Jembatan Batang Toru dibangun 1879 (selesai 1883) |
Pembangunan infrastruktur jalan sudah memadai
antara Padang Sidempuan dan Sibolga. Namun kini jalur transportasi tidak lagi
melalui (pelabuhan) Loemoet via (pelabuhan) Djaga-Djaga menuju Sibolga tetapi
dari Loemoet melalui jalan pos (darat) ke Sibolga. Meski demikian, kualitas
jalan masih jauh dari memadai. Karena itu adakalanya transportasi sungai dan
laut masih digunakan untuk mengangkut komoditi dari Loemoet ke Sibolga.
Pada tahun 1871 ada seorang pembaca menulis bahwa intinya
seperti ini: banyak pejabat di afdeeling Tapanolei (Afdeeling Sibolga en
Ommelanden) yang kurang pedu8li terhadap kepentingan penduduk. Para pejabat
hanya melakukan tugas-tugas administrasi dan agak malas turun ke lapangan
terutama pelosok-pelosok. Penulis ini kini bekerja dibawah naungan misi di
Parbirahan dimana dulunya bekerja untuk pemerintah dan pernah ditugaskan di
afdeeling Mandheling en Ankola (lihat Bataviaasch handelsblad, 14-03-1871). Mungkin
penulis ini merasa perlu menggerakkan penduduk melalui pemerintah, karena
mungkin dia telah melihat contoh nyata di afdeeling Mandheling en Ankola. Pemerintah
dan penduduk sudah mulai kondusif untuk bekerjasama.
Arus perdagangan (utamanya kopi) dari waktu
ke waktu terus meningkat baik dari Padang Sidempuan menuju Sibolga maupun
sebeliknya. Juga arus orang juga semakin banyak baik wisatawan maupun peduduk
dan pegawai pemerintah. Oleh karenanya, peningkatan kualitas jalan dan jembatan
semakin dibutuhkan. Dampaknya bagi Batang Toru, pemerintah makin efektif
bekerja, dan penduduk makin semangat untuk bekerja. Orang tua makin terbuka
kesadarannya, bahwa anak-anak mereka juga memerlukan pendidikan.
Sumatra-courant: nieuws- en
advertentieblad, 09-11-1872 (iklan): ‘pengadaan dan pelelangan umum terikat
untuk transportasi wisatawan, bagasi, koffij, barang dan dana (yang meliputi):
(d) Groot en Klein Mandheling, Oeloe dan Pakanten dan Natal. (e) antara Padang,
Siboga dan Loemoet dan tempat yang berbeda dari onderafdeeling Ankola en
Sipirok’. Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 04-12-1872: ‘Kemarin di
sini telah diumumkan dalam transportasi gouvernementi, penumpang bagasi, kopi,
barang dan uang di Sumatra Westkust (diantaranya): untuk Mandheling adalah
Dummler & Co, untuk Ankola adalah Lie Thong’.
Onderafdeeling Batang Toru memang secara
administrasi masuk dalam afdeeling Sibolga en Ommelanden, tetapi secara social budaya
lebih dekat dengan afdeeling Mandheling en Ankola. Namun pemerintah tetap
menyadari itu. Residen Tapenoeli di Sibolga mengambil inisiatif untuk meminta Asisten
Residen Mandheling en Ankola di Padang Sidempuan agar ambtenaar ter beschikking
di Angkola juga berfungsi sama di onderafdeeling Batangtoru. Hal ini mungkin
dikaitkan dengan ditetapkannya sejumlah kepala koeria yang akan menjalankan
fungsi pemerintahan local. Para koeria di Sibolga en Ommelanden digaji sebesar
f600 per tahun (Bataviaasch handelsblad, 10-06-1871).
Pada tahun 1873 untuk mendukung controleur Batang Toru diangkat seorang opziener (pengawas jalan) di Batang Toru, PF Ros (Sumatra-courant : nieuws- en advertentieblad, 20-08-1873). Di onderafd Batang Toru akan segera dibangun dua gudang besar untuk dimanfaatkan dalam pengembangan budidaya padi (Bataviaasch handelsblad, 28-06-1875). Akan dibentuk peradilan local (adat) di Batang Toeu (Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 07-07-1875). Semua jembatan rotan gantung di seluruh Batang Toru akan diganti dengan yang lebih kuat (Bataviaasch handelsblad, 04-08-1875). Untuk petugas rapat di Batang Toru diangkat Si Aminoeddin (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-10-1875). Untuk pemimpin rapat adalah Controleur, Kraft (De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 08-11-1875).
Pada tahun 1873 untuk mendukung controleur Batang Toru diangkat seorang opziener (pengawas jalan) di Batang Toru, PF Ros (Sumatra-courant : nieuws- en advertentieblad, 20-08-1873). Di onderafd Batang Toru akan segera dibangun dua gudang besar untuk dimanfaatkan dalam pengembangan budidaya padi (Bataviaasch handelsblad, 28-06-1875). Akan dibentuk peradilan local (adat) di Batang Toeu (Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 07-07-1875). Semua jembatan rotan gantung di seluruh Batang Toru akan diganti dengan yang lebih kuat (Bataviaasch handelsblad, 04-08-1875). Untuk petugas rapat di Batang Toru diangkat Si Aminoeddin (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-10-1875). Untuk pemimpin rapat adalah Controleur, Kraft (De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 08-11-1875).
Sekolah guru di Padang Sidempuan dibuka, Penilik sekolah ditempatkan di Batang
Toru
Pada tahun 1873 Departement Onderwijs di
Batavia akan membangun sejumlah sekolah dasar pemerintah (Inlandsche School)
sebanyak 10 unit sekolah di Tapanoeli. Menariknya, dari 10 Sekolah Dasar
Pemerintah yang telah dibangun di Residentie Tapanoeli delapan diantaranya berada
di Afdeeling Mandheling en Ankola. Dua sekolah lagi dibangun di Sibolga dan Nias. Guru-gurunya adalah alumni sekolah guru (kweekschool) di
Tanobato, asuhan dari Willem Iskander, Ini berarti di Batang
Toru belum memungkinkan anak-anak yang berprestasi melanjutkan pendidikan ke
kweekschool. Padahal tahun 1879 kweekschool di Padang Sidempuan akan dibuka (pengganti yang di
Tanobato).
Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 24-02-1875:
‘berdasarkan Surat Keputusan tanggal 11-02-1875 No.2 (Staatsblad No. 2)
ditemukan bahwa koeria Sipirok, Goenoeng Bringin dan Praoe Sorat di
Onderafdeeling Angkola en Sipirok (Afdeeling Mandheling en Angkola, Residentie
Tapanoeli) untuk memisahkan mereka, dan menyatukannya menjadi satu
onderafdeeling yang akan dikepalai oleh seorang Controller (pangkat kelas 2)
dan berkedudukan di Sipirok sebagai lokasi yang ditunjuk.
Pembangunan di Batang Toru telah berjalan
kondusif. Hasil-hasilnya juga mulai dirasakan. Oleh karena itu, pemerintah merasa
perlu untuk menempatkan seorang pengawas
di Batang Toru. Pada tahun 1876 seorang pengawas, FJ Kroese ditempatkan
di Batang Toru yang sebelumnya bertugas di Batavia (Java-bode: nieuws, handels-
en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-11-1876). Setahun kemudian di
Batang Toru ditempatkan seorang penilik sekolah (Sumatra-courant : nieuws- en
advertentieblad, 13-10-1877). Tahun kemudian ditempatkan seorang insinyur, B.
Kersjes dari Padang Sidempuan ke Barang Toru (Bataviaasch handelsblad, 11-03-1878).
Pada tahun 1878 di Batang Toru juga terjadi
pejabat local. Petugas rapat dan adjunct djaksa di Batang Toru, Aminoeddin
gelar Mangaradja Lelo dimutasi menjadi inlandsehe schrijver di Batang Toru.
Sedangkan adjunct djaksa di Batang Toru akan
ditempati oleh Si Amin gelar Soetan Pamenan yang sebelumnya sebagai inlandsehe
schrijver di kantor assistent-resident van Mandhcling en Ankola di Padang
Sidempuan (Bataviaasch handelsblad, 24-04-1878). Semua itu dimaksudkan untuk
mendukung controleur PALE van Dijk. Nama penilik sekolah
yang ditempatkan di Batang Toru adalah A. Gorter (De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 11-10-1878). Tugas penilik sekolah ini untuk
mengawasi sekolah-sekolah rakyat yang dibangun oleh penduduk.
Pada tahun 1876 sesungguhnya terdapat perubahan struktur
pemerintahan di Residentie Tapanoeli. Asisten Residen Mandheling en Ankola di
Padang Sidempoean dihapus, dan sebaliknya di Sibolga en Ommelanden dibentuk.
Hal ini karena di onderafd. Sipirok sudah ditempatkan seorang controleur.
Asisten Residen Sibolga en Ommelanden akan membawahi Sibolga en Ommelanden,
Batang Toru, Baros, Singkel dan Nias (lihat Sumatra-courant: nieuws- en
advertentieblad, 19-01-1876). Hal lainnya adalah bahwa telah dilakukan
pembebasan budak: di Batang Toru tanggal 1 dan di Padang Sidempuean tanggal 13
Juni 1876 (lihat Bataviaasch handelsblad, 24-06-1876). Juga dianggap penting
bahwa ada perubahan pada Keputusan tanggal 21 November Nomor 1862 Nomoer 22 (Staatsblad
No. 141), yang mana jarak etape dari Padang Sidempuan ke Batang Toru yang
sebelumnya dinyatakan Panabasan menjadi Si Tindjak (Sumatra-courant: nieuws- en
advertentieblad, 05-07-1876).
Benar bahwa Kweekschool Padang Sidempuan dibuka tepat pada tahun 1879. Tahun ini juga sekolah negeri dibangun di Batang Toru. Hal lain yang luar biasa pada tahun ini adalah bahwa di atas sungai Batang Toru sudah dimulai pembangunan jembatan permanen. Jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang di Nederlandsch Indie. Pada tahun 1883 jembatan ini selesai dibangun dan pada tahun ini juga diberitakan Kweekschool Padang Sidempuan melakukan wisuda pertama.
De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad,
05-01-1879: ‘Di Batang Taro (res. Tapanoeli) pada tanggal 14 Oktober tahun ini,
sebuah sekolah dasar pemerintah akan dibuka dengan jumlah siswa adalah 25’. Bataviaasch
handelsblad, 09-01-1879: ‘pengawas (opziener) yang baru, PF Ros (menggantikan FJ
Kroese).
Pada tahun 1879 seorang ahli botani
melaporkan bahwa Batang Toru memiliki banyak buah, tanah yang subur dan bahkan
lebih subur dari Padang Sidempuan karena tingginya humus dan sesuai untuk
menanam kakao, Meski demikian, botanis ini melaporkan belum ada pertanian yang
diusahakan (laporan ini ditulisnya di Sumatra-courant : nieuws- en
advertentieblad, 12-08-1879). Guru yang ditempat di sekolah negeri di Batang
Taro, Zakaria (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 25-10-1879).
Selanjutnya, adjunct-djaksa di Batang Toru, Si Oentjo; gelar Lenggang Padang,
saat ini sebagai inlandsche schrijver di Singkel, untuk mantra cultuur, Si
Daijat gelar
(De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 24-03-1883).
Jembatan Batang Toru selesai dibangun, nama yang
sebenarnya Batang Toru adalah Batang Taru
Jembatan Batang Toru selesai dibangun 1883. Jembatan
ini mulai dibangun tahun 1879 ini berarti dibutuhkan selama empat tahun.
Bahan-bahan yang digunakan selain beton, besi juga menggunakan kayu yang dengan
panjang 30 meter dengan lebar 60 cm. Lokasi jembatan ini berada di daerah hilir
jembatan rotan (yang lama) yang mengambil lebar sungai dengan kedalaman sungai
yang rendah dimana diantara dua sisi sungai terdapat pulau.
Arsitek A. Eisses bangun jembatan Batang Toru, 1879 |
Deskripsi jembatan ini dapat dibaca dalam
Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 08-05-1883. Disebutkan bahwa
jembatan ini adalah kebanggaan keberhasilan sipil di Nederlandsch Indie. Pembangunan
jembatan ini dikerjakan oleh arsitek A. Eisses yang menelan biaya f140.000 (dan
juga menelan banyak korban karena jatuh dan hanyut). Jembatan ini panjang
110,23 M dan lebar 5.54 M dan menjadi jembatan terpanjang yang pernah ada.
Setelah jembatan ini selesai dibangun namanya
sudah mulai popular di Nederlandsche Indie maupun di Eropa, seseorang merasa
perlu untuk mengoreksi tentang sebutan nama jembatan ini. Menurutnya nama
Batang Toru disebutkan bahwa penulisan yang benar adalah Batang Taroe karena
itu sesuai dengan penamaan oleh penduduk. Kesalahan ini menurutnya besumber
dari Veth dan lainnya, yang menulis
Batang Taro sehingga nama yang beredar adalah Batang Taro di media maupun dalam
administrasi pemerintahan. Koreksi ini dinyatakannya dalam Sumatra-courant:
nieuws- en advertentieblad, 08-05-1883.
Nama Batang Taroe (Taroo atau Taru) merujuk pada bahasa
local yakni antar. Nama sungai ini disebut sama baik di wilayah Silindoeng
maupun di wilayah Batang Toru. Memang secara geografis air sungai ini deras
karena di utara di Silindoeng dataran tinggi sedangkan di daerah Batang Toru
dataran rendah. Ini seakan nama Batang Taru menjadi Batang Toru (bawah) dimana
nama ini lebih popular kemudian. Padahal sejak awal nama Batang Toru juga nama
yang sama di Silindoeng (nama aek Sigeaon belum dikenal). Oleh karena itu, pada
dasarnya nama sungai dan nama jembatan yang benar adalah Batang Taroe atau
Batang Taru. Nama Batang Taru kemudian bergeser menjadi Batang Toru. Bagaimana
proses pergeseran nama ini tidak diketahui dengan jelas. Karena banyak
nama-nama tempat juga mengalami pergeseran seperti Saroematinggi menjadi
Sajoermatinggi, Sibogha menjadi Sibolga dan sebagainya.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bersambung::
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar