Kweekschool Padang Sidempoean dibuka tahun 1879 dengan gurunya yang terkenal Charles Adrian van Ophuijsen (berdinas di Padang Sidempoean selama delapan tahun, lima tahun terakhir sebagai direktur). Sekolah guru Akreditasi-A di Nederlansche Indie ini lalu ditutup tahun 1893. Sekolah ini telah melahirkan ratusan guru-guru yang tersebar di seluruh Sumatra.
Raadhuis, Medan 1918 |
Setelah
Kweekschool Padang Sidempoean ditutup (karena anggaran pemerintah colonial
krisis), anak-anak Tapanoeli (khususnya afdeeling Mandheling en Ankola) memang
tidak kehabisan tempat bersekolah. Sebab tidak lama setelah sekolah guru ini
ditutup, Sekolah Eropa di Padang Sidempoean bersedia menerima anak-anak
pribumi. Lulusan sekolah Eropa ini umumnya melanjutkan sekolah yang lebih
tinggi ke Docter Djawa School di Batavia. Namun anak-anak Padang Sidempoean
yang berkekuatan hati menjadi guru mau tak mau harus bersekolah ke kweekschool
di Fort de Kock. Salah satu diantaranya yang terkenal adalah Kajamoedin gelar
Radja Goenoeng.
Kajamoedin van Padang Sidempoean |
Kajamoedin
lahir di Hoetarimbaroe, Padang Sidempoean tahun 1883. Setelah menyelesaikan
sekolah rakyat di sekolah dasar negeri Hoetarimbaroe, Kajamoedin melanjutkan
pendidikannya ke sekolah guru, kweekschool di Fort de Kock (1895). Pada akhir
tahun 1898 Kajamoedin dinyatakan lulus dan berhak mendapat akte guru (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 25-01-1899). Dari 10 kandidat ujian akhir (eindexamen der kweekschool
voor Inlandsche onderwijzers) sembilan dinyatakan lulus. Hanya Kajamoedin sendiri
yang berasal dari Tapanoeli.
Sumatra courant:
nieuws en advertentieblad, 09-02-1899 memberitakan bahwa Kajamoedin diangkat
sebagai asisten guru dengan gaji per bulan f20 (dua puluh gulden). Koran ini
juga menyebutkan bahwa Si Hoemala gelar Raja Taromar Moeda dipindahkan dari
Kota Radja (Banda Aceh) ke Sipirok. Guru di Sipirok, Si Pijor gelar Raja
Soelangon dipindahkan ke Baros. Untuk sekolah di Sibolga akan ditempatkan Kajamoedin.
Kweekschool Padang Sidempoean yang didirikan tahun 1875 dan kelas pertama dibuka tahun 1879 telah meluluskan ratusan siswa menjadi guru. Lulusan sekolah guru Akreditasi-A ini tidak hanya memenuhi guru-guru di Tapanoeli tetapi juga disebar ke seluruh Sumatra khususnya Riouw, Atjeh dan Oost Sumatra. Guru-guru ini umumnya ditempatkan di sekolah-sekolah negeri yang didirikan oleh pemerintah. Untuk Residentie Tapanoeli sendiri pada tahun 1892, sebagaimana diberitakan koran Algemeen Handelsblad, 23-11-1892 terdapat sebanyak 18 sekolah negeri yang mana 15 buah berada di Afdeeling Mandheling en Ankola. Jumlah ini tidak banyak berubah. Pada tahun 1908 sekolah negeri di Residentie Tapanoeli hanya ada sebanyak 19 buah yang mana 15 buah diantaranya berada di Afdeeling Mandheling en Ankola, yakni: di Padang Sidempuan, Simapilapil, Batu Nadua, Pargarutan, Sipirok, Bungabondar, Panyabungan, Tanobato, Muarasoma, Gunung Baringin, Kotanopan, Huta Godang, Manambin, Batang Toru dan Sibuhuan. Sedangkan empat yang lainnya satu sekolah berada di Sibolga dan tiga buah di Nias Eiland. Jumlah keseluruhan murid di 19 sekolah tersebut berjumlah sebanyak 2.400 siswa. Situs Kweekschool Padang Sidempoean hingga ini hari bisa dilihat sebagai bagian depan SMA Negeri 1 Padang Sidempoean).
Kweekschool Padang Sidempoean (dibuka 1879)
***
Kajamoedin, Pribumi pertama anggota Dewan Kota (1918) |
Alinoedin Siregar gelar Radja Enda Boemi adalah anak Padang Sidempoean lulusan Sekolah Hukum (Rechts School) di Batavia. Alinoedin, orang Batak pertama yang menjadi ahli hukum, satu dari dua orang Sumatra dan satu dari delapan orang di Nederlandsch Indie. Pada awal tahun 1920an Alinoedin melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda untuk mengambil PhD dan lulus tahun 1925 dari Universiteit Leiden dengan desertasi berjudul: ‘Het grondenrecht in de Bataklanden: Tapanoeli, Simeloengoen en het Karoland’. Mr. Alinoedin adalah pribumi pertama yang bergelar doktor. [Pribumi pertama anggota dewan kota di Pematang Siantar 1922 adalah Dr. Alimoesa, pribumi pertama anggota dewan Kota Tandjoengbalai adalah Mangaradja Soangkoepon, pribumi pertama anggota dewan Kota Tebingtinggi adalah Soetan Batang Taris. Ketiga orang yang disebut ini adalah anak-anak Padang Sidempoean].
***
Sekolah di lingkungan perkebunan di Deli (1900) |
Anak-anak sekolah di perkebunan di Deli, 1911 |
Kajamoedian
akan pension menjadi anggota dewan pada tahun 1924 (lihat De Sumatra post, 02-11-1923).
Bataviaasch nieuwsblad, 21-11-1923 melaporkan nama-nama kandidat untuk
Volksraads di Batavia. Dalam daftar itu terdapat tiga anak Padang Sidempoean:
Kajamoedin gelar Radja Goenoeng, pengawas sekolah pribumi di Medan dan Dr.
Abdul Rasjid, dokter yang berdinas di Panjaboengan, Mandheling en Ankola. Daftar
calon semakin bertambah sebagaimana dilaporkan oleh De Indische courant, 14-01-1924.
Anak Padang Sidempoean lainnya adalah Abdul Hakim (kelak menjadi Gubernur
Sumatra Utara yang ketiga) dan Todoeng gelar Soetan Goenoeng Moelia (kandidat
PhD di Belanda, meraih gelar Doktor 1930); dan
Mangaradja Soangkoepon, pejabat di kantor Residen Tapanoeli di Sibolga.
Sayang sekali dari lima orang anak-anak Padang Sidempoean sebagai bagian dari
kandidat Sumatra tidak satupun yang menang. Wakil Sumatra adalah Abdoel Moeis
(sastrawan) dari Sumatra’s Westkust.
Pada
periode pemilihan berikutnya kandidat anak Padang Sidempoean baru bisa
melenggang ke Pejambon (kini Senayan). Ada tiga orang dari mereka yang berhasil
menjadi anggota Volksraads, yakni: Dr. Alimoesa (Harahap), anggota dewan kota
Pematang Siantar mewakili Noord Sumatra (Tapanoeli en Atjeh); Mangaradja
Soeangkoepon (Siregar) anggota dewan kota Tandjoeng Balai mewakili Oost
Sumatra; dan Dr. Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (mewakili
Batavia).
***
Kajamoedin
masih tetap bekerja di bidang pendidikan. Selain tetap sebagai pengawas sekolah
di Medan, Kajamoedin juga menjadi anggota komisi pembentukan sekolah kejuruan
(De Ambachtsschool). De Sumatra post, 15-07-1926 menyebutkan yang bertindak
sebagai ketua komisi adalah D. Baron Mackay, burgemeester van Medan (Walikota
Medan). De Sumatra post, 12-08-1927 memberitakan bahwa Kajamoedin dipindahkan
ke Jogjakarta dalam rangka tugas yang sama, sebagai pengawas sekolah.
Sekolah-sekolah yang berada di Oost Sumatra kala itu umumnya dikelola secara partnership antara pemerintah dengan perusahaan-perusahaan. Sekolah-sekolah yang didirikan di lingkungan perkebunan ditujukan untuk anak-anak dari tenaga kerja (koeli) di area perkebunan masing-masing. Sedangkan di Medan juga didirikan sekolah yang sama untuk anak-anak Tionghoa (kerjasama pemerintah dengan Deli Spoor Maschapij). Satu jenis sekolah yang ada di Medan sejak lama adalah sekolah Eropa (ELS) yang dalam perkembangannya (setelah 1900an) juga menerima anak-anak pribumi dari kalangan atas (kerabat kesultanan dan pegawai-pegawai pemerintah yang ditempatkan di Medan). Sekolah Eropa (ELS) Padang Sidempoean sudah lebih awal menerima anak-anak pribumi (kerabat para koeria) yang dimulai tahun 1893. .
***
Medan (lapangan Esplanade) 1930 |
Buku-buku
yang diterbitkan oleh Kajamoedin gelar Radja Goenoeng (antara lain):
Radja Goenoeng.
1915. Abar pes di tano Djaoa sabisoek pangilakkonna
Radja Goenoeng.
1916. On ma sipaingot sanga bia bisoeknaan sooelangho nanjae mantjit mata : Na
nihata-Batakkan ni Radja Goenoeng (Bakker). Penerbit Batawi.
Radja Goenoeng.
1923. Poda na pendek taringot toe
parsipodaan mamasa.
Radja Goenoeng
dan W. Meijer. 1925. Kawan "Madjoelah!" I. Blankwaardt &
Schoonhoven.
Radja Goenoeng
dan W. Meijer. 1925. Kawan "Madjoelah!" II. Blankwaardt &
Schoonhoven.
Radja Goenoeng
dan W. Meijer. 1926. Kawan "Madjoelah!" III. Blankwaardt &
Schoonhoven.
Radja Goenoeng
dan W. Meijer. 1926. Kawan "Madjoelah!" IV-VI. Blankwaardt &
Schoonhoven.
Radja Goenoeng.
1939. Moetik: Soerat basaon ni daganak naimbaroe manandai mata ni soerat na nibaen
ni Radja Goenoeng. Balai Pustaka.
***
Sekolah anak-anak Tionghoa di Medan, 1931 (DSM) |
***
Kajamoedin
terhitung 27 November 1933 ditunjuk sebagai anggota Komisi Administrasi
(Tatakelola) Kota Medan untuk masa tugas selama dua tahun. Anggota lainnya
adalah Mr. JM. Wesselink, Mr. JF. Kayser, APM. Audretsch, Ds. TJ. Wielinga. Kajamoedin bertindak sebagai
Presiden (lihat De Sumatra post, 21-11-1933).
***
Konstituen Gementeeraad Medan, 1912-1928 |
(Bersambung)
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar