Sabtu, Juli 10, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (68): Renaisans Angkola Mandailing; Willem Iskander dan Pendidikan Modern di Wilayah Tapanuli

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Penduduk Angkola Mandailing pernah mengalami kejayaan, selama eksisnya Kerajaan Aru yang bahkan hampir 1.000 tahun. Selama masa kejayaan ini yang ditopang oleh ekonmi kamper, kemenyan dan emas ini Kerajaan Aru tidak hanya berhasil membangun peradaban seperti aksara, seni termasuk arsitektur seperti candi dan paradaton, tetapi juga navigasi pelayaran perdagangan setengah dari nusantara. Tentu semua itu lahir dari genetik yang unggul. Penduduk Angkola Mandailing juga pernah mengalami masa penurunan sehubungan dengan kalah bersaing dengan kerajaan lain, terutama Kerajaan Atjeh yang diperkuat Kerajaan Turki. Setelah tidur cukup lama dalam masa kegelapan, penduduk Angkola Mandailing menemukan kembali masa kejayaan baru (renaisans).

Penduduk Angkola Mandailing, pada saat berada pada titik nadir, para pemimpin Angkola Mandailing menemukan jalan dengan bekerjasama dan tergabung dalam Pemerintah Hindia Belanda. Seperti halnya di zaman kuno Kerajaan Aru dengan produk kamper dan kemenyannya, pada saat pembentukan cabang pemerintahan Hiundia Belanda di (afdeeling) Angkola Mandailing tahun 1840 segera terjadi booming kopi yang mana harga kopi Angkola Mandailing cepat melesat pada harga tertinggi dunia. Saat tanda-tanda kemakmuran di depan mata ini, para pemimpin Angkola Mandailing mengadopsi pendidikan modern aksara Latin untuk rakyatnya Dalam tempo singkat semua penduduk usia sekolah mendapat akses bersekolah. Pada fase inilah salah satu lulusan sekolah di Panyabungan, Willem Iskander berangkat studi ke Belanda untuk mendapat akta guru. Sepulang dari Belanda Willem Iskander menidirikan sekolah guru (kweekschool) di Tanobato di Onderfadeeling Mandailing tahun 1861. Dengan cepat pula menghasilkan guru-guru berkualitas. Penduduk Angkola Mandailing kembali sejajar dengan kemajuan penduduk Minangkabau (sementara penduduk Atjeh mengalami kemunduran hingga pada titik nadir).

Lantas bagaimana sejarah renaisans penduduk Angkola Mandailing? Seperti disebut di atas, setelah penduduk Angkola Mandailing mengalami kemunduran hingga pada titik nadir, bamgkit kembali dan menemukan masa kejayaan baru yang dimulai dengan booming kopi dan adopsi pendidikan dengan aksara Latin. Lalu bagaimana itu semua terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Renaisans Penduduk Angkola Mandailing: Booming Kopi dan Pendidikan Modern Aksara Latin

Tunggu deskripsi lengkapnya

Putra-Putri Angkola Mandailing di Tingkat Peradaban Baru: Kilas Balik Kerajaan Aru dan Kerajaan Singhasari

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: