Rabu, Mei 26, 2021

Sejarah Peradaban Kuno (23): Singkil Zaman Kuno, Kerajaan Baru Jauh Di Mata Dekat di Hati; Kerajaan Aru, Pagaroejoeng dan Atjeh

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Peradaban Kuno di blog ini Klik Disini 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Nama Singkil hari ini, pada zaman doeloe ditulis (dieja) Singkel, Sinckel, Singkol, dan sebagainya. Nama-nama tersebut digunakan pada generasi yang berbeda, seperti nama Sinckel yang ditemukan dalam laporan perjalanan Wouter Schouten (1676), Nama Sickel juga diidentifikasi pada Peta 1657. Nama Singkolm Singkel atau Singkil muncul pada awal era Pemerintah Hindia Belanda. Pada peta yang lebih tua pada era Portugis (Peta 1598) nama Baroes sudah diidentifikasi tetapi di lokasi Singkil yang sekarang hanya diidentifikasi sebagai Bayxas atrau Bayxos de Tristan de Tayda. Bayxos adalah wilayah perairan berpasir dangkal yang harus dihindari dalam navigasi pelayaran.

Pada Peta 1724 yang ditemukan dalam buku Francois Valentijn (1726) Sinckel diidentifikasi sebagai suatu Kerajaan. Pada peta ini juga diidentifikasi Kerajaan Atjeh, Kerajaan Aru dan Kerajaan Dilli (kini di Deli Tua). Dalam laporan Portigis Mendes Pinto (1537) hanya menyebut Kerajaan Aru dan Kerajaan Atjeh. Kerajaan Dilli baru muncul pada era VOC (Belanda) sebagai pemekaran dari Kerajaan Aru. Lantas pakah Kerajaan Sickel juga pemekaran Kerajaan Aroe. Dua kerajaan tersebut muncul seiring dengan menurunnya Kerajaan Aru. Namun demikian, (pelabuhan) Baroes masih di bawah yurisdiksi Kerajaan Aru yang mana rajanya bermarga Daulay (lihat Radermacher 1787). Pada Peta 1818 Kerajaan Aru, Kerajaan Dilli dan Kerajaan Singkil masih diidentifikasi.

Lantas bagaimana zaman kuno Singkil? Seperti disebut di atas, di wilayah Singkil yang sekarang muncul nama Kerajaan Singkel pada era VOC. Lalu bagaimana sejarah wilayah Singkil di zaman kuno? Pada era Portugis wilayah Singkil hanya diidentifikasi sebagai wilayah yang berbahaya dalam navigasi pelayaran karena perairannya yang dangkal. Setelah VOC mengusir Atjeh dari (kota) Padang pada tahun 1665 dan membangun benteng di Padang, VOC juga kemudian membangun benteng di Baroes dan Singkel. Mengapa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Wilayah Pantai Barat Zaman Kuno: Kerajaan Aru dan Wilayah Singkil

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Singkel Era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda: Mengapa Kini Wiliyah Provinsi Aceh?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar: