Senin, Juli 05, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (63): Orang Maluku dan Orang Batak; Pulau Hale Mahera hingga Pulau Aru via Raja Ampat, Barat Laut Papua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Apakah ada hubungan orang Maluku dan orang Batak. Tidak terlalu jelas. Akan tetapi wilayah Maluku termasuk navigasi pelayaran perdagangan Kerajaan Aru di zaman lampau. Hal itulah diduga mengapa ada nama pulau Aru di laut Arufuru. Tentu saja tidak hanya itu, di satu sisi nama Maluku sendiri mirip nama Malaka. Pada era Portugis, pulau Halmahera yang sekarang diidentifikasi sebagai (pulau) Batachini del Moro (yang dapat diinterpretasi sebagai Batak, Chiua dan Moor).

Kepulauan Maluku adalah pulau-pulau di antara pulau Sulawesi dan pulau Papua. Pulau besar di wilayah ini antara lain pulau Halmahera, pulau Seram, pulau Tanimbar dan pulau Aru. Pulau lainnya yang terbilang besar adalah pulau Taliabu, pulau Mangali, pulau Buru, pulau Obi, pulau Bacan dan pulau Morotai. Satu yang penting dari sejarah Maluku pada masa lampau adalah struktur pemerintahan yang bersifat federasi empat kerajaan yang disebut Maluku kie Raha atau Maluku Empat Raja. Pola federasi ini menjadi pola umum di berbagai wilayah lainnya di Kepulauan Maluku. Di wilayah pantai barat laut (pulau) Papua juga ada yang disebut Raja Ampat (kini menjadi nama kabupaten).

Lantas bagaimana sejarah awal di Kepulauan Maluku? Mungkin tidak setua di pulau Sulawesi atau pulau-pulau di Filipina. Sejarah awal di Kepulauan Maluku diduga berawal dari pulau Sulawesi dan pulau-pulau di Filipina. Lalu apakah ada hubungan Kepulauan Maluku dengan Kerajaan Aru di muara sungai Barumun di pantai timur Sumatra? Seperti disebut di atas ada nama pulau Aru dan nama pulau Batachini del Moro. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pulau Hale Mahera hingga Pulau Aru via Raja Ampat Papua

Tunggu deskripsi lengkapnya

Orang Maluku dan Orang Batak: Bentu Pemerintah Bersifat Federasi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar: