Selasa, Agustus 10, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (99): Indonesia dan Negara Tetangga; Warisan Peradaban Zaman Kuno Angkola Mandailing di Dunia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Seberapa banyak porsi sejarah Angkola Mandailing dalam sejarah Sumatra Utara? Entahlah! Kita tidak berbicara lagi tentang sejarah di Sumatra Utara, tetapi membicarakan sejarah Angkola Mandailing di tingkat nasional dan dunia. Beberapa waktu yang lalu pernah diproklamirkan tentang (parsadaan) Siregar Dunia. Banyak pihak lain kaget. Tetapi sesungguhnya itu tidaklah mengada-ada. Anggaplah itu sebagai ungkapan bahwa Siregar telah mewakili Angkola Mandailing di tingkat yang lebih luas.

Belum lama ini dari suatu studi mendalam yang dilakukan di Malaysia, bahwa pendiri kota Kuala Lumpur, ibu kota negara Malaysia adalah orang-orang Angkola Mandailing yang dipimpin oleh Soetan Poeasa marga Lubis. Wali Kota pertama di kota Surabaya dan kota Padang berasal dari Mandailing. Dalam studi yang pernah saya lakukan sendiri bahwa orang Mandailing jauh lebih banyak berada di luar Tapanuli Bagian Selatan. Berdasarkan sensus penduduk 2010 jumlah orang Angkola di provinsi Jawa Timur sebanyak 29,194 jiwa, populasi ketiga terbanyak setelah Tionghoa dan Sunda di luar penduduk asli (Jawa dan Madura).

Lantas bagaimana sejarah peradaban Angkola Mandailing di Indonesia dan negara-negara tetangga khususnya dan dunia umumnya? Seperti disebut di atas, tidak hanya Siregar yang mendunia tetapi secara umum peradaban Angkola Mandailing sudah menyebar sejak zaman kuno hingga Filipina, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku bahkan hingga Selandia Baru. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Peradaban Zaman Kuno: Angkola Mandailing

Tunggu deskripsi lengkapnya

Angkola Mandailing di Indonesia dan Negara Tetangga

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: