Senin, Mei 10, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (6): Kerajaan Aru, Sudah Eksis Sejak Zaman Kuno; Penelitian Sejak Portugis - VOC hingga Hindia Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Nama (kerajaan) Aru kali pertama diketahui pada era Portugis. Mendes Pinto yang pernah berkunjung ke Aru, Batak Kingdom pada tahun 1537 dapat dibaca dalam buku yang ditulis oleh Mendes Pinto (lima bab membicarakan Kerajaan Aru, Batak Kingdom). Dalam buku Mendes Pinto itu, lokasi (pusat) Kerajaan Aru berada di (hulu) daerah aliran sungai Baroemoen (bersebarangan dengan kerajaan Malaka). Saat kunjungan Mendes Pinto, kerajaan Aru tengah berselisih dengan (kerajaan) Atjeh.

Laporan Mendes Pinto dapat dikatakan, narasi terlengkap tentang kerajaan Aru. Laporan Mendes Pinto ini juga dapat dikatakan keterangan paling lengkap tentang keberadaan kerajaan-kerajaan yang ada di Hindia Timur (baca: Indonesia). Untuk diketahui orang Eropa pertama ke Hindia Timur diawali oleh pelaut-pelaut Portugis yang menaklukkan dan menduduki kota (kerajaan) Malaka sejak 1511. Mendes Pinto, mencatat Kerajaan Aru memiliki kekuatan 15.000 tentara, sebanyak 7.000 orang didatangkan dari Indragiri, Jambi, Brunai dan Luzon. Mendes Pinto juga menyebut hubungan (politik) yang baik dengan (kerajaan) Minangkabau di dataran tinggi (pedalaman). Keberadaan Kerajaang Pagaroejoeng (Minangkabau) baru ada yang melaporkan pada tahun 1684 (oleh Thomas Diaz). Pada awal era VOC kerajaan kuat (yang diperhitungkan VOC) antara lain Ternate, Mataram, Banten dan Atjeh. Meski tidak ada lagi teks tertulis tentang kerajaan Aru, tetapi di dalam peta-peta VOC masih diidentifikasi secara tepat (bahakan identifikasi itu masih terdapat pada Peta 1818). Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun awal Pemerintah Hindia Belanda (sejak 1806) terjadi gerakan Islam (Padri) di Minangkabau (dan Aru). Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat perang dengan Padri sejak 1819 (saat mana ibu kota Residentie Pantai Barat Sumatra di Tapanoeli, Pulau Pontjang).

Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Aru di Sumatra? Seperti disebut di atas, dicatat sejak era Portugis (oleh Mendes Pinto, 1537). Sejarah Kerajaan Aru ini menjadi sepi sendiri hingga para peneliti-peneliti pada era Pemerintah Hindia Belanda melakukan penyelidikan terhadap situs-situs purbakala di Tapanuli Selataan (Zuid Tapanoeli) terutama candi Simangambat dan percandian di Padang Lawas. Lalu bagaimana sejarah Kerajaan Aru di Sumatra secara lengkap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kerajaan Aru Zaman Kuno

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Aru: Era Portugis, VOC hingga Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar: