen dan sungai Aek Baroemoen Siambirang yang kemudian bersatu yang ke hilir disebut sungai Aek Baroemoen. Dalam hal ini Aek Baroemoen Siambirang adalah ujung hulu sungai Baroemoen karena lebih jauh ke atas dari Aek Baroemoen Siamoen. Sementara itui di sebelah barat lereng gunung Dolok Malea mengalir (1) sungai Aek Siala Pajoeng yang melalui kampong Mompang Djoeloe lalu bermuara ke sungai Aek Batang Gadis, (2) sungai Aek Sopo Batoe melalui kampong Ranto Poeran dan kampong Goenoeng Toea (Panjaboengan) lalu bermuara ke sungai Batang Gadis.

Lantas bagaimana sejarah Dolok Malea, batas wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas? Seperti disebut di atas, Dolok Malea merupakan hulu dari sungai Barumun. Candi Simangambat du Mandailing dan candi Sangkilon di Padang Lawas. Lalu bagaimana sejarah Dolok Malea, batas wilayah Mandailing dan wilayah Padang Lawas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, Mei 16, 2024

Sejarah Dolok Hole (11): Batang dan Nama Pohon dan Nama Sungai di Tanah Batak; Pamatang dan Asal Nama Batak dan Angkola


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Saipar Dolok Hole di blog ini Klik Disini 

Bahasa Batak tidak mengenal kata emas. Bahasa Batak memiliki kosa kata sendiri tentang emas yakni sere. Orang Indo-Eropa dalam bahasa Sanskerta menyebut Pulau Emas sebagai Suvarna Dvipa. Prolomeus, seorang Yunani abad ke-2 dalam petanya menyebut Pulau Emas sebagai Aurea Chersonesus. Emas dalam bahasa Yunani adalah aurea. Bagaimana dengan chersonesus? Terdiri dari cherso dan nesus. Nesus dalam bahasa Yunani adalah pulau. Lalu apakah cherso berasal dari kata sere? Apakah Pulau Emas adalah Pulau Sere atau Cherso Nesus?                                                                


Bahasa Batak tidak mengenal kosa kata emas, tetapi mengenal kata perak dan kata tembaga. Emas dalam bahasa Batak adalah sere (bahasa Yunani adalah chryse); perak adalah pirak (bahasa Yunani adalah argyre); tembaga adalah tumbaga (bahasa Yunani adalah cuprum). Pulau Andalas (berasal dari Andalusia); Pulau Perca (pohon-pohon penghasil getah seperti getah pohon damar dan getah pohon puli). Mengapa banyak nama tempat disebut Puli di Angkola Mandailing. Jenis pohon getah yang lainnya adalah pohon hapur (kapur Barus) dan pohon haminjon (kemenyan). Kapur Barus dalam bahasa Arab adalah kafura dan dalam bahasa Yunani adalah champer; haminjon dalam bahasa Yunani adalah benzoin. Pohon kemenyan hanya ditemukan di Tanah Batak, tetapi kemenyan banyak digunakan di Jawa. Kosa kata mana lebih tua haminjon atau kemenyan?

Lantas bagaimana sejarah batang nama pohon dan nama sungai di Tanah Batak? Seperti disebut di atas emas dalam bahasa Batak disebut sere dan batang tidak hanya mengindikasikan pohon tetpi juga sungai serta bagaimana dengan pamatang? Asal usul nama Batak dan nama Angkola. Lalu bagaimana sejarah batang nama pohon dan nama sungai di Tanah Batak? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Dolok Hole (10): Somba Debata dan Tortor Somba-Somba; Nama Tempat Muara Opu hingga Nama Pelabuhan Somba Opu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Saipar Dolok Hole di blog ini Klik Disini 


Somba Debata adalah nama tempat (kampong) di wilayah Saipar Dolok Hole. Seberapa tua kampong Somba Debata. Yang jelas somba dan debata adalah dua kosa kata bahasa Batak. Okelah, yang jelas juga ada nama tempat Moeara Opoe di hilir sungai Batangtoroe. Bagaimana dengan nama tempat Somba Opoe, suatu pelabuhan (kerajaan) Gowa di Sulawesi.   


SOMBA, eerbiedsbetuiging, waarbij de toppen der vingers tegen elkaar worden gebracht, terwijl de beide handpalmen naar elkaar zijn gekeerd en het hoofd terzelfder tijd wordt gebogen; manjomba, vereeren; marsomba toe, eene eerbiedsbetuiging maken tegen, aanbidden; marsombahon, iets eerbiedig verzoeken; manjombahon dosa, vergiffenis vragen voor zijn zonden; parsombaan, plaats, waar men vereert; sombaon, geest, die vereerd wordt; sombangkoe di ho, ik betuig u mijn eerbied. SOMBAJANG, de Mohamaden. ritueele godsdienstoefening; die godsdienstoefening verrichten (marsombajang) [SOMBA, penghormatan, dimana puncaknya jari-jari disatukan, sambil kedua telapak tangan saling berhadapan berbalik dan kepala menoleh pada saat yang bersamaan lengkung; manjomba, beribadah; marsomba untuk memberi isyarat hormat kepada, untuk menyembah; marsombahon, meminta sesuatu dengan hormat; manjombahon dosa, ampunan menanyakan dosa-dosanya; orbit parsom, tempat orang beribadah; sombaon, semangat, siapa yang dihormati; sombangkoe di ho, saya memberi hormat padamu. SOMBAJANG, praktik keagamaan ritual Islam; yang melakukan kegiatan keagamaan (marsombajang) (Kamus Bahasa Angkola Mandailing door Eggink, 1936)

Lantas bagaimana sejarah Somba Debata dan tortor somba-somba? Seperti disebut di atas kata somba adalah khas bahasa Angkola dan juga nama somba menjadi nama tempat. Nama tempat Muara Opu hingga nama pelabuhan Somba Opu. Lalu bagaimana sejarah Somba Debata dan tortor somba-somba? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, Mei 15, 2024

Sejarah Dolok Hole (9): Nama-Nama Tempat Berawalan Si di Wilayah Angkola; Nama Awal Sipirok, Apakah Sipirdot atau Sipirak?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Saipar Dolok Hole di blog ini Klik Disini 

Banyak nama tempat (kampong) diawali dengan nama Huta, Aek/Batang, Dolok, Pagaran/Paran, Tano dan Lobu. Juga banyak nama kampong (tempat) menggunakan kata Si diawal nama di wilayah Angkola seperti Sipirok, Simangambat dan Sipagimbar. Penamaan Siala Gundi berbeda dengan Sipirok, tetapi penamaan Siala Gundi lebih mirip dengan Saba Siala. Tentang nama Sipirok sendiri, apakah awalnya bernama Sipirdot atau Sipirak?


Nama-nama tempat dengan menggunakan awalan Si: Simotung, Sipagimbar, Sitabo-tabo, Simanosor, Sidapdap, Sigiring-giring, Situnggaling; Sihulambu, Silangkitang, Sigolang, Sipagabu; Sopogu; Sipirok, Sihosur, Sialaman, Sibadoar, Simaninggir, Situmba; Sipiongott, Sialang, Sibayo-Sibayo, Sibio-bio, Sibur-bur, Sigala-gala, Siguga, Sijantung, Sijara-jara, Sijorang. Silangge, Silogo-logo, Siloung, Simamba, Simangambat, Simaninggir, Simataniari, Simatorkis, Sinabongan, Singanyal, Siraga, Siranap, Situmbaga; Simanat, Simundol, Sigordang, Sihalo-halo, Simadihon, Sipogas, Sitonun, Silaiya; Sibargot, Siandomang, Sibaganding, Sibalanga. 

Lantas bagaimana sejarah nama tempat berawalan Si di wilayah Angkola? Seperti disebut di atas banyak nama tempat dengan awalan Si di Angkola tetapi bukan seperti Siala Gundi tetapi seperti Sipirok. Nama awalnya Sipirok apakah Sipirdot atau Sipirak? Lalu bagaimana sejarah nama tempat berawalan Si di wilayah Angkola? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.