*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini
Aspek religi dalam perjalanan peradaban tidak pernah absen. Religi adalah soal hakikat penduduk dengan yang disembahnya (Tuhan). Penduduk saling berinteraksi dalam berbagai hal termasuk kehidupan sehari-hari maupun dalam praktek ekonomi dan perdagangan. Hubungan itu bersifat manusiawi. Penduduk dalam kehidupan sehari terikat dengan alam sebagai sumber penghidupan seperti bertani, beternak, menambang dan berburu. Dalam hubungan sesama penduduk dan penduduk dengan alam di zaman kuno muncul ajaran yang diduga dibawa oleh para pedagang (dari India) suatu kepercayan (agama) yang menjadi pemandu religi penduduk dalam berhubungan dengan sang Pencipta.
Artikel ini tidak dalam hal praktek keagamaan masa kini, tetapi tentang sejarah religi pada penduduk Angkola Mandailing pada zaman kuno? Jelas bahwa tidak akan tergambarkan secara lengkap seperti agama yang kita anut sekarang baik dalam aspek akidah, ibadah dan akhlak. Namun bisa kita pahami sepintas praktek keagamaan penduduk zaman kuno pada masa ini, paling tidak memahaminya dimulai dari situs religi yang utama tempat ibadah di candi Simangambat dan candi-candi di Padang Lawas. Dalam hubungan ini kita dapat engajukan pertanyaan apakah masih ada praktek-praktek agama zaman kuno dengan sekarang, jika tidak kapan tanda-tanda terakhir yang dapat diamati. Lalu dari mana kita mulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Religi Orang Batak Zaman Kuno Era Hindoe-Boedha
Tunggu deskripsi lengkapnya
Apakah Masih Ada Praktek Religi yang Tersisa Tanda-Tandanya Masa Kini?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar