.
Kota-kota yang ada pada masa ini di Indonesia umumnya berproses sejak dari sebuah kampong kecil hingga menjadi kota metropolitan, Proses pertumbuhan dan perkembangan kota ini dapat diperhatikan secara horizintol terjadi perluasan dan secara vertikal terbentuknya level pemerintahan. Hal ini juga yang terjadi dengan Kota Medan. Satu hal yang masih penting masa ini, meski kota-kota tersebut sudah menjadi metropolitan, tetapi nama-nama yang ada di dalamnya masih ditemukan nama-nama lampau. Nama-nama masa lampau ini tidak hanya menunjukkan adanya sejarah masa lampau tetapi juga kisah-kisah yang menyertainya.
Kota-kota yang ada pada masa ini di Indonesia umumnya berproses sejak dari sebuah kampong kecil hingga menjadi kota metropolitan, Proses pertumbuhan dan perkembangan kota ini dapat diperhatikan secara horizintol terjadi perluasan dan secara vertikal terbentuknya level pemerintahan. Hal ini juga yang terjadi dengan Kota Medan. Satu hal yang masih penting masa ini, meski kota-kota tersebut sudah menjadi metropolitan, tetapi nama-nama yang ada di dalamnya masih ditemukan nama-nama lampau. Nama-nama masa lampau ini tidak hanya menunjukkan adanya sejarah masa lampau tetapi juga kisah-kisah yang menyertainya.
Nama kampong tempo doeloe di Medan (1866) |
Dalam pertumbuhan dan perkembangan Kota Medan sejak awal,
orang-orang afdeeling Padang Sidempuan (sebelumnya bernama afdeeling Mandailing
dan Angkola) turut di dalamnya. Ketika afdeeling Deli ditemukan dan dibentuk
(1863) penduduk afdeeling Padang Sidempuan sudah mengecap pendidikan modern. Pada
tahun 1862 di sudah ada sekolah guru dan pada tahun 1870, dari 10 sekolah
negeri di Residentie Tapanoeli, delapan diantaranya berada di afdeeling Padang
Sidempuan. Lulusan sekolah-sekolah ini banyak yang merantau ke Deli dan menjadi
krani. Salah satu perantau generasi pertama adalah Mohamad Yacoub gelar Soetan
Kinajan yang datang tahun 1875. Setelah
pulang haji, Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim atau Sjech
Ibrahim menjadi tokoh penting di kota Medan. Ketika Medan menjadi kota
(kotamadya) tahun 1909, Sjech Ibrahim diangkat menjadi penghoeloe pusat kota
Medan (Kesawan). Sjech Ibrahim adalah kepala kampong pertama (kamponghoofd) di
kota Medan.
Cikal Bakal Kota Medan Dimulai Kampong Medan Poetri
Kota Medan bemula dari suatu area di sisi
kanan sungai Deli. Area tersebut adalah bagian (tanah ulayat) dari kampong
Medan Poetri yang berada di sisi kiri sungai Deli. Pada area yang kosong yang
sebagian masih tertutup oleh hutan itu Deli Mij membuka kebun tembakau dalam
skala besar. Nienhuys awalnya membuka kebun di Laboehan tahun 1865. Pembukaan
kebun baru Deli Mij (Kongsi Nienhus dkk) di sekitar pertemuan sungai Babura dan
sungai Deli ini terjadi pada tahun 1669. Kantor Deli Mij dan berbagai bangunan
perusahaan (gudang, tempat pengeringan dan bedeng-bedeng untuk kuli) berada di
sisi jalan poros antara Laboehan dan Deli Toea.
Nama kampong Medan Poetri pertama kali dilaporkan pada
tahun 1866 ketika Controleur de Caet tahun 1863 melakukan ekspedisi ke
Bataklanden (Tanah Karo). Dilaporkan ekspedisi ini dimulai dari Laboehan ke
Deli Toea melalui kampong-kampung sebagai berikut: Kampong Alai, Kampung Gengah
(mungkin maksudnya Tengah), Kampong Besar, Rantoe-Blimbing, Mertoeboeng, Rengas
Sambilan, Kota Bangon, Mabar, Rengas Sekoepang, Poeloe Braian, Gloegoer, Medan
Poetri, Kesawan dan Tebing Tinggi dan Kampong Baroe.
Sejak Deli Mij mengambil lokasi di seberang
Kampong Medan Poetri, lambat laun lokasi ini semakin ramai. Hal yang cepat
membuat ramai karena pusat aktivitas Deli Mij juga berkembang, seperti munculnya
outlet-outlet kebutuhan sehari-hari dan pusat kesehatan (klinik). Di sekitar
lokasi ini juga disediakan mess bagi tamu-tamu Deli Mij. Mess ini ternyata juga
dimanfaatkan para planter lain untuk tempat menginap dalam perjalanan mereka
dari Laboehan ke kebun-kebun mereka yang jauh berada di luar Medan Poetri. Lokasi
Kampung Medan Poetri yang tempatnya strategis kemudian menjadi sangat popular
diantara para planter. Nama Medan Poetri lambat laun hanya disebut Medan.
Bagaimana nama Medan Poetri diringkas menjadi Medan saja
mudah dipahami (soal lidah). Namun bagaimana adanya poetri tidak diketahui
jelas. Seperti kampong-kampung di sekitar, setiap nama ada maknanya. Apakah
poetri pada nama Kampung Medan Poetri dikaitkan dengan cerita Putri Hijau?
Entahlah.
Berdasarkan Peta 1875 dan dibandingkan dengan
nama-nama yang dilaporkan de Caet tidak banyak berubah. Sementara peta sketsa
yang dibuat DD Veth yang dimuat dalam Tijdschrift van het Aardrijkskundig
Genootschap nama-nama kampong yang teridentifikasi dapat dikelompokkan
berdasarkan area plantation.
:
Pada tahun 1875 afdeeling Deli dimekarkan
menjadi terdiri dari onderafdeeling Laboehan dan onderafdeeling Medan. Status
controleur di Laboehan ditingkatkan menjadi Asisten Residen dan di Medan
ditempatkan seorang controleur.
Pada tahun 1979 ibukota afdeeling Deli
dipindahkan dari Laboehan ke Medan. Perkebunan swasta semakin banyak. Kota yang
terus berkembang juga muncul perkembangan social yang baru seperti pemukiman,
prostitusi, criminal dan lainnya. Di kantong-kantong tenaga kuli di perkebunan
kerusuhan dan tindakan criminal juga bermunculan.
De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad,
10-01-1885: ‘Deli. Di surat kabar Penang Times, 3 Desember, kita membaca bahwa
di Toentoegan Estate terjadi gangguan. Sebanyak tiga ratus koeli Cina ditangkap
bersama-sama dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Perusahaan-perusahaan di
Deli masih menjadi rawan untuk ketertiban dan disiplin yang berlaku. Untuk
mengantisipasi para koeli kini semua perusahaan membentuk kongsi. Situasi
menjadi lebih serius. Controleur di Medan memiliki tidak kurang dari 28 onderneming
(perusahaan) di bawah kendalinya, yang mana sebagian berada beberapa puluh dan
tiga puluh mil dari ibukota (Medan) berada, jelas tidak bisa diharapkan seorang
pejabat daerah (Controleur) untuk daerah yang luas pemerintah. Diperlukan
pemerintah untuk dapat mengatur dengan benar agar memperkuat perlindungan orang
Eropa, orang akan berharap perbaikan’.
Kepala
Kampung Pertama di Medan Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim
Kota Medan pada tahun 1909 menjadi sebuah
gementee (kota/kotamadya). Pada saat itu kota dipimpin seorang walikota. Kepala
kampong (penghulu) yang pertama diangkat adalah Penghulu Pekan. Yang menjadi
kepala kampong pertama adalah Sjech Ibrahim. Kepala kampong adalah pemimpin
unit pemerintahan terkecil (sekarang desa/kelurahan) yang secara geografis
memiliki batas-batas administratif yang dibedakan dengan kepala kaum: Tionghoa
(Mayor, Kapten, Letnan), Kling (Kapten), pribumi (Sultan).
Mohamad Yacoub gelar Soetan Kinajan atau Sjech Ibrahim
datang ke Deli pada tahun 1875 sebagai krani Kantor Sultan Serdang (Serdangsche
Sultanaatskantoor) di Rantaoe Pandjang. Mohamad Yacoub berasal dari afdeeling
Mandheling en Ankola. Pada saat itu umur Mohamad Yacoub baru 15 tahun (tamat
sekolah dasar). Mohamad Yacoub pada tahun 1880an pindah ke Medan dan bekerja di
toko Huttenbach & Co, salah satu toko pertama Eropa di Medan. Mohamad
Yacoub kemudian membuka usaha dan melakukan haji ke Mekah. Sejak
kepulangan Mohamad Yacoub dari tanah
suci namanya lebih dikenal sebagai Hadji Ibrahim. Pada tahun 1909 ketika Medan
ditingkatkan menjadi kota (gemeete) Hadji Ibrahim diangkat menjadi penghoeloe
(kamponghoofd) Kampong Kesawan. Pusat pasar Medan berada di Kampung Kesawan,
Hadji Ibrahim juga dikenal sebagai Penghoeloe Pekan.
Orang Mandailing dan Ankola sudah semakin banyak di Medan. Pada tahun
1907 untuk mengimbangi pedagang Tionghoa, para pengusaha Mandailing dan Ankola
membentuk Sjarikat Tapanoeli. Sarikat ini pada tahun itu membentuk klub
sepakbola yang diberi nama Tapanoeli Voetbal Club dan mempelopori diadakannya
kompetisi Deli Voetbal Bond. Pada tahun 1909 Sarikat Tapanoeli mendirikan surat
kabar Pewarta Deli dengan ketuanya Hadji Dja Endar Moeda dan wakilnya Hadji
Ibrahim. Hadji Dja Endar Moeda, alumni Kweekschool Padang Sidempuan (1884),
mantan guru, pemilik sekolah di Padang dan pengusaha media dengan suratkabar
yang terkenal Pertja Barat (di Padang) dan Tapian Na Oeli (di Sibolga). Dja
Endar Moeda hijrah ke Medan tahun 1907.
Hadji Ibrahim tidak hanya aktif di Sajarikat
Tapanoeli tetapi juga organisasi-organisasi keagamaan seperti Sarikat Islam.
Hadji Ibrahim kemudian lebih dikenal sebagai Sjech Ibrahim. Sjech Ibrahim
diangkat sebagai anggota Landraad Medan pada tahun 1925. Anggota lainnya yang
diangkat selain Kepala kampong dari Soengei Rengas dan Kampong Aur juga
beberapa letnan Cina di Medan, Labuhan Deli dan Sunggal. Landraad adalah dewan
pengadilan untuk pribumi yang anggotanya didominasi oleh orang-orang
Eropa/Belanda.
De Sumatra post, 27-05-1925: ‘Landraad di Medan. Dewan
Tanah di Medan mengumumkan anggota baru yang ditunjuk antara lain Mohamad
Jacoeb gelar Soetan Kinajan, kampongboofd dari Kesawan dan Sungei Krah dan
Soetan Oedin gelar Baherumsjah, kepala kampong dari Soengei Rengas dan Kampong
Aur’.
Sjech Ibrahim termasuk pelopor pendirian
Djamiatoel al-Washlijah. Organisasi ini adalah organisasi keagamaan yang
dibentuk untuk mengibangi organisasi yang sudah dibentuk Muhammadiyah. Organisasi Djamiatoel al-Washlijah didirikan
pada saat pertemuan yang dilakukan di rumah Mohamad Joenoes pada 26 Oktober
1930. Muhammad Joenoes adalah pengusaha yang sukses di Pematang Siantar dan
Medan. Mohamad Joenoes adalah nama lain dari Soetan Hasoendoetan mantan guru
dan seorang novelis Tapanoeli yang terkenal dengan novelnya Tolbok Haleon.
Sjech Ibrahim migrant Tapanuli generasi
pertama dikabarkan telah meninggal dunia pada bulan April 1933 dalam usia
tinggi 73 tahun.
De Sumatra post, 21-04-1933: ’Selama 58 tahun tinggal di
Deli. Sehari sebelum kemarin tiba-tiba meninggal pada usia 73 tahun Sjech
Ibrahim, mantan Penghulu Pekan. Almarhum adalah salah satu yang tertua orang
Tapanuli di sini. 58 tahun yang lalu dia datang dari afdeling Mandheling en
Ankola. Pekerjaan pertamanya sebagai krani di Serdangsche Sultanaatskantoor, di
Rantau Pandjang. Pada tahun delapan puluhan ia pindah kerja ke Huttenbach &
Co, salah satu toko pertama Eropa di Medan. Kemudian ia diangkat Penghoeloe
Pekan. Setelah pension pada tahun 1925 ia diangkat anggota Landraad. Almarhum
adalah pendiri dari beberapa organisasi sosial dan keagamaan, yang lebih lanjut
Sjech Ibrahim adalah co-pendiri Sjarikat Tapanoeli, penerbit surat kabar
Pewarta Deli. Pemakaman kemarin sore dibawah bunga yang besar sebagai
gantinya’.
Pengganti Sjech Ibrahim sebagai Kepala
Kampung Kesawan dan Soengei Krah adalah Haji Mohamad Kasim. Namun jabatan
kepala kampong yang baru harus ditangguhkan karena dituduh telah melakukan
penyimpangan pembayaran uang pajak. Sebagai pejabat sementara sebagai Kepala
Kampung Kesawan dan Soengei Krah adalah Abdoel Moerad, putra almarhum Sjech
Ibrahim.
De Sumatra post, 02-10-1933 Penghulu ditangguhkan karena
penipuan dengan uang pembayar pajak. Dengan keputusan Asisten Residen Deli dan
Serdang untuk sementara bertindak Kepala dari Kesawan en Soengai Kerah ditunjuk
Abdul Moerad, putra mendiang Hadji Ibrahim untuk menggantikan Penghulu Medan.
Penghulu Pekan Medan (Kesawan dan Sungei Kerah) Haji Mohamad Kasim dan
merupakan ayah dari Matt Deli. Dia telah ditangguhkan karena penyimpangan
dengan uang pembayar pajak. Dalam kasus ini juga selama proses penelitian,
ditangguhkan tiga wakil’.
De Sumatra post, 09-10-1933: ‘Besluiten en benoemingen.
Diangkat Wakil dari Penghulu (Kampocghoofd) dari kampung Kesawan dan Soengai
Kerah, Taib, sebelumnya adalah penulis (schrijver) di Deli Railway Company di
Medan’.
Medan Masa Kini
Kota Medan masa kini merupakan gabungan dua
onderafdeeling (kecamatan) di masa lampau, yakni: onderfadeeling Laboehan dan
onderafdeeling Medan. Onderafdeeling Laboehan ibukota Laboehan dan
orderafdeeling Medan ibukota Medan. Pada tahun 1879 ibukota afdeeling Deli
pindah dari Laboehan ke Medan. Sejak itu Medan berkembang pesat hingga ini hari
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.
Nama-nama kampong di Medan dari doeloe hingga kini
|
||||
1863-1885
|
1885-1915
|
1915-1945
|
1945-1974
|
1974-Masa
kini
|
Oaf.
Amplas
Oaf.
Timbang Deli
|
Medan Amplas
Harjosari
I
Harjosari II Timbang Deli Bangun Mulia Sitirejo II Sitirejo III Amplas |
|||
Rengas Sambilan
Rengas Koepang
|
Sei Rengas
|
Kota Matsum
|
Sukaramai
Pasar Merah
|
Medan Area
Pandau Hulu II
Sei Rengas II Sei Rengas Permata Kota Matsum I Kota Matsum II Kota Matsum IV Sukaramai I Sukaramai II
Tegal Sari I
Tegal Sari II Tegal Sari III Pasar Merah Timur |
Kesawan
Glugur
Pulo Brayan
|
Sei Agul
S. Baras
Kampong Dadap
Silalas
|
Oaf.
Sei Sikambing
|
Medan Barat
Kesawan
Silalas Glugur Kota Pulo Brayan Kota Karang Berombak Sei Agul |
|
Medan
Poetri
|
Petisah
Padang Bulan
Babura
|
Merdeka
|
Medan Baru
Darat Petisah Hulu Babura Merdeka Padang Bulan Titi Rantai/Rante |
|
Belawan
Sicanang
|
Belawan Kota
Belawan I Belawan II Belawan Sicanang Bagan Deli Belawan Bahari Belawan Bahagia |
|||
Tjikopean
Mabar
Kota Bangun
|
Titi Papan
|
Oaf.
Mabar
|
Medan Deli
Tanjung Mulia Tanjung Mulia Hilir Mabar Mabar Hilir Kota Bangun Titi Papan |
|
Binjai
|
Denai
|
Medan Denai
Tegal Sari Mandala I Tegal Sari Mandala II Tegal Sari Mandala III Denai Binjai Medan Tenggara |
||
Helvetia
Tanjung Gusta
|
Oaf.
Helvetia
|
Dwi Kora
|
Medan Helvetia
Dwi Kora Sei Sikambing C II Helvetia Helvetia Tengah Helvetia Timur Tanjung Gusta Cinta Damai |
|
Deli Toea
|
Bekala
|
Gedung Johor
Kedai Durian
Oaf.
Gedong Johor
|
Medan Johor
Kwala Bekala Pangkalan Masyhur Gedung Johor Kedai Durian Suka Maju Titi Kuning |
|
Sei Rengas
Mesjid
|
Pasar Baru
Pusat Pasar
Kota Matsum
|
Teladan
|
Medan Kota
Pandau Hulu I Pasar Baru Pusat Pasar Mesjid Sei Rengas I Kota Matsum III Pasar Merah Barat Teladan Barat Teladan Timur Sudi Rejo I Sudi Rejo II Siti Rejo I |
|
Alei
Besar
Martubung
Labuhan
|
Tangkahan
|
Medan Labuhan
Besar Martubung Sei Mati Pekan Labuhan Nelayan Indah Tangkahan |
||
Kampung Baru
|
Mariendal
Suka Raja
Sei Mati
Aur
Sei Mati
|
Oaf.
Mariendal
|
Medan
Baru
Aur
Hamdan Jati Kampung Baru Sei Mati Suka Raja |
|
Labuhan Deli
Terjun
Klumpang
|
Oaf.
Mabar (Maryland)
Oaf.
Klumpang
|
Medan Marelan
Tanah Enam Ratus Paya Pasir Labuhan Deli Rengas Pulau Terjun |
||
Sei Kerah
|
Pahlawan
Pandau
|
Medan Perjuangan
Pandau Hilir Pahlawan Sei Kera Hulu Sei Kerah Hilir I Sei Kerah Hilir II Sidorame Barat I Sidorame Barat II Sidorame Timur Tegal Rejo |
||
Petisah
Sekip
Sei Sikambing
Kampong Kling
|
Sei Putih
|
Medan Petisah
Petisah Tengah Sekip Sei Putih Barat Sei Putih Tengah Sei Putih Timur I Sei Putih Timur II Sei Sikambing D |
||
Polonia
Madras
|
Oaf.
Polonia
|
Medan Polonia
Anggrung Madras Hulu Polonia Sari Rejo Suka Damai |
||
Padang Bulan
Asam Kumbang
Beringin
|
Oaf.
Padang Bulan
|
Medan Selayang
Beringin Padang Bulan Selayang I Padang Bulan Selayang II Sempakata Tanjung Sari Asam Kumbang |
||
Sunggal
|
Sei Sikambing
Lalang
|
Oaf.
Sei Kria
|
Medan Sunggal
Babura Sunggal Sei Sikambing B Simpang Tanjung Tanjung Rejo Lalang Sunggal |
|
Medan Tembung
Indra Kasih Sidorejo Sidorejo Hilir Bandar Selamat Bantan Bantan Timur Tembung |
||||
Glugur
Pulo Brayan
|
Gaharu
Durian
|
Sidodadi
|
Medan Timur
Gang Buntu Perintis Sidodadi Durian Gaharu Glugur Darat I Glugur Darat II Pulo Brayan Bengkel Pulo Brayan Bengkel Baru Pulo Brayan Darat I Pulo Brayan Darat II |
|
Namu Gajah
Tanjung Selamat
|
Oaf.
Tuntungan
|
Medan Tuntungan
Tanjung Selamat Simalingkar B Simpang Selayang Kemenangan Tani Lau Cih Namu Gajah Sidomulyo Ladang Bambu Mangga |
||
Catatan:
O.af.=Onderafdeeling (kecamatan)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar