De Sumatra post, 17-01-1918 |
Pada saat
pendirian Sumatrabond ini sejumlah mahasiswa asal Mandheling en Ankola di STOVIA,
antara lain adalah Raba Nasoetion, Soetan Loebis, Daliloedin dan Amir Hoesin,
Soleman Siregar, Gindo Siregar, Pang Siregar (persiapan tahun 1); Kasmir
Harahap, Ida Loemongga Nasoetion (persiapan tahun 2); Diapari Siregar (persiapan
3); Abdoel Moerad Loebis, Alimoedin Pohan (tingkat 1); Dja Bangoen (tingkat 2);
Amir Nasoetion (tingkat 4); Abdoel Moenir Nasoetion (tingkat 5). Abdoel Moenir Nasoetion setelah lulus STOVIA, pada akhir 1922 diangkat menjadi dokter pemerintah (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 30-12-1922).
Pada
bulan November 1921 di Sibolga, dilakukan pertemuan politik yang dimotori oleh
dua pemuda bernama Parada Harahap dan Manullang. Mereka berdua pada Desember
1921 hadir di Padang ketika dilakukan rapat besar Jong Sumatranen. Tokoh di
belakang dua pemuda ini adalah Abdoel Manap dan Abdul Karim. Hasil keputusan
pertemuan ini adalah pada tanggal 22 Maret 1922 akan dilakukan Konferensi Jong
Sumatra di Batavia (lihat De Indische courant, 07-01-1922). Parada Harahap
termasuk yang akan hadir.
Dalam
perkembangannya, Parada Harahap pada akhir tahun 1922 hijrah ke Batavia. Parada
Harahap meninggalkan semua posisinya di Tapanoeli, baik sebagai pengurus
pergerakan maupun sebagai editor koran Sinar Merdeka dan Poestaha di Padang
Sidempuan. Di Batavia, Parada Harahap untuk menyambung hidup bekerja sebagai wartawan
di koran yang terbit di Batavia. Lalu kemudian Parada Harahap berkolaborasi
dengan Dr. Abdul Rivai mendirikan koran Bintang HIndia yang terbit pertama kali
tanggal 2-1-1923. Setelah pension Abdul Rivai, Bintang Hindia ditutup, lalu Parada
Harahap menerbitkan surat kabar Bintang Timoer pada tahun 1926. Dalam tempo
setahun koran ini menjadi koran paling berpengaruh di Batavia dengan tiras
paling tinggi.
Setelah
lama kegiatan Jong Sumatra berjalan sendiri-sendiri, maka tanggal 7 Februari 1927
diadakan pertemuan di Weltevreden, pertemuan warga Sumatera yang berbeda di
Batavia, dimana hampir semua provinsi di Sumatera diwakili. Perwakilan yang
hadir pada pertemuan tersebut antara lain orang
Sumatera dari Minangkabau, Tapanoeli, Palembang, Lampongs dan Benkoelen.
Para wakil dari Atjeh dan Oostkust Sumatera tidak dapat menghadiri pertemuan
tersebut. Hasil keputusan komite sementara dibentuk yang terdiri dari: Sutan
Mohamad Zain, Parada Harahap dan Dr Rivai. Kemudian kepengurusan yang terpilih
sebagai berikut: Sutan Mohamad Zain (ketua), Parada Harahap (sekretaris), Hamid
(bendahara). Board: M. Sjahriar (Minangkabau), MA Mohamad (Palembang),
Boerhanoeddin (Lampong), Dr Joenoes (Bengkulu), sedangkan dua anggota,
masing-masing Atjeh dan Oostkust Sumatera disediakan kolom kursi berpartisipasi
(lihat De Indische courant, 10-02-1927).
Kiprah
Parada Harahap terus melejit. Pada bulan September, Parada Harahap menggagas
diadakannya pertemuan para pemimpin bond. Tanggal 25 September 1927 hari Minggu
di Weltevreden diadakan pertemuan para pemimpin yang berbeda dari serikat
pribumi di Batavia di rumah Mr Djajadiningrat. Diputuskan untuk mendirikan
organisasi yang terdiri dari para pemimpin dari berbagai serikat pribumi,
dengan ketua komite adalah MH Thamrin dan sekretaris Parada Harahap. Sarikat-sarikat
yang hadir adalah Boedi Oetomo, Pasoendan, Kaoern Betawi, Sumatranenbond,
Persatoean Minahasa, Sarekat Amboncher dan NIB (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-09-1927). Komite
ini melahir organisasi Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politiek
Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Dari sinilah awal mula dilakukan Kongres Pemuda
yang melahirkan Sumpah Pemuda: Saru Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa.
De Indische courant, 01-09-1928:
‘Pertemuan publik pertama PPPK (Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan
Politiek Kebangsaan Indonesia) utuk melakukan kongres di Batavia. Berbagai duta
negara sudah hadir dalam pertemuan ini. Tjokroaminoto dari PSI sudah hadir.
Delegasi dari Sarekat Sumatera, Mr. Parada Harahap, managing editor Bintang Timoer,
disini hari sebelum kemarin tiba dengan mobilnya. Kongres dibuka jam delapan di
tempat terbuka yang dihadiri lebih dari 2000. Di antara mereka yang hadir kami
melihat Tuan Gobee dan Van der Plas dari Kantor Urusan Pribumi. Perwakilan dari
asosiasi dan istri kongres perempuan berlangsung di aula tengah bangunan situs.
Untuk membuka sekitar 9:00 Dr. Soetomo atas nama panitia menerima kongres.
Soetamo mengatakan bahwa ini hasil dari diskusi pada konferensi berlangsung di
Bandung pada tanggal 17 Desember 1927, ketika pembentukan PPPKI diputuskan.
Pada konferensi bahwa rancangan undang-undang diadopsi dan menyerah PSI itu., PNI,
BO, Pasundan, Sarekat Sumatera, Studi Indonesia, Kaoem Betawi dan Sarekat
Madura sebagai anggota. Organisasi dalam pembentukan PPPKI berdasarkan
nasionalis. Dengan motto: Hidoeplah Persatoean Indonesia (Hidup Persatuan
Indonesia) memutuskan spr. sambutannya. Kesempatan untuk PPPKI. untuk
mengucapkan selamat kongres pertamanya. Ir. Soekarno, yang berbicara atas nama
PNI (Partai nasionalis Indonesia), bersukacita dalam realisasi PPPKI karena
pemisahan antara sana dan sini dan akan ditentukan lebih tajam. Delegasi dari Sarekat
Sumatera, Mr. Parada Harahap, menyesalkan sikap pasifnya Minahassiscbe dan
Amboineesche sebangsa..
*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber tempo doeloe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar