dr. Parlindoengan Loebis |
Parlindoengan Loebis lahir di Batangtoru, Tapanuli Selatan 30 Juni 1910. Setelah tamat sekolah dasar berbahasa Belanda, HIS Padang Sidempuan, 1924, Parlindoengan melanjutkan pendidikan sekolah menengah (MULO) ke Medan. Parlindoengan Loebis bersama teman-temannya dari Tapanuli Selatan, Abdul Azis Harahap, Jawhara Loebis dan Casmir Harahap sama-sama lulus MULO tahun 1927 sebagaimana diberitakan De Sumatra Post, 17-05-1927. Selanjutnya, Parlindoengan Loebis dan Casmir Harahap melanjutkan pendidikan kelas 4--AMS Afdeeling B (bidang Matematika dan Fisika) ke Weltevreden, Batavia. Parlindoengan Loebis sendiri lulus dari AMS tahun 1930 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 14-05-1930).
Setelah
lulus sekolah menengah (AMS) di Weltevreden, Batavia (kini Pasar Baru, Jakarta), Parlindoengan Loebis mendaftar ke sekolah tinggi pelatihan dokter Geneeskundige hoogeshool di Batavia. Pada tahun 1931 sebagaimana diberitakan Bataviaasch nieuwsblad (edisi 18-12-1931) Parlindoengan Loebis
lulus ujian kandidat bagian I sebagai asisten medis. Namun karena dianggap memenuhi syarat, Parlindoengan Loebis direkomendasikan menjalani pendidikan yang lebih tinggi di bidang kedokteran di Negeri Belanda.
***
Parlindoengan Loebis, anak Batangtoru, dari Padang Sidempuan, Medan dan Batavia bersiap-siap menuju Nederland. Parlindoengan
berangkat dari Tandjong Priok dengan menumpang s.s. Ophir menuju Singapura tanggal 6
Agustus 1932. Di Singapura Parlindoengan Loebis ditransfer ke s.s. Trier yang
akan berangkat dari Singapura menuju Rotterdam tanggal 8 Agustus 1932 (lihat,
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 04-08-1932).
Di Belanda, Parlindoengan Loebis diterima di Fakultas Kedokteran, Universitas Leiden. 1932. Selama kuliah, waktunya banyak tersita untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan (pernah menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia, 1938). Pada tahun itu, Perhimpunan Indonesia telah berusia 30 tahun. Pada saat pendiriannya, tahun 1908, Perhimpunan Indonesia bernama Indisch Vereneeging, yang mana penggagasnya dan ketua pertamakali adalah seniornya di Padang Sidempuan, Soetan Casajangan (Harahap). Parlindoengan Loebis dan Soetan Casajangan adalah sama-sama alumni Padang Sidempuan.
Akhirnya, Parlindoengan Loebis lulus
ujian doktoral Januari, 1938 (lihat, De Tijd : godsdienstig-staatkundig dagblad, 09-02-1938), lulus ujian dokter gelar pertama (eerste gedeelte) September 1939 (lihat Nieuwsblad van het Noorden, 07-10-1939)
dan dipromosikan menjadi dokter setelah lulus ujian akademik Oktober 1940
sebagaimana diberitakan De standard,
26-10-1940. Tidak lama kemudian saudara sepupu Parlindoengan Loebis yang
bernama Daliloeddein Loebis juga lulus di universitas yang sama dalam bidang Art.
Di Belanda, Parlindoengan Loebis diterima di Fakultas Kedokteran, Universitas Leiden. 1932. Selama kuliah, waktunya banyak tersita untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan (pernah menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia, 1938). Pada tahun itu, Perhimpunan Indonesia telah berusia 30 tahun. Pada saat pendiriannya, tahun 1908, Perhimpunan Indonesia bernama Indisch Vereneeging, yang mana penggagasnya dan ketua pertamakali adalah seniornya di Padang Sidempuan, Soetan Casajangan (Harahap). Parlindoengan Loebis dan Soetan Casajangan adalah sama-sama alumni Padang Sidempuan.
Parlindoengan Loebis, dkk (1938, kitlv) |
***
Parlindoengan
Loebis ditangkap Nazi dan dimasukkan ke kamp. Kisah ini dapat dibaca dalam
buku: ‘Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi - Otobiografi Parlindoengan
Loebis’ yang disusun oleh Parlindoengan Loebis sendiri dengan JJ Rizal sebagai editor. Buku ini diterbitkan oleh Komunitas Bambu (1997). Parlindoengan Loebis akhirnya, bisa pulang ke
tanah air 1947 (menumpang kapal Weltevrede). Parlindoengan Loebis meninggal
tahun 1995 di Jakarta.
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar