Selasa, Mei 21, 2024

Sejarah Dolok Malea (4): Nama Siraisan di Lereng Dolok Malea, Batas Pegunungan dan Dataran Rendah Padang Lawas; Pagaran Bira


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini

Kemarin Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal. Yang dibicarakan dalam hal ini adalah nama kampong Siraisan. Sungai Aek Siraisan (yang mnejadi hulu sungai Barumun) berhulu di puncak gunung Dolok Malea yang kemudian mangalir melalui kampong Siraisan. Tetangga kampong Siraisan adalah kampong Pagaran Bira (kecamatan Sosopan), yang di masa lampau menjadi penting karena pintu gerbang perlintasan jalan setapak dari Mandailing melalui lereng gunung Dolok Malea.


Siraisan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Ulu Barumun, kabupaten Padang Lawas. Kecamatan Ulu Barumun dimekarkan pada tahun 2003 dari Kecamatan Barumun (saat masih Kabupaten Tapanuli Selatan) dengan pusat pemerintahannya di Paringgonan. Ketinggian wilayah Kecamatan Ulu Barumun berkisar antara 200–400 M. Wilayah administrative utara  Kecamatan Sosopan; timur Kecamatan Lubuk Barumun dan Kecamatan Barumun; selatan Kecamatan Barumun; barat Kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Ulu Barumun terdiri dari 15 desa. Nama-nama desanya yaitu: Aekharuaya, Handang Kopo, Matondang, Paran Batu, Paringgonan, Paringgonan Julu, Pasar Ipuh, Pintu Padang, Sibual-buali, Simanuldang Jae, Simanuldang Julu, Siraisan, Subulussalam, Tanjung, Tapian Nauli (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah nama Siraisan di lereng gunung Dolok Malea, batas wilayah pegunungan dan wilayah dataran rendah Padang Lawas? Seperti disebut di atas, hulu sungai Barumun yang disebut sungai Aek Siraisan berhulu di puncak gunung Dolok Malea.  Tetangga kampong Siraisan adalah kampong Pagaran Bira. Lalu bagaimana sejarah nama Siraisan di lereng gunung Dolok Malea, batas wilayah pegunungan dan wilayah dataran rendah Padang Lawas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Siraisan di Lereng Dolok Malea, Batas Pegunungan dan Dataran Rendah Padang Lawas; Pagaran Bira

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pagaran Bira: Tetanggan Kampong Siraisan Pintu Gerbang Padang Lawas dari Mandailing Melalui Dolok Malea

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: