Bagian kedua dari Artikel:: Laskar 'Pelangi' Sipirok, Letnan Sahala Muda Pakpahan dan Benteng Huraba di Padang Sidempuan: Lahirnya Tokoh-Tokoh Militer dari Tapanuli Bagian Selatan
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap
Prakondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
Pembentukan pemerintahan dan pertahanan Republik Indonesia terjadi hampir bersamaan waktunya. Ini sangat mungkin, karena
Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah (Jepang) dalam suasana
euphoria pasukan Sekutu, dimana Belanda yang dikalahkan Jepang yang bernafsu
kembali untuk menjajah telah datang kembali dengan memanfaakan kehadiran pasukan Inggris ketika
tengah melucuti pasukan Jepang dan membebaskan tawanan perang yang ada di
Indonesia. Dengan situasi dan kondisi tersebut, maka pembentukan dan penyusunan struktur pemerintahan RI dilaksanakan dari pusat ke daerah-daerah (top down), tetapi tidak demikian dalam proses terbentuknya struktur pertahanan RI, justru pertahanan rakyat sudah dimulai dan terbentuk dari kalangan rakyat (bottom up) yang kemudian disempurnakan dan dilegitimasi oleh pemerintah pusat..
Pada awalnya, inisiatif membentuk
pertahanan rakyat muncul sporadis. Mereka yang dulunya eks pasukan militer/polisi penjajah
(Jepang/Belanda) dan rakyat--pihak yang paling menderita selama penjajahan spontan mengangkat senjata dan mempersenjatai rakyat.
Semua yang disebut para ‘pentolan’ rakyat ini bercermin pada pahlawan-pahlawan
pendahulu dan tentu saja karena di depan mata adanya potensi ‘chaos’ karena
kurang jelasnya estafet kaum penjajah, yang mana pasukan penjajah Jepang sudah
‘lesu darah’ sementara pasukan Inggris mewakili sekutu tampaknya kurang
berminat terhadap keelokan bumi Indonesia—mungkin dengan dalih untuk menjaga rasa
hormat terhadap mantan penjajah Belanda yang boleh jadi terus ‘merayu’ atau
‘dirayu’ untuk masuk kembali ke Indonesia. Situasi dimana Belanda ingin menjajah kembali dan pasukan Jepang sudah mati kutu di markas masing-masing, maka kesempatan inilah yang ingin diraih oleh rakyat untuk membentuk kekuatan bersenjata dimana-mana.