Jumat, Juli 23, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (81): Ringkasan dan Kronologis Eksistensi Kerajaan Aru; Seputar Pertanyaan Terkait Kerajaan Aru di Sumatra

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Dalam blog ini, topik Kerajaan Aru sudah pernah ditulis dan dimuat pada hari Rabu, 13 Januari, 2016. Dapat dikatakan artikel hari ini dibuat untuk lebih menyempurnakan tentang sejarah Kerajaan Aru tetapi dengan narasi yang lebih ringkas. Meski demikian, dalam artikel ini diperkaya dengan temuan-temuan baru yang belum ada pada artikel yang dibuatr lima tahun lalu. Artikel ini menjadi bagian (bukan sebaliknya) dari serial artikel Sejaah Peradaban Kuno di wilayah Angkola Mandailing (Tapanuli Bagian Selatan). Dalam hal ini dalam perjalanan sejarah zaman kuno Angkola Mandailing termasuk di dalamnya eksistensi Kerajaan Aru yang terkait dengan berbagai aspek peradaban Angkola Mandailing.

Menyusun sejaah jelas tidak mudah, apalagi sejarah zaman kuno. Data tidak bersifat kontinu. Oleh karena itu dibutuhkan analisis yang tepat dengan interpretasi yang jernih untuk memperkuat data yang ada. Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai (sumber) data baru (bersifat retrospektif dan prospektif). Sebagai contoh. Hanya satu sumber yang menyebut secara eksplisit nama Kerajaan Aru Batak Kingdom yakni laporan seorang Portugis dari Malaka bernama Mendes Pinto yang pernah berkunjung ke Kerajaan Aru di ibukotanya Panaju pada tahun 1537. Kerajaan Aru memiliki kekuatan 15.000 tentara yang mana sebanyak 7.000 orang berasal dari Minangkabau, Indragiri, Jambi, Broenai dan Luzon. Militer Kerajaan Aru ini diperkuat oleh pedagang-pedagang Moor. Nama Aru dan Panaju (Panai?} dapat diinterpretasi sebagai kerajaan di daerah aliran sungai B-aru-mun dimana sungai Batang Pane bermuara. Kawasan ini adalah kawasan percandian zaman kuno yang dibangun pada abad ke-11. Bukti ini akan memperkuat nama Aru dan nama Panai. Dalam prasasti yang ditemukan pada candi dalam aksara Pallawa dengan bahasa campuran bahasa Batak dan bahasa Sanskerta. Pada prasasti yang lebih tua (Kedukan Bukit 682 M) disebut Raja Dapunta Hyang Nayik dari Minanga dengan 20,000 tentara tiba di (kerajaan Sriwijaya). Raja Sriwijaya sendiri saat itu diklaim sebagai Dapunta Hyang Srijayanaga (lihat parasasti Talang Tuo 684 M). Nama Minanga atau Binanga dapat dikaitkan dengan nama Aru dan Panai. Lalu, catatan Tiongkok menyebut Srriwijaya memperdagangkan kamper. Jelas wilayah Sumatra bagian selatan tidak menghasilkan kamper. Yang menghasilkan kamper adalah Sumatra bagian utara. Dalam literatur Eropa pada abad ke-5 disebut kamper di ekspor dari pelabuhan yang sebut Barus. Nama Barus dapat dikaitkan dengan nama Aru. Panai, Binanga dan Barus. Berdasarkan catatan geografi Prolomeus abad ke-2 menyatakan bahwa Sumatra bngian utara adalah sentra produksi kamper.Mendes Pinto juga menyebut Barus sebagai wilayah yurisdiksi Kerajaan Aru di pantai barat Sumatra. Dalam hal ini dapat disempulkan sementara bahwa di wilayah Angkola Mandailing yang sekarang pada zaman kuno terdapat kerajaan, yang besar kemungkinan Kerajaan Aru sebagaimana dilaporkan Mendes Pintol. Kesimpulan sementara (hipotesis) ini akan dibuktikan lebih lanjut dengan data-data baru.

Lantas bagaimana ringkasan dan kronologis eksistensi Kerajaan Aru? Seperti disebut di atas bermula dari suatu hipotesis yang kemudian dibuktikan dengan data-data baru yang lebih kaya lagi termasuk hasil analisis. Kemudian berdasarkan kesimpulan baru disusun ringkasan dan kronologis eksistensi Kerajaan Aru yang didasarkan pada pertanyaapertanyaan yang muncul di berbagai tulisan selama ini. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe sejarah adalah narasi fakta dan data, Masih kata ahli sejarah tempo doeloe semuanya ada permulaan. Nah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita sarikan ringkasan dan kronologis eksistensi Kerajaan Aru yang didasarkan pada sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah Awal: Prakondisi Kerajaan Aru

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ringkasan dan Kronologis Eksistensi Kerajaan Aru

Tunggu deskripsi lengkapnya

Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Kerajaan Aru

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar: