Sejarah Gubernur
Sumatera Utara
Persaingan
dalam perebutan posisi Gubernur di Sumatera Utara dari waktu ke waktu sungguh
sangat seru dan menarik. Banyak aspek yang menjadi sumber perdebatan di
masyarakat yang menjadi pertimbangan siapa yang paling sesuai untuk diangkat/dipilih
menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara. Aspek-aspek tersebut diantaranya: nasionalis
vs sosialis, militer vs sipil, keragaman etnik dan agama, profesional vs
birokrat, incumbent vs entrant dan partai vs independen. Namun demikian yang
lebih menarik dilihat adalah bahwa kenyataannya sebanyak delapan periode (dari 16 periode) masa jabatan Gubernur
Sumatera Utara secara definitif dijabat oleh putra-putra dari Tapanuli Bagian Selatan
(lihat Tabel-1).
Tabel-1. Nama Gubernur Sumatera Utara Asal
Tapanuli Bagian Selatan (1948-2013) |
|||
No
|
Periode
|
Nama Gubernur
|
|
Mulai
|
Berakhir
|
||
1
|
18-06-1948
|
01-12-1948
|
Sutan
Muhammad Amin Nasution
|
2
|
25-01-1951
|
23-10-1953
|
Abdul
Hakim Harahap
|
3
|
23-10-1953
|
12-03-1956
|
Sutan
Muhammad Amin Nasution
|
4
|
18-03-1956
|
01-04-1960
|
Sutan
Kumala Pontas
|
5
|
01-04-1960
|
05-04-1963
|
Raja
Djundjungan Lubis
|
6
|
31-03-1967
|
12-06-1978
|
Marah
Halim Harahap
|
7
|
13-06-1983
|
13-06-1988
|
Kaharuddin
Nasution
|
8
|
13-06-1988
|
15-06-1998
|
Raja
Inal Siregar
|
Yang
sungguh sangat menarik adalah untuk mendapatkan posisi gubernur di Sumatera
Utara jelas sangat sulit tetapi tidak mudah untuk mempertahankannya. Dari 16
orang yang pernah menduduki jabatan gubernur (termasuk Plt), terdapat tiga
orang yang mampu mempertahankannya hingga dua periode, tetapi pada akhirnya hanya dua gubernur
yang mampu menyelesaikannya hingga tuntas, yakni: Marah Halim Harahap dan Raja Inal
Siregar. Oleh karenanya kedua tokoh terkenal Sumatera Utara ini menduduki peringkat satu
dan dua untuk ukuran lamanya menjabat (lihat Gambar-1). Marah Halim Harahap yang
penggagas event sepakbola ‘Mahal Cup’ menjadi gubernur selama 136 bulan (31-03-1967
s/d 12-06- 1978) dan Raja Inal Siregar yang penggagas konsep pembangunan ‘Martabe’
selama 121 bulan (13-06- 1988 s/d 15-06- 1998). Kedua Gubernur ini masing-masing bertahta lebih dari 10 tahun.
Secara
keseluruhan, gubernur yang berasal dari Tapanuli Bagian Selatan umumnya
menduduki posisi gubernur cukup lama. Kaharuddin Nasution, Sutan Kumala Pontas dan
Raja Junjungan Lubis (mantan Bupati Tapanuli Selatan) hanya menjabat satu periode penuh karena sudah memasuki usia pensiun. Sutan Muhammad Amin Nasution sebagai
gubernur Sumatera Utara yang pertama meskipun berlangsung singkat tetapi dia menjabat lagi pada periode ketiga. Abdul Hakim Harahap, mantan Wakil Residen
Tapanuli, memang tidak penuh menjabat satu periode karena ditengah masa jabatannya dia
diangkat menjadi menteri. Sisa masa jabatan Abdul Hakim Harahap ini diselesaikan oleh Sutan
Muhammad Amin Nasution yang sekaligus menjadikannya menjabat gubernur dua periode. Ini suatu bukti bahwa dedikasi dan tingkat elektabilitas/kepercayaan untuk putra-putra Tapanuli Selatan
cukup tinggi di posisi gubernur Sumatera Utara.
Gus Irawan
Pasaribu Berpotensi Mengulang Sejarah
Sudah
cukup lama, sejak masa jabatan gubernur Raja Inal Siregar berakhir Juni 1998,
gema Tapanuli Selatan di posisi Gubernur Sumatera Utara tidak pernah terdengar
lagi. Padahal peluang putra Tapanuli Selatan selama ini terbilang cukup tinggi
(8 dari 16 periode) dan elektabilitasnya juga cukup tinggi yang diukur sebagai 60
persen bulan masa jabatan gubernur selama 16 periode (793 bulan) dijabat putra-putra Tapanuli Selatan.
Kini,
putra Tapanuli Selatan kembali hadir di arena perebutan posisi Gubernur di
Sumatera Utara, yakni: Gus Irawan Pasaribu dan Chairuman Harahap. Dua putra
Tapanuli Selatan ini akan merebut posisi tertinggi dalam Pilkada Sumatera Utara
dengan mengungguli tiga calon lainnya. Masalahnya adalah bagaimana mungkin
menjagokan dua calon dari Tapanuli Selatan sekaligus untuk merebut satu posisi untuk menjadi
orang nomor satu di Sumatera Utara. Secara pragmatis menjadi dilema diantara para pemilih, khususnya yang berasal dari Tapanuli Bagian Selatan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi perspektif
‘dalihan na tolu’ masalah 'matahari kembar' ini sesungguhnya dapat dikompromikan di dalam diri
sendiri oleh para pemilih.
Tanpa
bermaksud mengabaikan Chairuman Harahap, dari berbagai survei dan analisis yang
terbaca sejauh ini dari berita dan situs-situs online di Sumatera Utara,
positioning Gus Irawan Pasaribu cukup menonjol, bahkan memiliki tingkat elektabilitas yang lebih tinggi dibanding empat pasangan lainnya. Apakah ini suatu tanda awal bahwa
Gus Irawan Pasaribu memiliki prospek bagus untuk memenangkan satu putaran atau
dua putaran? Hanya anda para pemilih
yang bisa menentukan. Sekadar mengingatkan bahwa sudah cukup lama jabatan gubernur Sumatera Utara tidak
dijabat oleh putra Tapanuli Bagian Selatan, maka sebagai harapan, inilah saatnya, suatu momentum untuk meraih
kembali tahta Gubernur Sumatera Utara yang pernah diraih putra-putra Tapanuli
Bagian Selatan di masa lalu. Horas. Akhir Matua Harahap.
Lihat video Kisah Gus Irawan:
__________________
Nama-nama
Gubernur Sumatera Utara:
- Sutan Muhammad Amin Nasution, 18 Juni 1948-1 Desember 1948
- Ferdinand Lumban Tobing, 1 Desember 1948-31 Januari 1951
- Abdul Hakim Harahap, 25 Januari 1951-23 Oktober 1953
- Sutan Muhammad Amin Nasution, 23 Oktober 1953-12 Maret 1956
- Sutan Kumala Pontas, 18 Maret 1956-1 April 1960
- Raja Djundjungan Lubis, 1 April 1960-5 April 1963
- Eny Karim, 8 April 1963-15 Juli 1963
- Ulung Sitepu, 15 Juli 1963-16 November 1965
- PR. Telaumbanua, 16 November 1965-31 Maret 1967
- Marah Halim Harahap, 31 Maret 1967-12 Juni 1978
- Edward Waldemar Pahala Tambunan, 12 Juni 1978-13 Juni 1983
- Kaharuddin Nasution, 13 Juni 1983-13 Juni 1988
- Raja Inal Siregar, 13 Juni 1988-15 Juni 1998
- Tengku Rizal Nurdin, 15 Juni 1998-5 September 2005 (Plt Rudolf Pardede, 5 September 2005-10 Maret 2005)
- Rudolf Pardede, 10 Maret-2005-16 Juni 2008
- Syamsul Arifin, 16 Juni 2008-21 Maret 2011 (Plt Gatot Pujo Nugroho, 21 Maret 2011-Februari 2013)
Sumber:
Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar