Sibualbuali: Pionir Lintas Sumatra dari Padang Sidempuan
Bis Sibualbuali 1970an (foto:panorama.com) |
Kota Sipirok 1937 (Foto:KITLV,NL) |
Penampilan bis Sibualbuali pada waktu itu sesungguhnya sangat bersahaja (lihat foto, penampilan bis tahun 1970an). Desain kabin bis hanya berupa konstruksi kotak buatan ‘karoseri’ Sipirok, dengan jendela kiri kanan, penutup jendela dari kanvas tebal warna coklat tua. Namun demikian, mesin dan chasis yang digunakan bis ini nomor wahid buatan Amerika yang di produksi oleh General Motor Company (GMC). Konon mesin GMC ini terkenal sangat 'bandel' untuk medan yang sulit sekalipun. Dengan ruang jelajah yang sangat berat dan berbahaya apalagi setir bis yang belum dilengkapi powersteering sudah tentu sopir yang dibutuhkan adalah orang yang berani dan handal (baik dalam menjalankan bis maupun memperbaikinya jika terjadi kerusakan selama perjalanan khususnya pada mesin).
Pada awal pendiriannya armada bis Sibualbuali melayani angkutan penumpang dan barang dengan tujuan jarak pendek ke beberapa tempat di wilayah selatan Sumatera Utara seperti Muara Sipongi, Natal, Sibolga dan Tarutung. Untuk tujuan jarak jauh bis Sibualbuali dengan tujuan utama Pematang Siantar dan Kota Medan dengan pool bis di Padang Sidempuan. Besar kemungkinan peran bis Sibualbuali ini sangat penting masa itu dalam melayani masyarakat Tapanuli Selatan bermigrasi ke Tanah Deli (Medan).
Terminal bis Padang Sidempuan, 1970an |
Terminas bis Padang Sidempuan 1960-1970 (foto: internet |
ALS: Raja Lintas Sumatra Pindah Markas dari Kotanopan ke Medan
Cerita sukses bis Sibualbuali menjelajahi lintas Sumatera, memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan usaha jasa angkutan di Tapanuli Bagian Selatan. Sejumlah nama usaha jasa angkutan bis pun mulai bermunculan untuk mengikuti jejak sukses Sibualbuali. PT. ALS adalah salah satu perusahaan yang benar-benar serius mengikuti sukses Sibualbuali. PT. ALS sendiri didirikan di Kotanopan tahun 1966. Armada bis ALS pada awalnya mengambil trayek gemuk Muara Sipongi/Kotanopan tujuan Medan yang jauh sebelumnya menjadi trayek perluasan Sibualbuali. Dalam perkembangannya, ALS semakin maju pesat dan sukses ALS seakan menggantikan sukses Sibualbuali sebelumnya. ALS pun memindahkan markasnya dari Kotanopan ke Medan dengan trayek utama Medan-Kotanopan dengan visi misi memperluas jangkauan yang sesuai dengan namanya (antar lintas Sumatra).
Strategi bisnis ALS ini tampaknya berhasil. ALS berkembang secara geometris sementara Sibualbuali hanya tumbuh secara aritmetika. ALS pada awalnya mengikuti jalur tradisional Sibualbuali tetapi juga membuka jalur ke semua arah termasuk ke Banda Aceh, Pekan Baru dan Bengkulu. Otomatis ALS telah mencapai semua sudut-sudut tujuan akhir perjalanan bis di Sumatra. Pada puncak kesuksesan ALS ini jiwa adventure Sibualbuali mulai mengendor dan akhirnya Sibualbuali tampaknya ‘menyerah’ dan hanya menyisakan jalur untuk Padang Sidempuan-Medan dan Medan-Palembang serta Medan-Pekanbaru. ALS semakin menggila dan mampu menembus batas Sumatra hingga ke Jakarta dan bahkan Surabaya dan Denpasar (Bali).
Sampagul: Konsekuensi Persaingan Sibualbuali vs ALS
Dari sejumlah perusahaan bis skala kecil di Tapanuli Selatan, hanya Sampagul yang memiliki motivasi mengikuti sukses Sibualbuali dan ALS [nama sampagul diambil dari semboyan 'siala sampagul']. Jalur lintas Sumatra Sibualbuali telah lama berakhir dan jalur lintas Sumatra ALS semakin berkibar dan mencapai puncaknya. Pemindahan markas ALS ke Medan tidak menguntungkan letak posisi Padang Sidempuan yang berada hanya di lintasan ALS trayek Medan-Jakarta. Akibatnya penumpang dari Padang Sidempuan khususnya dan Tapanuli Selatan umumnya tidak mendapat tempat di ALS yang sudah penuh dari Medan menuju Jakarta.
Tabel-1. Perusahaan Otobis di Tapanuli Selatan
| ||
No
|
Nama Perusahaan Otobis
|
Keterangan
|
1
|
Antar Lintas Sumatera (ALS)
|
Masih beroperasi
|
2
|
Sampagul
|
Masih beroperasi
|
3
|
Mawar Selatan
|
Masih beroperasi
|
4
|
Barumun
|
Masih beroperasi
|
5
|
Lubuk Raya
|
Masih beroperasi
|
6
|
Subualbuali
|
Masih beroperasi
|
7
|
Sanggarudang
|
Masih beroperasi
|
8
|
Batang Pane
|
Masih beroperasi
|
9
|
Aek Batanggadis Sejati (ABS)
|
Tidak beroperasi
|
10
|
Aek Badak Sejati (ABADAS)
|
Tidak beroperasi
|
11
|
Atom
|
Tidak beroperasi
|
12
|
PMTS (Persatuan Motor Tapanuli Selatan)
|
Tidak beroperasi
|
13
|
Adian Bania
|
Tidak beroperasi
|
14
|
Nabana Tour
|
Masih beroperasi
|
15
|
Satu Nusa
|
Masih beroperasi
|
Bagi calon penumpang untuk tujuan Jakarta, harapan terhadap Sibualbuali sirna dan mati langkah, sementara ALS justru melompat dan hanya melewati bumi Tapanuli Selatan. Pool ALS terdekat hanya ada di Medan dan Padang. Konsekuensi logisnya calon penumpang Padang Sidempuan dan sekitarnya hanya mendapat sisa tempat di bis-bis yang dari Banda Aceh dan Medan. Segmen pasar inilah yang dilirik Sampagul untuk naik kelas menjadi bis jarak jauh baik untuk menuju Medan maupun untuk menuju Jakarta.
Pada tahun 1985 bis Sampagul melakukan launching untuk jalur khusus Padang Sidempuan-Jakarta dengan kantor pusat di Padang Sidempuan. Sambutan yang meriah datang dari warga Tapanuli Selatan dan tidak terkecuali calon penumpang yang berada di Kotanopan (markas asal ALS). Sampagul mengisi kekosongan segmen pasar penumpang di Tapanuli Bagian Selatan, yang tidak mampu dipenuhi secara tuntas oleh Sibualbuali. Mungkin ALS berterimakasih pada Sampagul karena strateginya memindahkan markas ke Medan membuat calon penumpang Tapanuli Selatan sedikit merana untuk jalur perjalanan jarak jauh menjadi teratasi. Karenanya antara Sampagul dan ALS hubungannya tetap baik-baik saja dari dulu hingga sekarang. Di jalan saling melindungi dan saling memberi jalan untuk perkembangan usaha masing-masing. Bukankah keduanya berasal dari daerah yang sama di Tapanuli Bagian Selatan. Bravo ALS, Bravo Sampagul.
***
Terlepas dari nama-nama jasa angkutan yang telah berhasil meretas jalur lintas Sumatera, yang menjadi catatan dalam tulisan ini adalah bahwa, betapa jiwa Adventure, jiwa pionir dan keberanian masyarakat Tapanuli Selatan sebagai pelaku usaha jasa angkutan pada 50 tahun lalu. Hal tersebut telah memberikan inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain di luar Tapanuli Selatan. Transportasi merupakan sarana penting dalam membantu roda perekonomian. Suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri, suatu daerah akan membutuhkan daerah lain. Sebagai penghubung antar daerah tersebut dibutuhkan sarana transportasi, baik prasarana jalan maupun sarana alat transportasi.
Kota Padangsidempuan adalah salah satu tempat yang khusus (terminal) di Indonesia yang dapat memberikan gambaran awal tentang sejarah perkembangan transportasi di Tapanuli Bagian Selatan khususnya dan di Sumatra umumnya. Sibualbuali telah memulainya sekalipun dengan susah payah dan pada akhirnya telah diselesaikan dengan baik oleh ALS dan Sampagul. Inilah sebuah bentuk kontribusi nyata dari daerah Tapanuli Selatan dalam dunia transportasi nasional khususnya untuk jenis angkutan bis umum di nusantara ini. Setiap membicarakan perkembangan bis jarak jauh (long distance bus) di Indonesia pada masa kini, pada saat itu pula kita teringat dengan Sibualbuali sebagai pionir dan ALS sebagai rajanya bis jarak jauh di jalur lintas Sumatera dari masa ke masa (Oleh Mahmulsyah Daulay dan Akhir Matua Harahap)
--------------
Rute bis jarak jauh di Tapanuli 1929 (Peta:KITLV.NL) |
Kota Padangsidempuan adalah salah satu tempat yang khusus (terminal) di Indonesia yang dapat memberikan gambaran awal tentang sejarah perkembangan transportasi di Tapanuli Bagian Selatan khususnya dan di Sumatra umumnya. Sibualbuali telah memulainya sekalipun dengan susah payah dan pada akhirnya telah diselesaikan dengan baik oleh ALS dan Sampagul. Inilah sebuah bentuk kontribusi nyata dari daerah Tapanuli Selatan dalam dunia transportasi nasional khususnya untuk jenis angkutan bis umum di nusantara ini. Setiap membicarakan perkembangan bis jarak jauh (long distance bus) di Indonesia pada masa kini, pada saat itu pula kita teringat dengan Sibualbuali sebagai pionir dan ALS sebagai rajanya bis jarak jauh di jalur lintas Sumatera dari masa ke masa (Oleh Mahmulsyah Daulay dan Akhir Matua Harahap)
--------------
Rute Awal Lintas Sumatera dari Padang
Sidempuan oleh Sibualbuali.
1a.
Kotanopan dan Muara Sipongi
1b.
Kotanopan dan Muara Sipongi, Bukit Tinggi
2a.
Sibolga, Tarutung, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan
2b.
Sibolga, Tarutung, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan, Kota Raja (Nama
banda Aceh sebelumnya)
3a.
Bukit Tinggi, Padang
3b.
Bukit Tinggi, Padang, Sungai Penuh
4.
Bukit Tinggi, Payakumbuh, Bangkinang, Pekanbaru
5a.
Bukit Tinggi, Padang, Sungai Penuh, Bangko, Sarolangun, Lubuk Linggau, Lahat,
Muara Enim, Prabumulih, Palembang
5b.
Bukit Tinggi, Padang, Sungai Penuh, Bangko, Sarolangun, Lubuk Linggau, Lahat,
Muara Enim, Batu Raja, Kotabumi, Tanjung Karang dan Pelabuhan Panjang
6.
Gunung Tua, Rantau Prapat, Kisaran, Tebing Tinggi, Medan (Rute alternatif)
7.
Sipirok, Tarutung, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan (Rute 2 via Sibolga, dihapus)
8.
Bukit Tinggi, Padang Panjang, Solok, Muara Bungo, Muara Tebo, Muara Bulian, Jambi
9.
Sibuhuan, Pasar Pangarayan, Bangkinang, Pekanbaru
10a.
Gunung Tua, Kota Pinang, Dumai
10b.
Gunung Tua, Kota Pinang, Pekanbaru (Rute alternatif)
11a.
Bukit Tinggi, Padang Panjang, Solok, Muara Bungo, Bangko, Sarolangun, Lubuk
Linggau, Lahat, Muara Enim, Batu Raja, Kotabumi, Tanjung Karang dan Pelabuhan
Panjang (Rute 5b via Sungai Penuh, dihapus).
11b.
Bukit Tinggi, Padang Panjang, Solok, Muara Bungo, Bangko, Sarolangun, Lubuk
Linggau, Lahat, Muara Enim, Batu Raja, Kotabumi, Bandar Lampung, (Nama Tanjung
Karang sebelumnya) dan Bakauheni (Rute 11a via Pelabuhan Panjang, dihapus).
12.
Bukit Tinggi, Padang Panjang, Solok, Muara Bungo, Bangko, Sarolangun, Lubuk
Linggau, Lahat, Muara Enim, Batu Raja, Kotabumi, Bandar Lampung, dan Bakauheni,
Merak, Jakarta (masa kini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar