Rabu, Mei 15, 2024

Sejarah Dolok Hole (9): Nama-Nama Tempat Berawalan Si di Wilayah Angkola; Nama Awal Sipirok, Apakah Sipirdot atau Sipirak?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Saipar Dolok Hole di blog ini Klik Disini 

Banyak nama tempat (kampong) diawali dengan nama Huta, Aek/Batang, Dolok, Pagaran/Paran, Tano dan Lobu. Juga banyak nama kampong (tempat) menggunakan kata Si diawal nama di wilayah Angkola seperti Sipirok, Simangambat dan Sipagimbar. Penamaan Siala Gundi berbeda dengan Sipirok, tetapi penamaan Siala Gundi lebih mirip dengan Saba Siala. Tentang nama Sipirok sendiri, apakah awalnya bernama Sipirdot atau Sipirak?


Nama-nama tempat dengan menggunakan awalan Si: Simotung, Sipagimbar, Sitabo-tabo, Simanosor, Sidapdap, Sigiring-giring, Situnggaling; Sihulambu, Silangkitang, Sigolang, Sipagabu; Sopogu; Sipirok, Sihosur, Sialaman, Sibadoar, Simaninggir, Situmba; Sipiongott, Sialang, Sibayo-Sibayo, Sibio-bio, Sibur-bur, Sigala-gala, Siguga, Sijantung, Sijara-jara, Sijorang. Silangge, Silogo-logo, Siloung, Simamba, Simangambat, Simaninggir, Simataniari, Simatorkis, Sinabongan, Singanyal, Siraga, Siranap, Situmbaga; Simanat, Simundol, Sigordang, Sihalo-halo, Simadihon, Sipogas, Sitonun, Silaiya; Sibargot, Siandomang, Sibaganding, Sibalanga. 

Lantas bagaimana sejarah nama tempat berawalan Si di wilayah Angkola? Seperti disebut di atas banyak nama tempat dengan awalan Si di Angkola tetapi bukan seperti Siala Gundi tetapi seperti Sipirok. Nama awalnya Sipirok apakah Sipirdot atau Sipirak? Lalu bagaimana sejarah nama tempat berawalan Si di wilayah Angkola? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Nama Tempat Berawalan Si di Wilayah Angkola; Nama Awalnya Sipirok, Sipirdot atau Sipirak?

Masih dalam soal toponimi, merelasikan satu nama tempat dengan nama tempat di lain tempat tidaklah mudah. Dalam merelasikan dua atau lebih nama tempat yang mirip yang berada di tempat berjauham diperlukan pemahaman kontekstual dengan sumber-sumber pengetahuan yang banyak dari berbagai disiplin ilmu. Itu satu hal. Dalam hal ini adalah soal toponimi di wilayah yang sama (yang saling berdekatan), seperti di wilayah Aek Bilah, wilayah Saipar Dolok Hole, wilayah Arse dan wilayah Sipirok.


Dalam sejarahnya, Sipirok adalah nama suatu kampong (huta). Banyak nama kompong di sekitarnya, sebagai suatu rangkaian nama-nama kampong sejak zaman kuno mulai dari Angkola hingga Aek Bilah. Dua diantara nama kampong lainnya di dekat kampong Sipirok adalah kampong Baringin dan kampong Toemboer Djati yang kemudian disebut Praoe Sorat (ingat kembali nama Batoe Nanggar Djati). Pada awal pemerintah Hindia Belanda, satu nama penting disebut Sipirok. Nama Sipirok menjadi penting karena posisi strategis di jalan kuno antara Angkola ke wilayah Danau Toba melalui Arse dan Dolok Hole. Saat pemerintah memulai pembentukan cabang pemerintahan di Angkola, tiga diantara koeria yang dibentuk/dikukuhkan di wilayah Angkola Dolok adalah Sipirok, Baringin dan Prau Sorat. Mengapa? Tiga nama tempat ini ini memiliki jumlah populasi dan jumlah sumber daya alam (terutama sawah) yang cukup besar. Program pertama pemerintah adalah budidaya kopi (koffiestelsel) terutama di wilayah timur Sipirok di pegunungan yang memanjang dari Aek Bilah pegunungan hingga dolok Simabujing. Hal itulah kemudian mengapa dibangun gudang kopi di Prausorat. Dalam perkembangannya di wilayah Angkola dibentuk tiga distrik yakni Angkola Djae, Angkola Djoeloe dan Angkola Dolok. Namu baru untuk wilayah Angkola Dolok ini mengambil nama kampong Sipirok. Dalam hal ini nama Sipirok, tidak hanya nama kampong (hoeta) juga dijadikan sebagai nama wilayah (seperti halnya pada masa kini, nama kampong tempo doeloe Arse menjadi nama wilayah/kecamatan). Jadi dalam hal ini Arse dan Sipirok, di masa lampau hanyalah kampong-kampong kecil diantara banyak kampong-kampong yang sudah ada sejak zaman kuno.

Lantas bagaimana asal usul nama Sipirok? Dalam kamus bahasa Angkola Mandailing door Eggink, 1936 toemboer diartikan kuat, bertenaga dan kokoh. Masih dalam kamus yang sama djati diartikan sebagai kuat dan agung. Dalam hal ini penamaan Toemboer Djati identik dengan penamaan Nanggar Djati. Sementara baringin di dalam kamus tersebut diartikan sebagai pohon beringin. Lalu bagaimana dengan nama Sipirok? Di dalam kamus tidak ditemukan nama sipirok maupun pirok. Dalam hal ini nama Sipirok diawali dengan nama Si.


Banyak nama-nama geografis di wilayah Angkola yang menggunakan nama Si di depan seperti nama tempat Sipirok, nama gunung Sibual-buali dan nama sungai Sirumambe serta nama danau Siais dan nama gunug (tor) Simabujing. Nama tempat yang menggunakan awalan Si seperti dikutip di atas antara lain Situnggaling. Dalam kamus Eggink 1936 tunggaling diartikan sebagai jatuh ke belakang. Perlu dirtambahkan disini nama tempat Tunggaling ditemukan wilayah Banggai, kepulauan di Sulawesi Tengah.

Lalu mengapa nama Baringin dan Toemboer Djati tidak menggunakan nama Si. Mengapa nama Sipirok diawali dengan nama Si?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Awalnya Sipirok, Sipirdot atau Sipirak? Situmba, Situmbaga dab Surat Tumbaga Holing

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: