Rabu, Juni 09, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (37): Bagas Godang dan Sopo Godang Sudah Ada Zaman Kuno; Arsitektur Rumah Adat Angkola Mandailing

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Bagas godang ditemukan di Angkola Mandailing, diantara rumah gadang di Minangkabau dan jabu bolon di Toba dan rumah bolon di Simalungun. Di Tanah Karo disebut Siwaluh Jabu dan di Pakpak disebut Jerro. Sementara itu di Gayo disebut Uma dan di Alas Aceh disebut rumah krong bade, Di Angkola Mandailing selain bagas godang, bagas ni Raja ada yang disebut sopo godang. Bagas godang dan sopo godang adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Bagas godang adalah kraton atau istana di Angkola Mandailing dan sopo godang semacam gedung dewan.

Di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, adalah satu kawasan mini Indonesia yang di dalamnya terdapat kavling-kavling yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Pada setiap kavling provinsi terdapat bentuk ciri khas daerah yang secara umum menonjolkan bangunan rumah adat. Di kavling (anjungan) provinsi Nusa Tenggara Barat menampilkan rumah adat yang merupakan replika istana tua Sumbawa yang bersejarah yang disebut Dalam Loka Samawa yang dibangun pada tahun1825 oleh Sultan Khairudin I yang juga didaping bangunan adat khas Sasak (pulau Lombok). Di anjungan provinsi Sumatra Barat menampilkan replikas rumah gadang. Bagaimana dengan di anjungan provinsi Sumatra  ditampilkan tidak hanya satu rumah adat. Uniknya tidak ada rumah adat yang mewakili wilayah Angkola Mandailing apakah bagas godang atau sopo godang. Mengapa? Sebelum terbentuk TMII miniatur Indonesia dipusatkan di Lapangan Gambar (kini Lpaangan Monas) yang mana dibagi ke dalam pavilium mewakili provinsi. Padang favilium provinsi Sumatra Utara diwakili bentuk bangunan rumah adat Angkola Mandailing bagas godang. Mengapa hanya bagas godang yang mewakili di pavilium provinsi Sumatra Utara? Kedua hal tersebut ada alasannnya.

Lantas bagaimana sejarah bagas godang zaman kuno di Angkola Mandailing? Lalu bagaimana untuk mengetahuinya? Jelas bahwa bagas godang bukan banguna yang dibuat sekelas candi seperti candi di Simangambat atau candi-candi di Padang Lawas. Tentulah bagas godang yang ada zaman kuno tidak bisa bertahan lama. Untuk itu kita haruslah melihatnya apakah terdapat gambarnya pada candi atau prasasti yang ditemukan di Tapanuli Bagian Selatan. Apa ada? Jika tidak ada bisa kita ‘pinjam’ dari prasasti di tempat lain. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Bagas Godang Sopo Godang Zaman Kuno

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bagas Godang Sopo Godang Masa Kini

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: