Minggu, Juni 27, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (55): Simalungun dan Pengaruh Kerajaan Aru; Gunung Raja di Angkola dan Gunung Malea di Mandailing

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Kerajaan Aru bermula di Angkola Mandailing. Sejak ibukotanya relokasi ke Padang Lawas di zaman kuno, pengaruhnya tidak hanya di Sumatra tetapi juga ke berbagai wilayah, bahkan hingga ke Filipina dan Maluku. Di wilayah Sumatra sendiri, khususnya Sumatra bagian utara  luas pengaruhnya hingga ke Aceh yang sekarang. Secara khusus, pengaruhnya di wilayah Simalungun yang sekarang dapat dilihat pada masa kini dalam berbagai aspek.

Pada zaman kuno (pada era Hindoe Boedha) di Angkola Mandailing diantara dua danau yang ada (danau Siais dan danau Siabu) terdapat dua gunung. Di arah utara dekat danau Siais disebut gunung [Lubu] Raja dan di arah selatan di dekat danau Siabu disebut gunung Malea (merujuk pada nama Himalaya). Antara dua danau ini dihubungkan sungai Batang Angkola. Diantara dua gunung diduga terbentuk kota kuno yang enjadi cikal bakal Kerajaan Aru. Aru dalam bahasa India selatan adalah sungai. Sisa peninggalan kota kuno ini pada masa ini berupa candi kuno (candi Simangambat). Lalu ibu kota ini relokasi ke (kota) Binanga di Padang Lawas di pertemuan sungai Batang Pane dan sungai Barumun (sungai berhulu di gunung Malea). Dari kota-kota di Padang Lawas inilah pengaruh Kerajaan Aru ke berbagai penjuru (selatan, timur dan utara). Di wilayah Simalungun yang sekarang juga dapat dikenal dua nama geografis yakni [gunung[ Raja dan [gunung[ Malela. Pada masa ini nama (kecamatan) Malela di sebelah timur kota Pematang Siantar, sedangkan (kecamatan) Raya di sebelah barat.

Lantas bagaimana sejarah Simalungun di zaman kuno? Seperti disebut di atas, wilayah Simalungun adalah salah satu daerah rantau penduduk Angkola Mandailing. Jika menarik garis lurus dari Padang Lawas hingga ke ujung utara Aceh, wilayah Simalungun berada di dalam lintasan pengaruh perdagangan Kerajaan Aru. Kerajaan Aru tidak hanya menguasai navigasi pelayaran juga menguasai lalu lintas di pedalaman dengan kendaraan kuda. Oleh karena itu pada awal era Hindia Belanda masih disebutkan di daerah Melayu disebutkan arti Batak, tidak hanya nama wilayah juga sebagai penunggang kuda. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kerajaan Aru dan Simalungun: Antara Padang Lawas dan Aceh

Tunggu deskripsi lengkapnya

Simalungun: Pengaruh Angkola Mandailing Era Kerajaan Aru

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar: