Rabu, Mei 22, 2024

Sejarah Dolok Malea (5): Nama Sangkilon di Padang Lawas Setua Apa? Candi Sangkilon, Kampong Sangkilon dan Aek Sangkilon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah nama Sangkilon? Sangkilon adalah suatu nama yang unik (mungkin hanya satu-satunya di wilayah Padang Lawas). Yang di kampong Sangkilon terdapat candi yang dikenal sebagai candi Sangkilon. Adanya candi mengindikasikan wilayah Sangkilon sudah dikenal sejak lama. Salah satu nama kampong tetangga Sangkilon adalah kampong Parsombaan.


Sangkilon merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Lubuk Barumun, kabupaten Padang Lawas. Lubuk Barumun adalah hasil pemekaran dari kecamatan Barumun. Ada peninggalan sejarah seperti candi Biara di muara sungai Sangkilon dan Batu Nadua dengan Lubuk Komannya. Kecamatan Lubuk Barumun terdiri desa-desa: Aek Lancat, Batang Bulu Jae, Batang Bulu Tanggal, Batang Tanggal Baru, Bonal. Gunung Manobot. Huta Dolok Latong, Huta Ibus, Huta Lombang. Huta Nopan, Janji Lobi Lima, Janji Matogu, Pagaran Jae Batu, Pagaran Jalu Jalu, Pagaran Malaka, Pagaran Mompang, Pagaran Silindung, Parsombaan, Pasar Latong, Sangkilon, Siali Ali, Sihiuk, Surodingin, Tangga Bosi (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama Sangkilon di Padang Lawas seberapa tua? Seperti disebut di atas Sangkilon adalah nama kampong, nama sungai dan nama candi. Candi Sangkilon di kampong Sangkilon di daerah aliran sungai Aek Sangkilon. Lalu bagaimana sejarah nama Sangkilon di Padang Lawas seberapa tua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Nama Sangkilon di Padang Lawas Seberapa Tua; Candi Sangkilon di Kampong Sangkilon, Aek Sangkilon

Nama Sangkilon menjadi penting karena di dekat kampong Sangkilon ditemukan candi tua yang berasal dari masa lampau. Candi Sangkilon terhubung dengan candi Simangambat melalui jalan lintas pegunungan di sebelah utara gunung Dolok Malea. Candi Sangkilon berada di kampong Sangkilon di dekat sungai Aek Sangkilon bermuara di sungai Barumun. Candi Sangkilon adalah candi terjauh di daerah aliran sungai Barumun.


Sungai Barumun adalah sungai terpanjang di Sumatra (bagian utara). Sungai Barumun berhulu di lereng puncak gunung Dolok Malea melalui kampong Siraisan (perbatasan Mandailing dan Padang Lawas). Sungai Aek Sangkilon berhulu di gunung Tor Sianggunan melalui kampong Hapung. Tor Sianggunan menjadi batas kecamatan Sosa dan kecamatan Panyabungan Timur (yang nmenjadi batas antara Mandailing/Padang Lawas dengan Rao. Tor Sianggunan juga menjadi hulu sungai Aek Sosa, yang mana sungai Aek Sosa ini adalah salah satu hulu sungai Rokan. Hulu sungai Rokan lainnya adalah sungai Loeboe/Soetam. Suangai Aek Loeboe berhulu di wilayah Kotanopan.

Dimana candi dibangun pada masa lampau diduga suatu tempat yang ramai dengan populasi. Wilayah dimana candi Simangambat dibangun adalah tempat yang rampai di wilayah yang menjadi pertemuan sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis. Lantas bagaimana dengan candi Sangkilon? Kampong Sangkilon diduga tempat yang ramai di masa lampau yang merupakan pertemuan sungai Aek Sangkilon, sungai Aek Barumun/Siraisan (Dolok Malea) dan sungai Oeloe Air (Sosopan).


Nama Sangkilon diduga berasal dari kata sangkil yang mendapat akhiran on seperti boanon (boan-on) dan dahanon (dahan-on). Dalam bahasa Angkola Mandialing oleh Eggink tahun 1936 sangkil diartikan obat ajaib. Jika mendapat awalan Si (Sisangkil) disebut nama semak (Justicia gendarussa, Burm) yang daunnya digunakan sebagai bahan untuk kontrasepsi. Jika mendapat awalan tar, tarsangkil diartikan menjadi tidak berdaya dari pertanda buruk; jika mendapat awalan ma dan akhiran i. manjangkili diartikan tidak efektif membuat mantra melawan kita. Lalu apa arti Sangkilon? Catatan: pada masa ini dalam KBBI kata sangkil dan mangkus untuk menerjemahkan efisien dan efektif.

Kampong Simangambat dan kampong Sangkilon diduga kuay adalah dua kota besar di zaman kuno di pedalaman pulau Sumatra. Mengapa? Karena ada candi di pertemuan sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis. Candi Simangambat menurut FM Schnitger (1935) adalah candi yang berasal dari abad ke-8 atau lebih awal lagi. Candi Sangkilon diduga adalah candi tertua di wilayah Padang Lawas. Kedua candi ini pada masa peradaban Hindoe.


Sungai pada zaman kuno, pada masa ini adalah moda transportasi pergerakan orang dan pergerakan barang. Pada zaman kuno di daerah aliran sungai transaski komuditi kuno seperti emas, kamper, kemenyan, damar, puli dll yang pusat transaksinya di pertemuan sungai (yang kemudian dibangun candi).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Candi Sangkilon di Kampong Sangkilon, Aek Sangkilon: Lubuk Raya dan Lubuk Barumun

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: