Senin, Januari 20, 2020

Muhamad Yusuf Batubara, Sekretaris Daerah Kota Sibolga; Nostalgia dan Sejarah Sibolga


*Untuk melihat semua artikel Tokoh Tabagsel Masa Kini dalam blog ini Klik Disini

**Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan dalam blog itu Klik Disini

***Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sibolga dalam blog itu Klik Disini

Mungkin kita tidak pernah menyadari di masa lampau, suatu waktu kita akan kehilangan teman dalam rentang waktu yang lama tetapi tanpa direncanakan akan kembali bertemu di masa depan. Itulah yang saya alami baru-baru ini. Seorang kawan lama ketika masih SMA yang kemudian berpisah pada tahun 1983 lalu bertemu kembali pada tahun 2020. Tiga puluh tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat. Pertemuan yang tidak disangka itu membuat kita memutar jarum jam kembali ke masa lampau yang disebut nostalgia.

Muhammad Yusuf Batubara (2019)
Kami satu kelas di SMA Negeri 1 Padang Sidempoean. Kami satu tim di dalam tim sepak bola sekolah. Ketiadaan lapangan sepak bola adakalanya kami harus bermain sepak bola di Sabungan dan Siharang Karang. Kami juga ikut dalam persami (perkemahan sabtu minggu) sekolah. Semua itu harus ditinggalkan dan berpisah tahun 1983. Semua siswa yang lalus memiliki rencana studi masing-masing.

Pada awal tahun 2020 ini kami bertemu di bilangan Pejaten Jakarta Selatan dalam suatu reuni kecil. Dari obrolan-obrolan inilah kami menyadari telah memiliki profesi yang berbeda-beda. Teman yang satu tim sepak bola ini kini telah menjabat sebagai Sekda (Sekretaris Daerah) Kota Sibolga. Namanya Muhamad Yusuf Batubara. Namun mengapa tidak terjadi pertemuan yang tidak disangka di Sibolga ketika satu-dua dasawarsa yang lalu saya kerap ke Sibolga dalam kegiatan riset?

Kota Sibolga adalah satu kota penting di masa lampau. Ketika saya kembali ke rumah, saya cek blog saya apakah saya telah menulis sejarah Kota Sibolga? Saya kaget, ternyata saya belum pernah menulis sejarah Kota Sibolga, padahal saya sudah menulis banyak sejarah kota-kota di Indonesia, seperti sejarah Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Padang, Semarang, Jogjakarta, Makassar, Ambon, Palembang. Mengapa lupa? Padahal Kota Sibolga adalah ibukota Residentie Tapanoeli. Setelah bertemu Muhamad Yusuf Batubara, sekembali di rumah,  sacara tidak langsung telah mengingatkan saya. Saya harus menulis sejarah Kota Sibolga. Serial artikel Sejarah Kota Sibolga yang ditempatkan di blog Poestaha Depok akan didedikasikan kepada Muhamad Yusuf Batubara, Sondang dan Tumbur serta warga Kota Sibolga.

Apakah Anda pernah mengalami serupa ini? Tentu saja pengalaman serupa ini dapat terjadi pada setiap orang. Tetapi tidak akan terjadi di era ‘medsos’ masa kini. Horas be.


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog Poestaha Depok adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: