Padang Sidempuan, Kota Salak (foto internet) |
Sentra Salak Utama di Indonesia
Salak Sidempuan sudah lama dikenal dan diusahakan secara turun temurun. Dengan tingkat produksi 426.758 ton per tahun (Tabel-1) menjadikan produksi Salak Sidempuan yang terbanyak di Indonesia. Sebagai sentra utama salak di Indonesia, pemerintah kota telah memproklamirkan sebutan nama kota sebagai KOTA SALAK. Salak Sidempuan yang memiliki ciri khas dibanding jenis salak lainnya, tidak hanya memenuhi pasar-pasar di Sumatera Utara juga menjadi komoditi ekspor. Selain itu Salak Sidempuan dipasarkan di seluruh provinsi di Sumatera dan negara jiran (Malaysia dan Singapura).
Tabel-1. Beberapa Sentra Produksi Salak di Indonesia
|
||||
No
|
Sentra
|
Provinsi
|
Nama/
jenis salak
|
Produksi
(ton/tahun)
|
1
|
Padang
Sidempuan
|
Sumatera Utara
|
Sidempuan
|
426.758
|
2
|
Sleman
|
DI Yogyakarta
|
Pondoh
|
120.000
|
3
|
Banjarnegara
|
Jawa Tengah
|
Pondoh
|
193.000
|
4
|
Tasikmalaya
|
Jawa Barat
|
Manonjaya
|
112.000
|
5
|
Karang Asem
|
Bali
|
Bali
|
31.897
|
Salak Sidempuan sudah lama dikenal, bahkan jauh sebelum adanya salak pondoh. Salak pondoh sendiri adalah jenis salak varietas unggul yang diintroduksi oleh pemerintah untuk dikembangkan masyarakat. Salak pondoh ini berkembang pesat di lereng gunung Merapi di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Salak pondoh sendiri baru mulai dikembangkan pada tahun 1980an. Tahun 1999, produksi buah ini di Yogyakarta mencapai 28.666 ton. Perkiraan produksi salak di seluruh Jawa sampai tahun 1980an hanya berkisar antara 7.000– 50.000 ton. Kini, sebaran sentra produksi salak pondoh telah meluas ke Jawa Barat (khususnya Tasikmalaya dengan produksi mencapai 112.098 ton). Namun demikian, berapa total produksi salak pondoh di Pulau Jawa belum terdata dengan baik. Selain sentra produksi salak di Padang Sidempuan/ Tapanuli Selatan (Sumatra Utara), saya telah melihat sendiri produksi salak di Sleman (DIY), Banjarnegara (Jawa Tengah), Bali, dan Enrekang (Sulawesi Selatan). Sentra produksi Salak Sidempuan tiada duanya.
Riwayat 'Salak Sidempuan'
Salak
Sidempuan adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang tumbuh subur di lereng
Gunung Lubuk Raya. Sentra produksi Salak
Sidempuan sangat luas yang meliputi Kecamatan Angkola Barat, Kecamatan
Angkola Timur, Kecamatan Angkola Selatan, Kecamatan Marancar dan Kecamatan Sayur
Matinggi (Tabel-2).
Kecamatan Angkola Barat adalah sentra utama. Di kecamatan ini terkenal dengan pepatah 'Salak Sibakkua, Dipangan Sada Mangido Dua" (salak Sibakkua, dimakan satu, malah minta dua). Tahun 1971 adalah pertamakali saya berkunjung ke daerah sentra salak ini di Sitinjak. Konon, Salak Sidempuan, diekspor ke Batavia pada era Belanda melalui pelabuhan Sibolga untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Eropa. Gambar-1 memperlihatkan perkembangan produksi salak di Indonesia (1970-2012). Dengan mengasumsikan bahwa pada tahun 1970 produksi salak Indonesia antara 20.000-30.000 ton, dan produksi salak pondoh baru diintroduksi tahun 1980an, maka total produksi salak Indonesia sebelum tahun 1980 besar kemungkinan merupakan kontribusi Salak Sidempuan.
Asal Mula Nama 'Kota Salak'
Tabel-2. Wilayah Areal Produksi Salak di
Sekitar Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan) | |||
No
|
Kecamatan
|
Luas tanam (Ha)
|
Produksi (ton)
|
1
|
Angkola Barat
|
17.666
|
397.485
|
2
|
Angkola Selatan
|
466
|
10.485
|
3
|
AngkolaTimur
|
436
|
9.810
|
4
|
Marancar
|
363
|
8.168
|
Total
|
18.967
|
426.758
|
Sumber: Diolah berdasarkan data Kementan dan BPS |
Kota Padang Sidempuan yang juga populer dengan sebutan nama ‘Kota Salak’ tofografinya adalah sebuah lembah yang merupakan cekungan yang dikelilingi bukit / gunung yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat dan Kecamatan Marancar, di sebelah Timur berbatasan dengan Angkola Timur, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Angkola Selatan dan Kecamatan Sayur Matinggi.
Sebutan nama Kota Salak untuk Padang Sidempuan, muncul pada akhir tahun 1970-an, ketika anak-anak muda Padang Sidempuan tengah bergairah berbalas 'surat pendengar' yang diselingi lagu-lagu pilpen (pilihan pendengar) di udara melalui Radio Kencana. Para pendengar yang berbalas surat ini kerap menyebut Kota Padang Sidempuan sebagai Kota Salak. Pada masa itu, penyiar terkenal dan pavorit adalah Pak Mono (nama aslinya Syamsul Harahap). Saya sendiri kala itu, hanyalah sebagai pendengar saja (rumah Pak Mono bersebelahan dengan rumah kami).
'Outlet Salak' di Padang Sidempuan (foto internet) |
'Salak Merah Sidempuan'
Salak (SNI 3167:2009) sejenis palma dengan buah
yang biasa dimakan. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit,
sementara nama ilmiahnya merujuk pada Salacca zalacca. Buah ini disebut snake
fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Salak merupakan tanaman tropis,
terutama ditanam untuk dimanfaatkan buahnya. Salak juga telah menjadi salah
satu komoditi ekspor Indonesia. Selain dimakan segar, salak juga biasa dibuat
manisan, asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik salak. Salak yang muda
dapat digunakan untuk bahan rujak. Produksi salak terjadi sepanjang tahun dan
kesegaran salak hanya mampu sekitar seminggu (Tabel-3).
Tabel-3. Deskripsi Umum Berbagai Jenis Salak
|
|||||
No
|
Nama/jenis
salak
|
Ukuran
|
Tekstur
|
Warna
|
Aroma
|
1
|
Sidempuan
|
Besar
|
Basah
|
Merah/Putih
|
Wangi
|
2
|
Pondoh
|
Kecil
|
Kering
|
||
3
|
Manonjaya
|
Sedang
|
|||
4
|
Bali
|
Sedang
|
|||
5
|
Condet
|
Kecil
|
Salak
ditemukan tumbuh liar di berbagai tempat di Indonesia. Diduga asal-usul
salak sendiri berasal dari Asia Tenggara: Selain di Indonesia, salak juga dibudidayakan
di Thailand dan Malaysia. Berdasarkan kultivarnya di Indonesia, masyarakat petani salak mengenal antara 20 sampai 30 jenis di bawah spesies. Pada masa ini, hanya beberapa jenis yang dikenal luas, diantaranya adalah Salak Sidempuan dari Sumatera Utara.
Salak Merah Sidempuan (foto internet) |
___________
Sumber Utama:
Siregar,
Laila Nurhasanah. 2009. “Analisis Finansial Industri Pengolahan Dodol Salak dan
Prospek Pengembangannya di KabupatenTapanuli Selatan”. Skripsi, USU.
Wikipedia.
“Salak”
BPS,
Bali.
1 komentar:
mau dong salak merah...
Posting Komentar