Hanya ada dua perayaan perkawinan yang dianggap
heboh di era kolonial Belanda: (1) Upacara perkawinan putri dari Radja Persuratkabaran
Sumatra di Padang tahun 1903 dan (1) Upacara perkawinan putri dari Sultan Deli
di Medan tahun 1931. Kedua upacara perkawinan ini tergolong sangat mewah dan
meriah yang dilangsungkan dalam beberapa hari. Disebut sangat mewah karena
pembiayaannnya sangat besar dan mengudang banyak tamu. Hanya keluarga kaya yang
mampu menyelenggarakannya. Tidak hanya rakyat biasa yang berdecak kagum tetapi
juga para pejabat pemerintah juga mengakuinya. Kedua upacara ini diberitakan
secara luar biasa di surat kabar sehingga terkabarkan ke seluruh penjuru
Nederlandsch Indie (Hindia Belanda).
Opera Bangsawan dari Penang: Pesta Putri Dja Endar Moeda |
Upacara ‘boru panggoaran’ di Padang:
Suatu pesta yang mendatangkan Opera Bangsawan dari Penang dan Gondang Batak
dari Padang Sidempuan
Putri ‘boru panggoaran’ dari Radja Persuratkabaran
Sumatra, Dja Endar Moeda yang bernama Alimatoe Saadiah menikah dengan Dr.
Haroen Al Rasjid (alumni Docter Djawa School). Alimatoe Saadiah br. Harahap
adalah perempuan pribumi pertama yang memiliki pendidikan Eropa, sedangkan Haroen
Al Rasjid Nasution adalah putra dari Sutan Abdoel Azis (mantan penulis di Asisten Residen di Padang Sidempuan dan murid dari Willem Iskander). Boru panggoaran dari pasangan Haroen Al Rasjid dan Alimatoe Saadiah bernama Ida Loemongga adalah perempuan Indonesia pertama bergelar doktor (Ph.D) yang berhasil mempertahankan disertasinya di Universiteit Leiden (1931)..Adik dari Dr. Ida Loemongga Nasution, PhD bernama Gele Haroen, alumni sekolah hukum Universiteit Leiden (1936) adalah Residen pertama Lampung (yang kini tengah diusulkan menjadi Pahlawan Nasional). Salah satu putra dari Ida Loemongga ada yang bergelar Profesor. Inilah salah satu contoh yang memiliki garis keturunan berdasarkan achievement.
Tunggu
deskripsi lebih lanjut
Upacara ‘menantu dari Kesultanan
Perak’ di Medan: Suatu pesta yang dikemas dalam adat Melayu dengan kehadiran
perahu lancang kuning dan pagelaran ronggeng kolosal
Putri Sultan menikah dengan putra dari Rajah Chulan,
Radjah di Hilir Perak bernama Radja Zainul Azmansjah. Beberapa tahun sebelumnya putra Sultan, Tengkoe Mahkota
telah menikah dengan putri dari Perak yang dikenal sebagai Tengkoe Poean Besar
Indera. Raja Zainul Azmansjah saudara dari Tengkoe Poean Besar Indera. Bentuk perkawinan ini tentu sangat unik: dua pasangan pengantin tetapi hanya ada dua pasangan orangtua. Suatu perkawinan yang saling 'menyandera'?
Tunggu
deskripsi lebih lanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar