Pantai pasir putih Batahan, latar P. Tamang |
Nama
Kecamatan Batahan tidak hanya terdapat di Provinsi Sumatera Utara tetapi nama
Kecamatan Batahan juga terdapat di Provinsi Sumatera Barat. Sungguh sangat
unik. Mungkin di tempat lain boleh jadi ditemukan nama kecamatan atau nama desa
yang sama. Akan tetapi nama Batahan adalah sesuatu yang sangat menarik untuk
diperhatikan. Bahkan sangat menarik sekali untuk diperbandingkan. Dua kecamatan
ini berada di daerah aliran sungai (DAS) Batang Batahan. Sungai ini berada di perbatasan dua provinsi
(Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat) yang bermuara ke pantai
barat Sumatera. Kecamatan Batahan, Sumatera Utara terletak di hilir
(pantai/laut) merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Pantai Barat
Mandailing, sementara Kecamatan (ranah) Batahan, Sumatera Barat terletak di
hulu (gunung) merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Pasaman Barat.
Persamaan kedua kecamatan ini hanya satu: Mayoritas penduduknya beragama Islam.
Lantas apa yang membedakan?
Dua
kecamatan ini memang berbagi atas Sungai Batang Batahan, akan tetapi pepatah
‘asam di gunung, garam di pantai, bertemu dalam kuali’ tidak berlaku. Sebab
sekalipun dua kecamatan ini dilalui oleh
Sungai Batang Batahan, tetapi dua kecamatan ini terpisah jauh karena tidak
adanya akses jalan. Alam menjadi penghalang (barrier) keduanya untuk
berinteraksi. Akibatnya, dua kecamatan ini tumbuh dan berkembang dengan caranya
sendiri-sendiri.
Kecamatan
Batahan, Kabupaten Pantai Barat Mandailing, Provinsi Sumatera Utara penduduknya
dominan dari sub etnik Melayu Pesisir (dialek Minangkabau). Mata pencaharian
utama masyarakat adalah perikanan tangkap. Sementara penduduk Kecamatan
Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat dominan dari sub
etnik Mandailing (dialek Batak). Mata pencaharian utama masyarakat adalah
pertanian dan kehutanan. Putra
Mandailing, Drs. H. Syahiran Lubis pernah menjadi Bupati Pasaman Barat periode
2004-2009.
Batahan: Tujuan
Wisata Baru di Sumatera Utara
Kecamatan Batahan dulunya adalah terdiri dari beberapa huta (desa) yang masuk Kecamatan
Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan. Kemudian pada tahun 1992 Kecamatan Natal
dimekarkan menjadi tiga kecamatan yakni: Kecamatan Natal, Kecamatan Batang
Gadis dan Kecamatan Batahan. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Selatan
dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu: Kabupaten Tapanuli Selatan dan
Kabupaten Mandailing Natal. Kecamatan Batahan menjadi bagian dari Kabupaten
Mandailing Natal. Pada tahun 2007 Kecamatan Batahan dimekarkan menjadi dua
kecamatan: Kecamatan Batahan dan Kecamatan Sinunukan. Kecamatan Sinunukan ini
terbentuk seiring dengan perkembangan yang dulunya wilayah tersebut menjadi
daerah transmigrasi. Akhirnya, pada tahun 2012, DPRD Sumatera Utara menyetujui
pembentukan Kabupaten Pantai Barat Mandailing. Bakal calon (balon) Kabupaten
Pantai Barat Mandailing ini merupakan pemekaran dari kabupaten induknya
Kabupaten Mandailing Natal.
Kini
Kecamatan Batahan yang luasnya tersisa 50.147 Ha memiliki 18 desa yang mana
satu diantaranya sebagai kelurahan (Kelurahan Pasar Batahan). Mata pencaharian
penduduk selain perikanan tangkap juga sudah mulai berkembang perkebunan kelapa
sawit dan karet alam. Namun sangat disayangkan, kecamatan yang memiliki 4.692
rumahtangga ini baru sebanyak 22,27 persen yang teraliri listrik. Fasilitas
pendidikan dan fasilitas kesehatan masih terbilang minim dan sebagian besar
masayarakatnya masih sulit menjangkaunya. Bencana alam terbilang sering menimpa
masyarakat, khususnya banjir karena luapan Sungai Batang Batahan.
Sunset di Batahan |
Batahan, Natal:
Kampung Halaman Tokoh-Tokoh Besar
Pusat
pertumbuhan strategis di Kabupaten Pantai Barat Mandailing Natal adalah Kota
Natal, sementara di Kabupaten Pasaman Barat adalah Kota Air Bangis. Dua kota
ini memiliki riwayat yang sangat panjang, bahkan kedua kota ini sudah eksis
sejak jaman Portugis. Kedua kota ini pada fase berikutnya menjadi kota
pelabuhan yang ramai dan sama-sama menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda.
Kota Air Bangis adalah ibukota pertama Residen Tapanuli, kemudian posisi Air
Bangis digantikan oleh Kota Natal yang akhirnya pindah lagi ke Kota Padang
Sidempuan.
Kota
Natal adalah kampung halaman Sutan Takdir Alisjahbana (STA), sastrawan besar
yang dimiliki Indonesia. Nama STA sangat melekat dengan salah satu hasil
karyanya: Layar Terkembang. Juga Kota Natal menjadi kampung halaman Sutan Syahrir, the founding father dan Perdana Menteri Indonesia yang pertama. Tidak
jauh dari Kota Natal di Kecamatan Batahan menjadi kampung halaman Sutan Kumala Pontas, Gubernur Sumatera Utara yang keenam. Di Kecamatan ini juga teman saya
ketika kuliah dulu dilahirkan, namanya Ir. H. Syuhairi Nasution, seorang tokoh
muda asal Batahan yang cukup berhasil di Jakarta yang pernah menjadi bakal
calon (balon) dalam pemilukada Kabupaten Mandailing Natal pada periode
2010-2015 yang lalu (Sumber: Dikompilasi dari berbagai sumber oleh Akhir Matua Harahap)
Sumber
foto: wisata.kompasiana.com: “Pantai Batahan, eksotisme di tepi Samudera
Indonesia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar