Oleh Akhir
Matua Harahap
Peta Padang Sidempuan 1843-1847 (Peta: KTILV.NL) |
Ketika
Belanda menduduki wilayah Padang Sidempuan (datang dari arah Mandailing / Air Bangis), pasukan Belanda membangun jembatan Siborang dan jembatan Sigiringgiring
yang mengakibatkan daerah Siborang menjadi sebuah persimpangan utama yang menghubungkan
lalu lintas utara, selatan dan barat dari dan ke benteng Padang Sidempuan. Sehubungan dengan
pemindahan ibukota Keresidenan Tapanuli dari Air Bangis (daerah Pasaman) ke Padang Sidempuan pada tahun 1884--wilayah Kota Padang Sidempuan pada masa
kini--wilayah ini sebelumnya adalah semacam tanah ulayat dari empat area komunitas marga Harahap:
yang berada di arah utara adalah Batunadua/Pargarutan, di arah selatan adalah
Pijor Koling, di arah barat adalah Hutaimbaru / Angkola Julu; dan satu lagi dan
merupakan inti komunitas marga Harahap yakni di arah tenggara adalah Sidangkal / Simarpinggan.
Penduduk asli marga Harahap di Sidangkal ini sudah sejak lama melakukan aktvitas berladang dan berburu di areal yang kini menjadi pusat Kota Padang Sidempuan.