Senin, Juli 26, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (84): Orang Padang Bolak (Orang Padang Lawas) dan Wilayah Padang Lawas; Afdeeling Padang Lawas

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Orang Padang Bolak atau juga disebut Orang Padang Lawas adalah orang yang mengidentifikasi diri sebagai Halak Padang Bolak atau Halak Padang Lawas. Orang (halak) Padang Bolak umumnya berasal dan tinggal di wilayah kabupaten Padang Lawas Utara dan kabupaten Padang Lawas. Tentu saja ada orang Padang Lawas di wilayah kabupaten Tapanuli Selatan (termasuk Padang Sidempuan) dan di kabupaten Mandailing Natal. Badan Pusat Statistik dalam hal ini juga telah membuat koding (kategori) etnik untuk pilihan mengidentifikasi diri ketika dilakukan pencacahan (sensus) sebagai Angkola, Mandailing, Toba, Simalungun, Pakpak dan Karo dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), orang didefinisikan sebagai kata benda. Dalam hal ini merujuk pada kategori 7 yakni manusia yang berasal dari atau tinggal di suatu daerah (desa, kota, negara, dan sebagainya): dia -- Bogor; suaminya -- Eropa; dan kategori 8, yakni suku bangsa. Dengan demikian yang dimaksud orang dalam hal ini adalah kombinasi keduanya yang saling overlap antara batas wilayah administratif dan batas wilayah budaya yang bahasa lokal disebut halak. Misalnya orang (halak) Padang Sidempuan adalah penduduk yang berasal atau tinggal di kota Padang Sidempuan yang kebetulan juga yang bersangkutan orang (halak) Angkola. Sementara orang Angkola adalah penduduk yang berasal atau tinggal di wilayah Angkola yang kebetulan juga yang bersangkutan tinggal di Padang Sidempuan, Dalam hal ini tergantung pada yang bersangkutan mengidentifikasi diri (berafiliasi) sebagai ‘halak dia’.

Lantas bagaimana sejarah orang Padang Bolak atau orang Padang Lawas dan wilayah kabupaten Padang Lawas Utara dan kabupaten Padang Lawas? Seperti disebut di atas orang Padang Bolak atau orang Padang Lawas adalah satu hal dan wilayah administrratif adalah hal lain namun keduanya cenderung saling terkait. Dalam hal ini halak Padang Bolak atau halak Padang Lawas dibedakan dengan halak Angkola dan halak Mandailing. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Padang Bolak dan Padang Lawas: Orang Angkola dan Orang Mandailing di Padang Bolak

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perkembangan Wilayah Administratif Padang Lawas

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: