*Untuk melihat semua artikel Sejarah UGN dalam blog ini Klik Disini
Blog TAPANULI SELATAN DALAM ANGKA adalah blog kembar dengan Blog Poestaha Depok. Bagi pembaca, untuk mengenal lebih jauh tentang Padang Sidempuan dan Tapanuli Bagian Selatan (Angkola, Mandailing dan Padang Lawas) di tingkat nasional, dapat melihat di blog POESTAHA DEPOKUniversitas Graha Nusantara (UGN), sesuai namanya, dimaksudkan sebagai universitas bagi siswa di seluruh Nusantara. UGN secara formal berdiri pada tahun 1987. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai, UGN diusulkan menjadi universitas negeri sejak 2010. Lantas bagaimana sejarah awal terbentuknya UGN? Itu tidak tiba-tiba pada tahun 1987, tetapi merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan sejak masa lampau.
Peta 1852 dan UGN |
Sejarah
Universitas Graha Nusantara adalah satu titik penting dalam garis perjalanan sejarah
pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan. Satu titik yang terhubung dengan sejarah
pendidikan pada masa lampau dengan masa depan. Rangkaian sejarah inilah yang
ingin kita koleksi sehingga dapat memahami bagaimana asal-usul terbentuknya Universitas
Graha Nusantara dan mengapa universitas harus dinegerikan.Mari kita mulai dari
artikel pertama dengan mengacu pada sumber-sumber sejarah masa lampau.
Introduksi Pendidikan Modern di
Panjaboengan dan Padang Sidempoean 1850
Elemen
penting dalam pendidikan adalah membaca, menulis dan berhitung. Instrumen
penting dalam hal ini adalah penggunaan aksara. Sebelum datangnya orang Eropa
ke Nusantara penduduk sudah menggunakan aksara Arab, Aksara China dan
aksara-akasara yang terbentuk dari aksara India seperti aksara Jawa, aksara
Kerinci dabn aksara Batak.
Seorang geolog
dan botanis Inggris, Charles Miller tahun 1772 yang pernah melakukan ekspedisi
ke Angkola menemukan penduduk telah mampu membaca dan menulis. Disebutkan lebih
dari separuh penduduk bisa membaca menulis dalam aksara setempat (baca:: Aksara
Batak), suatu angka yang sangat tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari semua bangsa-bangsa
di Eropa. Demikian laporan Charles Miller yang dikutip oleh William Marsden
dalam bukunya History of Sumatra (1811).
Fakta
inilah yang menjadi alasan kuat mengapa Pemerintah Hindia Belanda melakukan introduksi
pendidikan modern dengan menggunakan aksara Latin di Afdeeling Mandailing en
Angkola. Secara teknis penduduk di Afdeeling Mandailing dan Angkola sangat siap
dengan pengenalan aksara Latin dalam introduksi pendidikan modern.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
3 komentar:
Selamat sore pak, saya Anggia dari Medan salam kenal sebelumnya. Saya menyukai tulisan-tulisan bapak terkait Sumatera Utara, terutama tentang tokoh dan pers di Sumut. Saya boleh meminta nomor kontak ataupun email bapak? terima kasih sebelumnya pak.
Alamat email bisa dilihat di link ini
https://poestahadepok.blogspot.com/p/read-me.html
Terimakasih
akhir mh
saya adalah orang yg tertarik dgn sejarah angkola khususnya daerah angkola selatan(dahulu siais) belakangan ini kami melakukan ekspedisi tentang peradaban di daerah batu rombi,simeronop hingga danau si eis (peta postingan diblok bapak thn 1850). semua berawal dari makam tua brusia ratusan tahun yg telah dirusk, jd kami berniat melestarikan makam tersebut.tapi pengetahuan kami dibidang arkeologi sangat minim. jd minta bantuan dari bapak tentang batu rombi di siais dekat danaoe si eis.
trims
Posting Komentar