Sabtu, Agustus 07, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (96): Peradaban Angkola Mandailing; Upaya Membangkitkan Minat Sejarah bagi Generasi Muda Era Kini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Pada dasarnya minat para generasi muda pada bidang sejarah sudah mulai meningkat, tetapi belum cukup. Pelajaran sejarah di sekolah tentu saja tidak cukup. Apalagi konten tentang sejarah lokal masih jauh dari yang dibutuhkan. Seperti di daerah lain, sejumlah pembaca yang datang dari generasi muda telah melakukan korespondensi. Itu hanya suatu indikasi ada minat generasi muda dalam sejarah lokal Angkola Mandailing. Namun yang sangat diharapkan adalah terjadi interaksi diantara genrasi muda untuk membicarakan sejarah itu sendiri.

Ada anggapan bahwa yang sangat berminat sejarah adalah generasi tua. Boleh jadi itu ada benarnya. Namun kini situasi dan kondisi telah berubah. Setiap generasi muda pada era milenial sudah lebih mudah mengakses sumber-sumber sejarah tidak hanya melalui informasi yang ada di internet, tetapi juga generasi muda sudah lebih mobile (touring) dan dapat dengan mudah mengunjungi situs-situs sejarah. Dengan begitu diharapkan para generasi muda dapat melihat semua pelosok Tapanuli Bagian Selatan sebagai sumber sejarah. Dalam konteks inilah diharapkan para generasi muda dapat memahami sejarah dan mengintegrasikannya dengan pembangunan masa kini, seperti parawisata dan pelestarian situs-situs budaya dan nilai-nilai peradaban Angkola Mandailing.

Lantas bagaimana upaya membangkitkan minat sejarah Angkola Mandailing bagi generasi muda? Seperti disebut di atas, upaya itu harus timbul sendiri diantara generasi muda sendiri. Pada era milenial ini dimungkinkan itu dapat terbentuk karena para generasi muda sudah bersifat digital dan lebih mobile. Pertukaran informasi yang lebih cepat juga dimungkinkan diantara generasi muda yang berbeda kabupaten dan kecamatan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah dan Generasi Muda

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah dan Pembangunan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: