Belanda pertama kali masuk ke Tapanuli Selatan 1833 (Douwes Dekker). Setahun kemudian Pemerintah Belanda memulai pemerintahan sipil. Baru di era Godon pada tahun 1853 Belanda memperkenalkan pendidikan barat di Tapanuli Selatan. Sepulang dari Belanda (berangkat bersama Godon) dengan sertifikat guru bantu dari Amsterdam, Willem Iskander anak seorang tokoh di Mandailing pada tahun 1864 membuka sekolah guru (kweekschool) di Tanobato. Sekolah guru ini kemudian tahun 1874 ditutup karena Willem Iskander sendiri berangkat lagi ke Belanda (dan tidak kembali lagi).
Foto-1. Gedung tua SMA N 1 Padang Sidempuan (Foto: internet) |
Setelah kweekschool ditutup pada tahun 1891, lokasi dan
gedung kweekshool ini tidak diketahui dijadikan untuk apa sampai akhirnya
muncul Hollandsch Inlandsche School (HIS) yang menempati gedung eks Kweekschool.
Sekolah HIS sendiri pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914 seiring
dengan diberlakukannya Politik Etis. Sekolah ini ada pada jenjang Pendidikan
Rendah (Lager Onderwijs) atau setingkat dengan pendidikan dasar sekarang.
Sekolah ini diperuntukan bagi golongan penduduk keturunan Indonesia asli,
sehingga disebut juga Sekolah Bumiputera Belanda.
Foto-2. HIS di Padang Sidempuan (sekitar 1936-1939) |
Pada tahun 1920 Belanda mendirikan HIS di Padang
Sidempuan yang diperuntukkan bagi anak-anak ambtenaar, pegawai, serdadu KNIL,
anak-anak raja dan anak pedagang dengan dikutip biaya sekolah yang cukup
tinggi. Bahasa pengantar dalam sekolah ini adalah Bahasa Belanda. Sekalipun
demikian, guru-gurunya adalah orang Indonesia dengan kepala sekolah seorang
Belanda. Untuk pendidikan bagi penduduk pribumi sudah ada sekolah penduduk
pribumi yang berlokasi di SD2/SD10 yang sekarang. HIS ini pada tahun 1936-1939
masih eksis (Foto-2).
Foto-3. MULO Padang Sidempuan (sekitar 1936-1939) |
Setelah HIS berkembang dan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan yang lebih tinggi, tamatan HIS ini bisa dilanjutkan ke MULO. MULO
(singkatan dari bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) adalah Sekolah
Menengah Pertama pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Meer Uitgebreid
Lager Onderwijs berarti pendidikan dasar lebih luas. MULO menggunakan Bahasa
Belanda sebagai bahasa pengantar. Pada akhir tahun 1930-an, sekolah-sekolah
MULO sudah ada. Sekolah MULO Padang Sidempuan dibangun di atas lahan kantin
militer yang kini gedung MULO tersebut menjadi gedung SMP Negeri 1 Padang Sidempuan
sekarang. Tampilan gedung MULO Padang Sidempuan pada tahun 1936-1939
diperlihatkan dalam Foto-3.
Pada tahun 1932, Dewan Sekolah HIS Padang Sidempuan
dilakukan reorganisasi (lihat De Sumatra Post, 25-08-1932) yang mana untuk bertindak sebagai ketua adalah Mangaraja
Parlindoengan (Demang), sedangkan wakil ketua adalah Soetan Maharadja Moeda
(Djaksa). Untuk sekretaris dijabat oleh Sjakirin Loebis dan wakilnya Abdul
Hakim. Bendahara adalah Kali Gadombang. Kelengkapan dewan terdiri dari beberapa
komisaris (board), yaitu: Soetan Soripada Moelia (guru), Soetan Borotan (guru),
Soetan Goeroe (kepala sekolah), Moeammad (guru dari HIS), Haroen Nasoetion
(guru dari HIS), dan Firman (guru dari HIS). Untuk pelindung dewan ini adalah
Patoean Gorga Pinajoengan (Kepala Kuria Losung Batu).
Jumlah populasi orang Belanda/Eropa di Padang Sidempuan
sesungguhnya tidak banyak. Namun di tempat dimana orang Belanda/Eropa cukup
banyak didirikan sekolah menengah atas atau Hogere Burger School (HBS) seperti
di Medan pada tahun 1925. Siswa yang diterima di HBS Medan (IPA) diantaranya
adalah lulusan dari MULO. Mayoritas pada HBS ini adalah anak-anak Belanda
sedangka anak-anak bumiputra hanya beberapa orang saja. HBS Medan adalah
satu-satunya yang terdapat di Pulau Sumatra. Tamatan MULO Padang Sidempuan
banyak yang melanjutkan pendidikannya ke HBS (di Medan).
***
Pada masa pendudukan Jepang sekolah-sekolah berbau
Belanda (HIS, MULO dan HBS) ditutup.
Sebagai gantinya didirikan Sekolah Menengah Umum (SMU) yang disebut Cu
Gakko. Namun ini tidak lama karena Jepang sudah tidak berdaya oleh sekutu.
Sekolah- sekolah ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Provinsi Sumatera
Utara sendiri baru terbentuk pada tahun 1948. Sampai tahun 1953 hanya ada satu
SMA negeri yakni di Medan (eks HBS). Tahun 1954 didirikan SMA negeri di Padang Sidempuan. Sekolah ini
menempati lokasi/gedung eks HIS yang persisnya berada di Jalan Merdeka.
Sebelumnya sudah ada terlebih dahulu SMP Negeri yakni SMP Negeri 1 Padang
Sidempuan (eks Gedung MULO) dan SMP Negeri 2 Padang Sidempuan.
Peta-1. Topografi Padang Sidempuan, 1880 (lokasi kweekschool) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar