Minggu, September 29, 2024

Sejarah Pantai Timur (3): Tanjung Pasir dan Bandar, Gunting Saga Daerah Aliran Sungai Kualuh Berhulu di Toba; Kerajaan Kualuh


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pantai Timur Sumatra di blog ini Klik Disini

Jika data tertulis tidak ada atau sangat minim, untuk memahami sejarah masa lalu atau zaman kuno, mulailah dari wilayah dimana terdapat populasi yang menetap dan sumber-sumber ekonomi yang penting dalam bentuk produk zaman kuno. Untuk merelasikan sejarah setempat (in-situ) dengan wilayah yang lebih luas, perhatikanlah fungsi sungai-sungai besar yang dapat dinavigasi. Dalam hal ini, perdagangan (pertukaran produk) melalui sungai menjadi mudah mengapa kemudian muncul sejumlah kampong/kota di hilir sungai hingga ke muara di pesisir.

 

Aek Kanopan adalah ibu kota dari kabupaten Labuhanbatu Utara. Secara administratif, Aek Kanopan adalah sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Kualuh Hulu. Berdasarkan data BPS tahun 2021 penduduk Aek Kanopan umumnya Batak Toba (38%), kemudian disusul Jawa 35%, Minangkabau 10% dan Melayu 4%. Kabupaten Labuhan Batu Utara sendiri merupakan pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu tahun 2008. Di Tanjung Pasir, pernah menjadi pusat Kesultanan Kualuh. Sebutan Labuhan Batu bermula tahun 1862 angkatan laut Hindia Belanda di hulu Labuhan Bilik membangun tempat pendaratan kapal dari batu beton. Lambat laun, tempat ini berkembang menjadi kampung besar yang diberi nama "Pelabuhan Batu" lalu sebutannya menjadi "Labuhan Batu". Nama Labuhan Batu menjadi nama wilayah. Sebelum kemerdekaan Indonesia, di wilayah Kabupaten Labuhan Batu terdapat 4 kesultanan, yaitu: Kota Pinang yang berkedudukan di Kota Pinang; Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir; Bilah berkedudukan di Negeri Lama; Panai berkedudukan di Labuhan Bilik (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Tanjung Pasir, Gunting Saga dan Bandar di daerah aliran sungai Kualuh berhulu di Toba? Seperti disebut di atas, untuk memahami sejarah lama hingga jauh ke zaman kuno mulailah mempelahari daerah aliran sungai untuk lebih memahami hubungan antara pesisir/pantai dan pedalaman/pegunungan termasuk sejarah Kerajaan Kualuh. Lalu bagaimana sejarah Tanjung Pasir, Gunting Saga dan Bandar di daerah aliran sungai Kualuh berhulu di Toba? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, September 28, 2024

Sejarah Pantai Timur (2): Kota Bandar dan Rantau Prapat di Daerah Aliran Sungai Bila; Lobu Tayas di Hulu Daerah Aliran Aek Bilah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pantai Timur Sumatra di blog ini Klik Disini

Aek Bilah, sungai Bila. Satu sungai dengan dua nama, tetapi mirip: Aek Bilah di wilayah hulu dan Sungai Bila di hilir. Bilah dalam bahasa Batak dan Bila dalam bahasa Melayu. Satu kota penting pada masa ini di daerah aliran sungai Bila adalah Rantau Prapat. Namun kota Rantau Prapat dalam sejarahnya adalah kota baru. Bagaimana sejarah masa lampau hilir sungai Aek Bilah ini tentu penting dipelajari. Mungkin tidak ditemukan di kota Rantau Prapat, tetapi besar dugaan dimulai di kota Bandar.


Rantau Prapat atau Rantauprapat adalah ibu kota Kabupaten Labuhan Batu. Nama Rantau Prapat tidak diketahui dengan jelas. Ada masyarakat yang mengatakan bahwa nama Rantau Prapat berasal dari kata "Merantau ke Parapat (desa)". Namun ada juga yang berpendapat bahwa Rantau Prapat adalah tempat persinggahan orang-orang merantau sehingga banyak orang yang menjadi merapat/semakin dekat. Kabupaten Labuhan Batu telah dimerkarkan dengan membentuk dua kabupaten baru: kabupaten Labuhan Batu Selatan (ibu kota di Kota Pinang) dan kabupaten Labuhan Batu Utara (ibu kota di Aek Kanopan). Dua Kesultanan besar pernah berdiri di sini, yakni Kesultanan Bilah yang beribu kota di Negeri Lama dan Kesultanan Panai yang beribu kota di Labuhan Bilik (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Kota Bandar dan Rantau Prapat di daerah aliran sungai Bila? Seperti disebut di atas, Rantau Prapat adalah kota yang terbentuk baru, sementara Kota Bandar diduga sudah ada di masa lampau. Bagaimana bisa? Lobu Tayas di hulu daerah aliran Aek Bilah. Lalu bagaimana sejarah Kota Bandar dan Rantau Prapat di daerah aliran sungai Bila? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, September 27, 2024

Sejarah Pantai Timur (1): Langga Payung di Sungai Kanan Kota Pinang Sungai Barumun; Situs Peradaban Lama di Padang Lawas


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pantai Timur Sumatra di blog ini Klik Disini

Pantai timur Sumatra adalah wilayah di bagian timur Sumatra mulai dari Aceh hingga Lampung (di bedakan dengan pantai barat Sumatra). Pada era Pemerintah Hindia Belanda tahun 1863 dibentuk residentie Oostkust Sumatra (Pantai Timur Sumatra) ibu kota di Bengkalis. Dalam perkembangannya tahun 1887 wilayah hanya sebatas dari Labuhan Batu ke utara dimana ibu kota ditetapkan di Medan (Bengkalis dimasukkan ke residentie Riouw). Serial artikel ini akan mencakup sejarah masa lalu di wilayah Labuhan Batu hingga Langkat. Mari kita mulai dari nama Langga Payung dan Kota Pinang.  


Langga Payung merupakan salah satu kelurahan yang juga menjadi ibu kota kecamatan Sungai Kanan, kabupaten Labuhan Batu Selatan. Desa-desa lainnya adalah Batang Nadenggan, Hajoran, Huta Godang, Marsonja, Parimburan, Sabungan, Sampean dan Ujung Gading. Kota Pinang adalah berstatus kelurahan yang menjadi nama kecamatan sekaligus ibu kota dari kabupaten Labuhanbatu Selatan. Desa-desa lainnya Hadundung, Mampang, Pasir Tuntung, Perkebunan Nagodang, Perkebunan Normark, Perkebunan Sei Rumbia. Simatahari, Sisumut dan Sosopan. Berdasarkan data BPS suku Batak terutama Angkola dan Mandailing sebanyak 55,65% dan Jawa 39,43%. Melayu 0,65% dan Minangkabau 0,59%. Kabupaten Labuhanbatu Selatan sendiri memiliki jumlah penduduk 316.798 jiwa. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008 terdiri dari kecamatan Kampong Rakyat, Kota Pinang, Sungai Kanan, Silangkitan dan Torgamba. Hanya ada dua kelurahan di kabupaten yakni Langga Payung dan Kota Pinang saja (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Langga Payung di sungai Kanan, Kota Pinang di sungai Barumun? Seperti disebut di atas wilayah Langga Payung dan Kota Pinang bagian dari wilayah pantai timur Sumatra. Sementara di sisi dalamnya terdapat situs peradaban lama di wilayah Padang Lawas. Lalu bagaimana sejarah Langga Payung di sungai Kanan, Kota Pinang di sungai Barumun? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, September 01, 2024

Sejarah Lubuk Raya (10):Pohon Tusam Pinus Merkusi di Sipirok, Bahan Terpentin Zaman Kuno? Salju dan Pohon Cemara Tanah Tropis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Pohon tusam adalah pohon pinus Pinus Merkusi adalah tanaman khas di wilayah Angkola. Berbeda dengan di wilayah Kerinci dan Gayo, pohon tusam yang tumbuh di Sipirok, Angkola batangnya lurus bagaikan pohon cemara. Pohon tusam sendiri dianggap sebagai tanaman di belahan bumi utara. Mengapa ada pohon pinus di wilayah tropis. Pertanyaan yang sama mengapa ada salju di tropis di pegunungan Puncak Jaya di Papua.


Tusam sumatera (Pinus merkusii) merupakan tumbuhan runjung (Pinophyta) daun berbentuk jarum. Bentuk tajuk cenderung kerucut. Di wilayah hutan tropika terdapat di Sumatra ketinggian 600-1.500 dpl. Batangnya yang dapat mencapai 80 M yang disadap untuk mendapat getah sebagai bahan terpentin. Pohon tusam berumur panjang dan biasanya mencapai usia 100–1.000 tahun. Pohon tusam kulit batangnya bersisik. Pada dasarnya pohon tusam adalah khas belahan bumi utara. Di Australia di wilayah belahan bumi selatan diintroduksi baru sejak abad ke-19. Satu spesies pohon tusam di wilayah tropika berada di Sumatra tepatnya di Sipirok sudah ada sejak zaman kuno. Tusam di Sipirok sangat khas, batangnya lurus bagaikan pohon cemara. Secara lokal di tempat lain nama pohon tusam disebut senobar atau eru. Di wilayah Kerinci dan wilayah Gayo batanganya tidak lurus. Pohon tusam dapat mereduksi karbon dioksida dari atmosfer. Dalam industri batangnya sebagai bubur kertas, sementara di Tiongkok getahnya sebagai bahan obat bakar (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah pohon tusam Pinus Merkusi di Sipirok, bahan terpentin zaman kuno? Seperti disebut di atas tusam adalah pohon khas di Sipirok, Angkola pohon khas belahan bumi utara yang juga terdapat di tropis di Angkola seperti halnya salju di wilayah tropis. Lalu bagaimana sejarah pohon tusam Pinus Merkusi di Sipirok, bahan terpentin zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.