Selasa, Juli 13, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (71): Rukun Haji ke Mekkah; Orang Angkola Mandailing Ada yang Telah Berhaji Sejak Zaman Prasasti?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Berhaji adalah rukun Islam. Berhaji ke Mekkah. Makam para haji di Barus sudah sejak lama ada pada zaman kuno, para haji yang diduga merupakan pedagang-pedagang Arab yang berdagang di pantai barat Sumatra. Mereka inilah yang menjadi faktor penting dakwah Islam bermula di Hindia Timur. Sudah barang tentu dimungkinkan ada penduduk Angkola Mandailing yang menjadi masuk Islam, sebagaimana orang-orang Tiongkok juga banyak masuk Islam pada abad ke-9 dengan terbentuknya komunitas Islan di Canton.

Dalam sejarah navigasi pelayaran zaman kuno, pedagang-pedagang Arab yang menghubungkan perdagangan antara Eropa dan Hindia Timur. Pada abad ke-2 sudah dicatat Ptolomeus bahwa Sumatra bagian uttara adalah sentra produksi kamper. Calam catatatn Eropa abad ke-5 disebut produk kamper diekspor dari suatu pelabuhan yang disebut Barus. Sementara itu berdasarkan catatan Tiongkok pada dinasmi Ming disebutkan pedagang Arab sudah ada di Canton sejak awal abad ke-7, bahkan pada saar nabi Muhammad masih hidup. Komunitas Arab sudah banyak di Tingkok pada abad ke-9 yang telah membentuk koloni di Cantong dengan nama Kanfuu (diduga asal-usul terminologi kampung).

Yang menjadi pertanyaan adalah sejak kapan ada orang Angkola Mandailing yang telah memenuhi haji sebagai salah satu rukun Islam? Pertanyaan ini sangat menarik karena karena wilayah Angkola Mandialing dapat dikatakan sebagai penerima tamu pedagang-pedagang Islam yang berasal dari Arab di zaman kuno. Tentu saja pertanyaan ini sulit dijawab meski sebenarnya dapat dengan mudah dipikirkan: Jika orang Arab bisa sampai ke Barus, adalah sangat mungkin orang Angkola Mandailing bisa ke Tanah Suci? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pedagang Arab: Penyiaran Islam hingga ke Tiongkok Zaman Kuno

Tunggu deskripsi lengkapnya

Haji ke Mekkah; Sejak Kapan Orang Angkola Mandailing Berhaji?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: