Minggu, Juni 09, 2024

Sejarah Muara Takus (4): Nama Bangkinang, Hulu Sungai Kampar; Nama-Nama Bangka, Bangkiang, Bangko, Bengkalis, Bengkoeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Muara Takus di blog ini Klik Disini

Nama mirip Bangkinang ada beberapa. Ada nama Bangkiang di Karolanden. Ada Bangka di hiir sungai Rokan dan nama pulau di Sumatra bagian selatan. Ada nama Bangko di hulu sungai Tambesi. Jangka pula lupa nama Bengkalis danm Bengkoeloe. Tentu saja masih ada nama pulau Bangkoeang di Atjeh.


Bangkinang adalah ibu kota kabupaten Kampar, Riau yang berjarak 60 km dari Pekanbaru (ibu kota provinsi Riau). Kota daerah penghubung aantara Riau dan Sumatera Barat. Daerah ini awalnya merupakan bagian dari Sumatra Barat yang dahulunya dikenal sebagai wilayah dari V Koto (Kuok, Salo, Bangkinang, Airtiris, Rumbio), tetapi setelah penjajahan Jepang, Bangkinang dipindahkan ke dalam Provinsi Riau bersama dengan Rokan Hulu dan Kuantan Sengingi. Populasi Bangkinang Kota dihuni oleh rumpun etnik seluruh Kabupaten Kampar yang lebih dikenal sebagai orang Kampar yakni sekitar 83 persen dari populasi Bangkinang Kota. Selain itu terdapat juga dari etnis Jawa dan Batak. Pada permulaan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950 menjadi kabupaten di Sumatra Tengah yang kemudian kabupaten dimasukkan ke dalam pembentukan provinsi Riau. Dalam perkembangan terakhir kabupaten Bangkinan dimekarkan dengan membentuk kabupaten Pelalawan dan kabupaten Rokan Hulu (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Bangkinang di hulu sungai Kampar? Seperti disebut di atas nama Bangkinang banyak yang mirip dengan nama tempat di wilayah lain. Nama-nama Bangkiang, Bangko, Bengkalis, Bangka dan Bengkoeloe. Lalu bagaimana sejarah nama Bangkinang di hulu sungai Kampar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Nama Bangkinang di Hulu Sungai Kampar; Nama-Nama Bangkiang, Bangko, Bengkalis, Bangka dan Bengkoeloe

Bangkinang pada masa ini? Yang dimaksud dimana posisi GPS kota Bangkinan di daerah aliran sungai Kampar. Mungkin pertanyaan ini tekesan sederhana, tetapi dalam konteks sejarah posisi GPS suatu tempat penting. Jadi, secara sejarah dimana posisi GPS kota Bangkinan di daerah aliran sungai Kampar?


Posisi GPS kota Bangkinang di hulu sungai Kampar dari masa ke masa tidak berubah. Posisinya berada di sisi selatan sungai Kampar. Perhatikan kembali peta, di kota Bangkinang jalan darat dibangun (di sisi selatan sungai). Lahan persawahan berada di kedua sisi daerah aliran sungai Kampar. Akan tetapi tidak ada sawah di sisi selatan jalan. Lalu masalahnya dimana? Yang jelas sungai Bangkinang melalui kampong Bangkinang. Yang mana yang lebih dahulu eksis, sungai atau kampong? Sungai lainnya dekat kampong Bangkinang adalah sungai Sialang.

Area di daerah aliran sungai Kampar, dimana kampong/kota Bangkinang berada pada ketinggian 40 M dpl. Sementara di seberang sungai di sisi utara elevasi dimulai dari 38 M. Daerah aliran sungai semakin ke hilir ke arah timur semakin rendah. Pada titik dimana jalan di hilir berbelok menyeberang sungai, elevasinya hanya tinggal 20 M. Dari posisi ini semakin ke timur semakin rendah, banyak rawa-rawa. Posisi elevasi kota Pakan Baroe hanya tersisa 5 M. 


Sebaliknya posisi GPS kampong-kampong ke arah hulu sungai semakin tinggi. Elevasi kampong Batoe Besoerat setinggi 63 M dan kampong Moera Takoes di arah hulunya dengan ketinggian 73 M. Perbukitan di utara Batoe Besoerat dan Moeara Takoes makin ke utara dan makin ke barat semakin tinggi.   

Secara geomorfologis, ketinggian suatu wilayah pada elevasi 20-30 M pada wilayah yang luas (ke arah pantai timur Sumatra) adalah sangat rendah. Ketinggian area kota Pakan Baru yang kini hanya 5 M haruslah ditafsirkan pada masa lampau sebagai wilayah rawa-rawa. Secara teoritis telah terjadi proses sedimentasi dari waktu ke waktu yang menyebabkan daratan kota Pekan Baru terbentuk. Awalnya permukaan dasar perairan/laut meningkat hingga terjadi rawa-rawa lalu terbentuk daratan.


Di wilayah Moera Takoes di hulu sungai Kampar pada ketinggian 73 M adalah elevasi yang tinggi. Secara geomorfologis wilayah Moeara Takoes dimana terdapat candi yang dibangun di masa lampau (tanah kars/granit), sejatinya bagian pulau Sumatra yang terbentuk di masa lampau (terbentuknya permukaan bumi). Ini berbeda dengan wilayah Pekan Baroe yang diduga daratan yang baru terbentuk akibat proeses sedimentasi (tanah alluvial).

Wilayah Bangkinang dimana kampong/kota terbentuk adalah wilayah daratan. Sementara wilayah di seberang kampong/kota yang elevasinya lebih rendah diduga dulunya adalah perairan. Besar dugaan di sisi utara kampong Bangkinang tempoe doeloe adalah suatu teluk.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama-Nama Bangkiang, Bangko, Bengkalis, Bangka dan Bengkoeloe: Bangkinang vs Palalawan di Daerah Aliran Sungai Kampar

Kota penting di daerah aliran sungai Kampar (Kanan) adalah Bangkinan. Sungai Kampar Kanan dan sungai Kampar Kiri bertemu di Langgam (sebelah tenggara kota Pekan Baru). Ke hilir sungai disebut sungai Kampar dimana terdapat kota Palalawan (elevasi 7 M).


Mengapa ketinggian kota Palalawan lebih tinggi dari ketinggian kota Pakan Baroe (5 M). Fakta bahwa kota Palalawan lebih jauh ke pantai timur Sumatra. Kota Pekan Baru sendiri merupakan titik singung terdekat antara sungai Siak (Pekanbaru) dengan sungai Kampar (Kanan) di arah selatan (kota Taratak Boeloeh, 10 M). Selanjutnya kedua sungai semakin ke timur semakin menjauh. Mangapa? Apakah ada pulau atau daratan yang terbentuk lebih dahulu yang membelokkan kedua arah sungai? Sungai Siak mengalir ke arah tiomur laut dan sungai Kampar mengalir ke arah tenggara. Lantas mengapa daerah aliran sungai Siak lebih rendah dari daerah aliran sungai Kampar/Kanan? Proses sedimentasi tampaknya lebih awal terjadi di daerah aliran sungai Kampar.

Kota Palalawan awalnya terbentu di sisi utara sungai Kampar. Menagapa? Yang jelas sebagaimana ditunjukkan dalam peta, di sekitar kampong Palalawan pada masa lalu, sejauh mata memandang adalah rawa-rawa atau daratan basah (tergenang jika banjir besar). Hanya ada kampong Palalawan di wilayah yang sangat luas. Satu-satu akses hanya melalui pelayaran sungai baik dari pesisir maupun dari arah hulu sungai.


Berbeda dengan kota Palalawan, kampong Pekan Baroe tampak di sekitar wilayah rawa-rawa tetapi di sedikit di arah utara diidentifikasi wilayah daratan rendah. Ke arah hulu sungai Siak wilayah rawa-rawa semakin luas hingga ke kampong Koeala Tapoeng dengan elevasi 6 M (dimana sungai Tapoeng Kanan dan sungai Tapoeng Kiri bertemu). Wilayah rawa-rawa semakin meluas ke hulu dengan semakin saling menjauhnya kedua sungai Tapoeng Kiri dan sungai Takoeng Kanan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: