Koran Sinar Merdeka terbit di Padang Sidempuan (1919) |
Sementara
itu, pada masa ini (1900) Residentie Sumatra’s Oostkust masih meliputi
Bengkalis. Awalnya ibukota berada di Bengkalis, tetapi sejak 1887 ibukota
dipindahkan ke Medan (Deli). Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya industry
perkebunan di Deli dan sekitarnya. Industri perkebunan di Sumatra’s Oostkust
khususnya di Deli secara legal formal baru dimulai 1869 dengan didirikannya
Deli Mij, meski sudah sejak tahun 1865 Nienhuys memulai usaha perkebunan tembakau
Deli. Kini (1901), setelah 30 tahun, industri
perkebunan baru dimulai di Tapanoeli oleh WJJ Kehlenbrink. Lokasi industri perkebunan
pertama yang dipilih berada di koeria Loemoet, distrik Batang Toru seluas 6.000
bau dengan konsesi selama 75 tahun.
Sesungguhnya
inisiatif membangunan industri perkebunan lebih awal di Tapanoeli (tepatnya di
Mandheling en Ankola) daripada di Deli. Namun inisiatif itu tidak berlanjut,
karena penduduk enggan melepaskan lahan yang ‘menganggur’ untuk dikontrak
sebagai konsesi perkebunan. Padahal para kreditur sudah menawarkan dana
investasi hingga ke Mandailing. Alasan lainnya diduga karena pemerintah masih memiliki
kepentingan dalam urusan koffiestelsel. Akibatnya industry perkebunan di
Tapanoeli kala itu seakan ‘layu sebelum berkembang’.
Java-bode:
nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 10-04-1858 (iklan):
‘Di Jawa Courant hari ini disebut debitur dan kreditur untuk perkebunan
berikut: Agen Sumatra di wilayah estate Mandheling, Elphianus Louis Snackey’. Java-bode:
nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-01-1859:
‘berdasar laporan W.A. Henny, Controleur di Ankola en Sipirok, bahwa, di
afdeeling Mandheling en Ankola, dalam koffijcultuur (tanam paksa dibiayai
pemerintah), hasil penanaman kopi adalah sebagai berikut: Pada tahun 1853, satu
pikol kopi dihasilkan dari 161 pohon, 1854 (157), 1655 (93), 1856 (159), 1857
(110)
Kini
di awal abad ke-20, industri perkebunan di Sumatra’s Oostkust meluber.
Lahan-lahan yang potensial untuk perkebunan mulai dari Langkat hingga Asahan telah
habis dibagi menjadi konsesi bahkan hingga ke Laboehan Batoe. Ekspansi
perkebunan oleh para planter di Sumatra’s Oostkust melihat Tapanoeli adalah
salah satu daerah perkebunan yang memiliki prospek. Sejak WJJ Kehlenbrink
membuka perkebunan tahun 1901, secara sporadic sudah timbul
perkebunan-perkebunan (onderneming) di berbagai tempat di Tapanoeli. Distrik
Batang Toru dalam industrialisasi perkebunan di Tapanoeli memiliki posisi
strategis.
Tinggu
deskripsi lengkapnya
Bersambung:
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar