*Untuk melihat semua artikel Sejarah Budaya dalam blog ini Klik Disini
William Marsden di dalam bukunya The History
of Sumatra yang diterbitkan tahun 1812 menyebutkan lebih dari separuh penduduk
Batak mampu membaca, suatu angka yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari
semua bangsa-bangsa di Eropa. Dalam apa yang dibaca penduduk Batak? Sudah
barang tentu tulisan dengan menggunakan aksara Batak. Hal yang sama juga
disebutkan oleh Oscar von Kessel yang mengunjungi pedalaman Batak pada tahun
1844 bahwa menulis dan membaca hampir dikenal secara universal di antara mereka
(lihat tulisannya berjudul Reis Oscar von Kessel in Klein Toba yang dimuat di
dalam Das Ausland dan kemudian diterjemahkan yang dimuat di dalam Bijdragen tot
de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1856).
Aksara Angkola, bagian dari aksara Batak, berkembang di wilayah Angkola dan Mandailing, yang merupakan bagian dari Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Aksara ini, bersama dengan aksara Batak lainnya, diperkirakan berasal dari aksara Palawa yang dipengaruhi oleh aksara India dan kemudian diadaptasi untuk bahasa-bahasa lokal. Berikut penjelasan lebih detail mengenai sejarah aksara Angkola: Asal Usul: Aksara Angkola, seperti aksara Batak lainnya, diperkirakan berasal dari India Selatan, kemungkinan dari aksara Palawa yang dibawa melalui jalur perdagangan. Perkembangan Awal: Aksara ini pertama kali berkembang di daerah Angkola dan Mandailing, yang merupakan wilayah awal penyebaran aksara Batak. Adaptasi dan Penyebaran: Aksara ini kemudian menyebar ke utara, mempengaruhi perkembangan aksara Batak di daerah Toba, Simalungun, dan daerah lainnya. Pengaruh Budaya: Wilayah Angkola juga menunjukkan jejak pengaruh budaya Hindu-Buddha, seperti yang terlihat pada peninggalan candi di Padang Lawas (Padang Bolak), yang juga mempengaruhi perkembangan aksara Angkola dan kosakata bahasa Angkola. Perkembangan di Tapanuli Selatan: Aksara Angkola digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam upacara adat, dan bahasa Batak Angkola menjadi bahasa sehari-hari di wilayah tersebut (AI Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah aksara dan candi di Angkola Mandailing? Seperti disebut di atas tingkat literasi penduduk Batak terkait dengan keberadaan aksara Batak, termasuk di wilayah Angkola, wilayah Mandailing dan wilayah Toba. Satu yang penting diduga ada hubungan aksara dan pusat percandian di wilayah Padang Lawas. Lalu bagaimana sejarah aksara dan candi di Angkola Mandailing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.