*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dolok Malea di blog ini Klik Disini
Di pulau Sumatra banyak danau pegunungan, seperti danau Takengon, danau Toba, danau Siais, danau Maninjau, danau Kerinci dan danan Rau.Yang terbesar danau Toba. Di Angkola Mandailing juga ada danau Marsabut di Sipirok dan danau Laut di Pakantan. Dalam hubungan tersebut, apakah rodang di Siabu adalah danau yang hilang di masa lampau?
Terkait Rodang di Siabu, Lebih Menjanjikan Dibuat Waduk dan PLTA. 10/09/2017. Irwan Hamdani Daulay, SPd. Siabu (Malintangpos Online): Tokoh Pemuda Kab.Madina Irwan H Daulay menilai terkait Rodang Kec Siabu, lebih layak dijadikan sebagai waduk untuk sentra perikanan darat, obyek pariwisata dan PLTA daripada dibuat sawah baru. “Rodang yang luasnya 500 Ha, yang berada di wilayah Tapsel dan Madina tersebut sangat tidak layak untuk daerah pertanian sawah karena lahannya lebih rendah dari permukaan dua sungai besar, Bt Gadis dan Bt Angkola dan jika musim hujan sering meluap. Upaya pengerukan dan peledakan batu cadas di pertemuan kedua sungai besar tersebut tidak akan menjadi solusi, karena secara teknis celah batu cadas (dikenal sebagai lompatan harimau), sulit untuk dilakukan, meskipun sudah pernah di ledakkan sebelumnya. Di lokasi Lompatan Harimau di areal Rodang, lebih memungkinkan dibangun Waduk untuk PLTA dibendung untuk dijadikan waduk atau danau buatan untuk budi daya perikanan darat dan pariwisata. (https://malintangpos.co.id/)
Lantas bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Seperti disebut di atas di Siabu pada masa kini hanya dikenal rodang na bolak. Apakah rodang Siabu sisa danau zaman kuno? Lalu bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Lantas bagaimana sejarah Danau Siabu, danau zaman kuno dimana sungai Batang Angkola dan sungai Batang Gadis bermuara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.