Alimatoe Saadiah bisa diklaim
sebagai perempuan pribumi yang pertama yang mengecap pendidikan ala Eropa di
Padang dan Fort de Kock (kini Bukittinggi). Ayahnya adalah seorang paling
terkenal di Padang. Pada tahun 1903 Alimatoe Saadiah menikah dengan seorang
dokter lulusan Docter Djawa School di Batavia, Dr. Haroen Al Rasjid. Putri
mereka kelahiran Padang pada tahun 1930 meraih gelar doktor (PhD) di bidang
kedokteran di Universiteit Leiden, yang menjadikan dirinya sebagai perempuan
pribumi pertama di Indonesia yang bergelar doktor (PhD). Putra bungsu mereka kelahiran
Sibolga juga lulusan Universiteit Leiden tahun 1936 di bidang hukum yang kelak
menjadi Residen pertama Lampoeng.
Leeuwarder courant, 22-06-1903 |
Setelah menikah, Alimatoe Saadiah
tersita banyak waktunya untuk mengurus keluarga dan terutama untuk membesarkan
dan mendidik anak-anaknya. Waktunya semakin berkurang untuk kegiatan di luar
rumah, karena Alimatoe Saadiah setia mendampingi suaminya yang bertugas
berpindah-pindah tempat: dari Padang, pindah ke Sibolga dan kemudian setelah pension
keluarga Alimatoe Saadiah pindah dan menetap di Lampoeng. Baru setelah di
Tandjong Karang, Alimatoe Saadiah terlibat bidang pekerjaan untuk membantu
suami ketika mereka membuka klinik kesehatan. Klinik kesehatan ini tidak hanya
ditujukan untuk orang-orang Eropa tetapi juga untuk penduduk pribumi.
Diantara kesibukan ikut membantu suami dalam pengembangan
klinik kesehatan di Tandjong Karang dan Bandar Lampoeng, Alimatoe Saadiah tidak
lupa untuk mempersiapkan pendidikan anak-anaknya. Putrinya yang pertama
dimasukkan ke ELS Tandjong Karang. Lalu pendidikan putrinya dilanjutkan ke
Batavia, di Prins Hendrik School (afdeeling-B/IPA). Setelah lulus tahun 1922,
putrinya melanjutkan studi kedokteran ke Belanda (hingga meraih gelar PhD tahun
1930).
Alimatoe Saadiah adalah seorang istri yang setia
terhadap suaminya dan berhasil mendidik anak-anaknya hingga sekolah tinggi,
setinggi-tingginya. Alimatoe Saadiah adalah anak seorang mantan guru yang
menjadi editor surat kabar dan pemilik percetakan dan toko buku dan sekolah
swasta di Padang. Ayahnya bernama Hadji
Dja Endar Moeda. Ayah Alimatoe Saadiah dan suaminya Dr. Haroen Al Rasjid
sama-sama lahir di afdeeling Padang Sidempoean, Residentie Tapanoeli, Province
Sumatra’s Westkust. Ayahnya, Saleh Harahap gelar (Mangara)Dja Endar Moeda alumni
Kweekschool Padang Sidempoean tahun 1884. Cucu Dja Endar Moeda yang bernama Dr.
Ida Loemongga, PhD ini tidak hanya berhasil sekolah setinggi-tingginya, juga
putra Ida Loemongga juga ada yang bergelar guru besar di Eropa. Itulah garis keluarga dari kakek seorang guru hingga anak yang bergelar guru besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar