*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini
Sesungguhnya Aceh dan Batak begitu dekat, bahkan dekat bukan karena persamaan dan perbedaan agama, tetapi secara historis di zaman kuno bermula dari satu kesatuan wilayah (Kerajaan Aru). Hal itulah mengapa pada saat terjadi Perang Batak 1876 (pasca jatuhnya Kraton Atjeh 1874) para hulubalang Atjeh dan hulu balang Padang Lawas (Angkola Mandailing) memberi dukungan kepada Sisingamangaraja dan sekutunya (Boetar dan Samosir) dalam melawan militer Belanda yang dibantu oleh Nommensen. Itulah wujud masih adanya semangat federasi sejak Kerajaan Aru dari zaman kuno.
Lantas bagaimana sejarah pemisahan (kerajaan) Aceh dari kerajaan Batak (Kerajaan Aru)? Seperti disebut di atas, itu bermula ketika terbentuk Kerajaan Aceh. Pada saat itu (kerajaan) Lamuri salah satu anggota federasi Kerajaan Aru, berubah orientasi yang diperkuat oleh asing (militer Turki) yang menyebabkan anggota federasi Kerajaan Aru yang lain jatuh ke tangan Kerajaan Aceh. Lantas bagaimana hubungan antara Kerajaan Aceh dan Kerajaan Aru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kerajaan Aru: Terbentuknya Kerajaan Aceh
Kerajaan Aru dan Kerajaan Aceh berperang pada awal Era Portugis. Berdasarkan laporan Mendes Pinto, Kerajaan Aceh yang juga telah menguasai Pedir, Pacem dan Baroeas, melancarkan serang ke Atjeh, sebagai upaya balasa denda karena pasukan Kerajaan Aceh telah menyebabkan tiga putra raja Kerajaan Aru terbunuh di Nagur (wilayah Simalungun) dan Lingai (wilayah Lingga Karo). Kerajaan Aru awalnya memenangkan pertempuran dan mengepung kota, tetapi berbalik karena senjata canggih dari militer Turki. Pasukan Kerajaan Aru yang tersisa kembali ke ibu kota Kerajaan Aru. Itulah catatan terlengkap tentang Kerajaan Aru dan Kerajaan Aceh. Lantas bagaimana terbentuknya Kerajaan Aceh? Mari kita mulai dari informasi yang ada dari zaman kuno.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Aceh dan Batak: Benci Tapi Rindu dan Jauh di Mata Dekat di Hati
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar