Senin, Juni 24, 2024

Sejarah Lubuk Raya (5): Nama Tapian Na Oeli di Teluk Tapanuli; Teluk Terbaik, Pulau Pontjang, Pulau Morsala, Kampong Sibolga


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lubuk Raya di blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah jaman kuno wilayah teluk Tapanuli? Yang jelas pada era VOC, William Marsden (1781) menyebut teluk Tapanoeli adalah pelabuhan terbaik di pantai barat Sumatra. Orang Inggris tidak berkedukan di kampong Tapian Na Oeli, tetapi lebih memilih di pulau Pontjang Ketjil. Mengapa? Selanjutnya pada permulaan Pemerintah Hindia Belanda tidak memilih di pulau Pontjang tetapi lebih memilih di kampong Tapanoeli. Mengapa? Ketika residentie Tapanoeli dibentuk 1845 ibu kota (tempat kedudukan orang Belanda) direlokasi di (dekat) kampong Sibolga.


Tapian Nauli sebuah kecamatan di kabupaten Tapanuli Tengah, di sebelah barat laut Kota Sibolga. Kecamatan terdiri kelurahan Tapian Nauli II dan desa-desa Aloban, Bair, Mela I, Mela II, Mela Dolok, Tapian Nauli I, Tapian Nauli III, Tapian Nauli IV. Kecamatan Sarudik ibu kota di Pondok Batu. Kecamatan terdiri kelurahan Pasir Bidang, Pondok Batu, Sarudik, Sibuluan Nalambok dan desa Sipan. Kecamatan Pandan terdiri kelurahan Aek Sitiotio, Aek Tolang, Budi Luhur, Hajoran, Hajoran Indah, Kalangan, Kalangan Indah, Lubuk Tukko, Lubuk Tukko Baru, Mangga Dua, Muara Nibung, Pandan, Pandan Wangi, Pasar Baru, Sibuluan Baru, Sibuluan Indah, Sibuluan Nauli, Sibuluan Raya, Sibuluan Terpadu, Sihaporas Nauli dan desa Aek Garut dan Sitio Tio Hilir. Kecamatan Tukka ibu kota di Tukka. Kecamatan Tukka terdiri kelurahan Bona Lumban, Hutanabolon, Sipange, Tukka dan desa Aek Bontar, Aek Tolang Induk, Tapian Nauli Saur Manggita, Sigiring-giring, Sait Nihuta Kalangan II. Kecamatan Sitahuis, daerah pengunungan dimana terdapat jalan batu lubang, ibu kota di Nauli. Kecamatan terdiri kelurahan Nauli dan desa Bonan Dolok, Mardame, Naga Timbul, Rampa dan Simaninggir (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Tapian Na Oeli di teluk Tapanuli? Seperti disebut di atas catatan sejarah teluk Tapanuli sangat minim data dan baru terinformasikan pada era VOC. Pulau Pontjang dan pulau Morsala, teluk terbaik dan kampong Sibolga. Lalu bagaimana sejarah nama Tapian Na Oeli di teluk Tapanuli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Nama Tapian Na Oeli di Teluk Tapanuli; Teluk Terbaik, Pulau Pontjang, Pulau Morsala, dan Kampong Sibolga

Tunggu deskripsi Nama Tapanoeli pada awalnya tidak dikenal oleh penduduk Batak (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1873). Nama Tapanoeli diperkenalkan oleh orang Inggris di pantai barat Sumatra pada era VOC. Nama Tapanoeli kemudian diteruskan oleh Pemerintah Hindia Belanda (lihat Almanak, 1819). Orang Angkola Mandailing hanya mengenal nama kampong Tapian Na Oeli.


Tapian dalam bahasa Angkola Mandailing oleh Eggink (1936) diartikan sebagai tempat di penggir sungai, danau atau rawa; oeli diartikan sebagai indah; na adalah keterangan, na oeli=yang indah. JH Meerwaldt, dan JHC Kern (1902) ‘tapian’ dengan kata dasar ‘tapi’. Kata ‘tapi’ sendiri hampir tidak digunakan lagi (jarang digunakan) yang artinya yang berarti menyendok atau menyiram air; tapian adalah kata benda yang diartikan tentang air minum yang sama dengan di dalam kamus Eggink, tempat di sungai di sekitar desa, tempat penduduknya mengambil air minum, yang juga berfungsi sebagai tempat pemandian.; kata kerja ‘manapi’ juga hampir tidak digunakan lagi yang diartikan sebagai menciptakan air minum. Panggilan Si Tapi menunjukkan nama feminism; nama julukan kepada seseorang Si Tapi Na Oeason (peminum).

Nama kampong Tapian Na Oeli adalah nama kampong yang terletak di sisi utara bagian dalam Teluk Tapanoeli. Nama kampong inilah yang kemudian dilafalkan atau dieja serta di tulis oleh orang-orang Inggris. Jadi nama Tapanoeli adalah nama yang salah bagi orang Angkola Mandailing, karena itu mereka tidak mengenalnya dan hanya mengenal nama kampong (Tapian Na Oeli). Jadi dalam hal ini nama Tapanoeli adalah sebutan oleh orang Inggris untuk nama kampong Tapian Na Oeli.


Nama Tapanoeli adalah satu hal, nama Tapian Na Oeli adalah hal lain. Nama kampong Tapian Na Oeli dihubungkan dengan Angkola, karena wilayah ini adalah jalur perjalanan orang Angkola dari wilayah Angkola ke (kota) Baroes dari masa ke masa (lihat misalnya Daghregister Kasteel Batavia, 01-03-1703). Pada awal pembentukan cabang Pemerintah Hindia Belanda di wilayah Tapanoeli, satuan wilayah terkecil kurang lebih sama dengan di Angkola Mandailing yakni koeria (federasi sejumlah hoeta, suatu wilayah kecil yang dipimpin oleh Panoesoenan (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1846). Catatan: di Silindoeng dan Toba setara dengan koeria disebut negeri, di Padang Lawas disebut luhat, di Minangkabau disebut laras, di lampung disebut marga dan di Jawa disebut distrik (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1866). Di wilayah Afdeeling Siboga (residentie Tapanoeli) terdiri 4 onderafdeeling. Di Onderafdeeling Siboga en Ommelanden terdiri 17 koeria: Sibolga, Tapian Na Oeli/Tapanoeli, Siroendoet, Siboeloean, Kalangan, Toeka, Saidnihoeta, Parbiraan, Bediri, Loemoet, Anggoli, Pinangsori, Simanosor.Marantjar, Sianggoenan, Hoeraba dan Batang Toroe (lihat Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, 1868)

Kampong Hoeta Tapian Na Oeli berada di daerah aliran sungai Aek Tapian Na Oeli. Posisi GPS kampong berada di timur jalan (jembatan) Aek Tapanoeli dengan elevasi 8 M dpl. Sementara kampong Siboga (cikal bakal kota Sibolga yang sekarang pada elevasi 3 M dpl). Dengan perbedaan elevasi ini diduga pada masa lampau kampong Siboga masih peraira/kaut sedangkan kampong Hoeta Tapian Na Oeli sudah eksis.  Tiga diantara kampong tertua di bagian utara Kawasan teluk ini diduga adalah kampong Hoeta Tapian Na Oeli, kampong Moengkoet (Djoeloe) di daerah aliran sungai Moengkoer dan kampong Raso di daerah aliran sungai Raso. Ketiga kampong ini berada di jalur jalan darat dengan elevasi yang sama (8 M dpl).


Sungai Aek Raso berhulu di utara di bukit Tor Patoran (365 M) yang mengalir ke selatan melalui kampong Raso dan bermuara ke teluk. Sungai Aek Moengkoer berhulu di timur laur di bukit Tor Pandjaringan (535 M) melalui kampong Maoengkoer dan bermuara ke sungai Aek Raso. Di arah hilir sungai Aek Tapian Na Oeli bermuara di sungai Aek Raso, Sungai Aek Tapian Na Oelie di arah timur merupakan pertemuan sungai Aek Sopo Batoe yang berhulu bukit Tor Adian Totoe (582 M) dan sungai Hadjoran yang berhulu di Tor Garoepoe (660 M). Di sisi lain dari hulu-hulu sungai ini mengalir sungai Aek Raisan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Teluk Terbaik, Pulau Pontjang, Pulau Morsala dan Kampong Sibolga: Wilayah Antara Angkola dan Barus

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: